Tempat dan Waktu Ruang Lingkup Kegiatan Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan

91 anggota. Demikian juga sebaliknya, setiap penurunan nilai pada variabel peranan penyuluh akan diikuti oleh menurunnya nilai pada variabel partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani. Risna, dkk 2012 dalam pengkajiannya tentang Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyimpulkan bahwa permasalahan dalam peran penyuluhan pertanian yaitu belum melaksanakan peran sebagai supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengendalian hama terpadu pada kelompok tani. Pengkajian oleh Abdullah, A 2008 mengenai peranan penyuluhan dan kelompok tani ternak untuk meningkatkan adobsi teknologi dalam peternakan sapi potong menunjukkan bahwa penyuluhan sangat memiliki peranan penting dalam pengembangan peternakan khususnya dalam penguatan kelompok tani dan peningkatan proses adobsi t eknologi peternakan kepada peternak. Keberhasilan penyuluhan sangat ditentukan oleh model penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan peternak, yaitu ketepatan materi, metode dan media yang digunakan. I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan akan di Laksanakan di Kabupate Kota Provinsi Bengkulu dari Bulan Januari sampai dengan Bulan Desember 2016. Pelaksaan kegiatan juga di lakukan di luar Provinsi Bengkulu untuk kegiatan Pameran dan seminar hasil – hasil penelitian dan pengkajian.

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

1. Meningkatkan sinergi, komunikasi dan diseminasi program st rategis Balitbangtan dan Kementerian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi, meliputi : a. temu informasi b. Temu teknis d. Tindak lanjut MoU • MoU Universitas 92 • MoU RRI 2. Meningkatkan kapasitas institusi Badan Litbang dalam percepatan diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah, meliputi : a. Pameran b. Ekspose c. Database hasil Litkaji Balitbangtan Litkajibangrap spesifik lokasi dan Litkaji Balitbangtan 3. Memperluas dan mengembangkan inovasi teknologi yang telah diintroduksikan, meliputi b. Penyiapan dan penyebaran materi informasi tercetak leaflet, buku saku, brosur, poster, banner, backwall, Koran tabloid c. Penyiapan dan penyebaran materi informasi elektronik film dokumentasi teknologi pajale, siaran televisi d. Penyiapan dan Penyampaian materi informasi dalam pertemuan di daerah e. Display inovasi teknologi pertanian

3.3. Prosedur Pelaksanaan

1. Meningkatkan sinergi, komunikasi dan diseminasi program st rategis Balitbangtan dan Kementerian Pertanian dengan Dinas Terkait dan Perguruan Tinggi, meliputi : a. Temu teknis • Materi : Budidaya tanaman padi dan kedelai di lahan sub optimal Lokasi Peserta Metode pelaksanaan Output : : : : Kabupaten Bengkulu Tengah Dinas Pertanian, BP4K, BP3K, penyuluh dan petani Kabupaten Bengkulu Tengah Pertemuan dan lapangan Penyebaran informasi teknologi budidaya padi dan kedelai di lahan sub optimal Metode Pelaksanaan Kegiatan temu teknis padi dan kedelai a Waktu dan Tempat : Temu teknis dilaksanakan pada tanggal 2 juni 2016 di lahan petani kooperator kedelai Kabupaten Bengkulu Tengah. b Materi 93 a. Budidaya tanaman kedelai lahan sub optimal. b. Budidaya tanaman padi di lahan sub optimal c. Peran serta pemerintah daerah dalam peningkatan produksi tanaman pangan Padi dan Kedelai c Metode : Metode yang dilakukan pada pertemuan ini adalah ceramah dan diskusi yang dilanjutkan dengan kunjungan lapangan. • Materi : teknologi budidaya tanaman padi jarwo super Lokasi Peserta Metode pelaksanaan Output : : : : Kabupaten Bengkulu Selatan Dinas Pertanian, BP4K, BP3K, penyuluh dan petani Kabupaten Bengkulu Selatan Pertemuan dan lapangan Penyebaran informasi teknologi budidaya padi jarwo super. Metode Pelaksanaan Kegiatan temu teknis padi jarwo super a. Waktu dan Tempat : Temu teknis dilaksanakan pada tanggal BP3K Kedurang Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan, pada hari Rabu 24 Agustus 2016 dengan b. Materi yang disampaikan sebagai berikut : 1. I novasi Teknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super 2. Program Dinas Pertanian dalam Rangka Pengembangan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan. 3. Peran BP4K dalam Program Pengembangan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan. c. Metode yang dilakukan pada pertemuan ini adalah ceramah dan diskusi yang dilanjutkan dengan kunjungan lapangan b. Tindak lanjut MoU • MoU Universitas Nama Stake holder Materi kerjasama : : Universitas Muhammadiyah Bengkulu UMB Bimbingan tugas akhir dan pelaksanaan magang yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa • MoU RRI 94 Nama Stake holder Materi kerjasama : : Radio Republik I ndonesia RRI Mengisi siaran pedesaan dengan materi teknologi komoditas pangan, peternakan, perkebunan dan hortikultura. 2. Meningkatkan kapasitas institusi Badan Litbang dalam percepatan diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di daerah, meliputi: a. Pameran Frekuensi Topik Lokasi Waktu Materi Pameran : : : : : 2 kali Hari pangan sedunia dan HUT Provinsi Bengkulu Pati Jawa Tengah dan Provinsi Bengkulu Oktober dan November 2016 I novasi teknologi pasca panen, inovasi teknologi spesifik lokasi Provinsi Bengkulu b. Seminar Topik Tema Waktu Lokasi Peserta : : : : : Pertanian modern spesifik lokasi Menyesuaikan November 2016 Hotel Santika Nasional Balit, Puslit, BPTP lingkup Balitbangtan, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian non Kementan, Stakeholder daerah c. Gelar Teknologi Topik Waktu Lokasi Peserta Output : : : : : Pertanian modern spesifik lokasi padi sawah November 2016 Kabupaten Seluma Dinas Badan Lingkup Pertanian Provinsi Bengkulu, Dinas pertanian, BP4K, BP3K, Penyuluh dan petani Kabupaten Seluma Tersebarluasnya inovasi teknologi kepada stakeholders Keberhasilan diseminasi teknologi melalui gelar teknologi 95 d. Database hasil Litkaji Balitbang Litkajibangrap spesifik lokasi Bengkulu dan Litkaji Balitbangtan judul, inovasi invensi penulis, institusi 3.Memperluas dan mengembangkan inovasi teknologi yang telah diintroduksikan, meliputi a. Penyiapan dan penyebaran materi informasi tercetak Warta inovasi teknologi, bunga rampai, poster, backwall, banner, Koran tabloid Judul topik : menyesuaikan b. Penyiapan dan penyebaran materi informasi elektronik film dokumentasi teknologi pajalebabe, siaran televisi inovasi teknologi bioindustri, dan seminar nasional ekspose inovasi teknologi hasil Litkaji spesifik lokasi Bengkulu c. Penyiapan dan Penyampaian materi informasi inovasi teknologi sebagai narasumber di Dinas Badan lingkup pertanian di Propinsi dan Kabupaten Kota. d. Display inovasi teknologi pertanian 4 unit 1 . I novasi teknologi PTT padi raw a Lokasi : Benteng Prosedur Pelaksanaan 1. Penentuan petani kooperator dan lokasi yang sesuai. 2. Membuat persemaian • Persemaian dapat dilakukan secara basah dan kering sesuai dengan lahan yang tersedia. • Persemaian bisa buat bedengan setinggi 5-10 cm, lebar 110 cm dan panjang sesuaikan dengan ukuran petak dan kebutuhan. • Persemaian kering lahan dibersihkan dari vegetasi serta diolah tanah sempurna. • Luas lahan untuk persemaian 4 dari luas areal pertanaman atau sekitar 400 m 2 untuk tiap hektar pertanaman. • Pupuk yang digunakan untuk persemaian urea, TSP SP-36 dan KCl masing-masing 1 g m 2 . Sebelum disebar benih direndam selama 24 jam, kemudian diperam selama 24 jam. • Benih yang telah berkecambah ditabur dipersemaian dengan kerapatan 25-50 g m 2 atau 0,5-1 kg benih 20 m 2 lahan. • Kebutuhan benih untuk 1 ha 25-30 kg ha. 96 3. Persiapan lahan • Pengolahan lahan dilakukan secara minimum, lahan disemprot dengan herbisida pratumbuh sesuai dengan anjuran setempat. • Setelah gulma mati lahan tidak boleh dilakukan pembakaran, kemudian diratakan. • Dua sampai tiga minggu sebar Furadan secara merata dan kemudian dilakukan penanaman dengan system legowo 2:1 dan dilakukan penyisipan. 4. Penanaman • Penanaman dilakukan pada umur bibit 18-21 hari dengan 2-3 batang bibit perlubang, Jarak legowo 40 cm, jarak antar barisan 20 cm dan jarak dalam barisan 10 cm, bibit ditanam pada kedalaman 1-2 cm • Pada saat tanam lahan diusahakan macak-macak, untuk antisipasi banjir pintu air saluran pembuangan dibuka • Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam dengan bibit sisa penanaman Varietas I npara 2 dan umur yang sama 5. Penyiangan Gulma • Penyiangan paling sedikit dilakukan dua atau tiga kali, tergantung keadaan gulma • Penyiangan dilakukan dengan landak atau gasrok, penyiang dilakukan pada saat pemupukan susulan pertama dan kedua 6. Hama dan Penyakit Serangan hama dan penyakit pada tanaman display padi rawa terdapat serangan penyakit blas daun yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae, serangan penggerek batang padi serta ditemukan tanda-tanda serangan tikus. Serangan penyakit blas dapat menyerang dari mulai persemaian sampai dengan fase generatif. Gejala serangan dapat berupa bercak coklat kecil pada awal serangan, kemudian meluas berbentuk seperti belah ketupat dengan kedua ujung bercak meruncing, dengan tengah bercak berwarna abu-abu. Serangan penyakit ini akan mudah menyebar dengan bantuan angin pada kelembaban yang tinggi, akan memperparah kejadian penyakit. Hasil pengamatan menunjukan 97 intensitas serangan telah mencapai 15 sehingga perlu dilakukan langkah pengendalian. Pengendalian Hama dan Penyakit 7. Pemupukan Pupuk diberikan secara bertahap sesuai dengan dosis anjuran. 8. Pengendalian hama penyakit yang disesuaikan dengan kondisi serangan. 9. Panen • Panen dapat dilakukan dengan potong tengah jerami padi kemudian dirontok dengan threser atau potong bawah lalu digebot. • Saat panen yang tepat adalah pada waktu biji telah masak fisiologis, atau apabila sekitar 90-95 malai telah menguning. • Gunakan hamparan alas di bagian bawah untuk mencegah suhu penjemuran yang terlalu tinggi di bagian bawah hamparan. • Lakukan pembalikan benih secara berkala dan hati-hati Lakukan pengukuran suhu pada amparan benih yang dijemur dan kadar air benih setiap 2-3 jam sekali serta catat data suhu hamparan dan kadar air benih tersebut. • Bila pengeringan menggunakan sinar matahari, umumnya penjemuran dilakukan selama 4 – 5 jam. 2 . I novasi teknologi PTT kedelai di lahan sub obtimal Lokasi : Bengkulu Tengah Tahapan Kegiatan : 1. Penyiapan Lahan : • Olah tanah secara intensif yaitu dua kali bajak dan sekali digaru. • Taburkan bahan organik pupuk kompos pada lahan yang telah diolah sebanyak 3 ton hektar. 2. Penanaman • Tugal lahan yang telah diolah dan siap dengan kedalaman 2 – 3 cm. 98 • Buat jarak tanam 20 X 20 cm x 40 cm, 2-3 biji lubang tanam agar tidak terjadi akumulasi serangan hama penyakit serta kekurangan air. • Jumlah populasi tanaman antara 350.000-500.000 tanaman ha dengan kebutuhan benih 40-60 kg ha, tergantung pada ukuran biji. 3. Pemupukan • Taburkan bahan organik pupuk kompos pada lahan yang telah diolah sebanyak 3 ton hektar kemudian lahan di garu sampai pupuk komposnya merata pada lahan dan bedengan. • Kemudian saat tanam dilakukan pemupukan dengan dosis 50 kg urea, 40 kg Sp-36 dan 50 KCl, ketiga pupuk tersebut diaduk hingga rata kemudian dilakukan pemupukan dengan membuat larikan dekat lobong tanam, tempat untuk menaburkan pupuk tersebut dan kemudian pupuk tersebut ditutupi dengan tangan tanah, agar tidak menguap. • 14 hari setelah tanam dilakukan pemupukan kembali dengan dosis 50 kg urea, 35 kg Sp-36 dan 50 KCl, ketiga pupuk tersebut diaduk hingga rata kemudian dilakukan pemupukan dengan membuat larikan dekat lobang tanam, tempat untuk menaburkan pupuk tersebut dan kemudian pupuk tersebut ditutupi dengan tangan tanah, agar tidak menguap. • Selain pupuk diatas ada juga pupuk yang disemprotkan menggunakan untuk memacu pertumbuhan kedelai seperti pupuk daun dan buah.

3. I novasi jarw o jagung - kedelai

Lokasi : Kabupaten Seluma Prosedur Pelaksanaan a. Penanaman jagung 1. Penyemprotan herbisida pratumbuh sesuai dosis anjuran herbisida yang digunakan sebelum tanam 2. Penanaman benih jagung 1 biji per lubang dengan sistem tanam 99 legowo double row, kemudian ditutup dengan pupuk organik 1 genggam 3. Jarak tanam untuk tanaman jagung sistem legowo 100-50 cm x 20 cm lihat Gambar. Barisan tanaman searah pergerakan matahari Timur-Barat agar tanaman kedelai mendapatkan intensitas cahaya yang baik. 4. Pemberian pupuk dengan dosis pupuk disesuaikan dengan hasil analisis tanah. Urea: 303 kg ha; SP-36: 60 kg ha dan NPK 15: 15: 15: 360 kg ha Pemberian diberikan 2 tahap, pemberian pertama pada umur 10 hari setelah tanam hst dengan dosis 50 Urea dan 100 SP-36 dan NPK. Pemupukan susulan saat 35-45 hst dengan pupuk Urea dosis 50 . Pupuk dimasukkan dalam lubang yang dibuat + 10 cm di samping tanaman lalu ditutup tanah. 5. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan saat 25 hst dengan cangkul. 6. Penen tongkol jika klobot sudah kering dan pangkal biji telah bertanda bintik hitam black layer pada ujung biji yang dibelah. Sisa batang tanaman biomas dijadikan kompos atau dapat digunakan sebagai mulsa diantara baris tanaman untuk pertanaman berikutnya. b. Penanaman kedelai 1. Pembuatan bedengan pada lahan untuk pertanaman kedelai 2. Benih kedelai dicampur dengan inokulan Rhizobium sp nodulin, rhizogin dll 5 kg benih per 10 g, benih dibasahi kemudian ditiriskan, inokulan ditaburkan dan diaduk merata hingga merekat dan diperkirakan semua benih mendapatkan inokulan, kemudian segera ditanam. Hindari terkena cahaya matahari langsung pada benih yang telah dicampur dengan nodulin 3. Benih ditanam di antara barisan legowo pada tanaman jagung dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm, 2 biji lubang tanam dan terdapat 2 barisan tanaman kedelai antara setiap barisan legowo jagung lihat Gambar. Penanaman kedelai dapat bersamaan 100 dengan penanaman jagung, paling lambat 1 minggu setelah tanam jagung. 4. Pemupukan dengan takaran 50 kg urea + 50 kg pupuk majemuk ha umur 7- 10 hst 5. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pada tanaman jagung 6. Kedelai dipanen sebelum polong pecah, yaitu saat polong berwarna coklat. Sebaiknya kedelai dipanen lebih awal dari jagung.

4. Display PTT padi jarw o super

Lokasi : Kabupaten Bengkulu Selatan Prosedur Pelaksanaan Keberhasilan penerapan Teknologi Jajar Legowo Super ditentukan oleh komponen teknologi dan teknik budidaya yang digunakan,selain menggunakan sistem tanam jajar legowo 2: 1 sebagai basis penerapan di lapangan. Adapun komponen teknologi yang diterapkan pada lokasi display Jarwo Super adalah VUB inpari 10, inpari 30, inpari 32 dan inpari 33 penggunaan biodecomposer, pupuk hatati, pemupukan berimbang, sistem tanam legowo 2: 1 dan pestisida organik. Varietas unggul merupakan salah satu komponen utama teknologi yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani. Pemerintah telah melepas ratusan varietas unggul padi, sehingga petani dapat lebih leluasa memilih varietas yang sesuai dengan teknik budidaya dan kondisi lingkungan setempat.Ketersediaan berbagai alternatif pilihan varietas unggul pada suatu wilayah akan berdampak terhadap stabilitas produksi sebagai representasi dari keunggulan adaptasi dan ketahanan atau toleransi terhadap cek aman biotic dan abiotik di wilayah tersebut. Varietas unggul yang diintroduksi dalam kegiatan display jarwo super sebanyak 4 varietas yang merupakan VUB memiliki potensi hasil tinggi, yaitu; I npari 10, I npari 30, I npari 32, danI npai 33 yang bersumber dari Balai Besar Penelitian Padi BB Padi Sukamandi Jawa Barat dengan kelas benih Foundation Seed FS danStock Seed SS. 101 Penerapan teknik budidaya padi jarwo super di lokasi display juga dilakukan rekayasa jarak tanam untuk menguji kemampuan fisiologis masing-masing varietas dalam beradaptasi serta kesesuaian pada agroekositem lahan berdasarkan spesifik lokasi. Berdasarkan Tabel 2, system tanam dan jarak tanam yang diterapkan yaitu legowo 2: 1 dengan jarak tanam[ 20 x 10 x 40 cm] dan legowo 2: 1 dengan jarak tanam[ 25 x 12,5 x 50 cm] . Selanjutnya, dosis pupuk yang digunakan merupakan dosis pupuk yang dihasilkan berdasarkan hasil analisis tanah sawah dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah PUTS.Berdasarkan hasil uji tanah tersebut diperoleh dosis pupuk spesifik lokasi yang diberikan pada lahan display jarwo super. Pupuk yang digunakanya itu pupuk majemuk NPK Phonska dengan dosis 350 kg ha dan tambahan pupuk tunggal Urea dengan dosis 150 kg ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pemupukan pertama umur 7 – 14 hari setelah tanam HST, pemupukan kedua umur 21 – 28 HST dan pemupukan ketiga umur 35 – 45 HST. I V. HASI L DAN PEMBAHASAN 4.1. Meningkatkan sinergi, komunikasi dan diseminasi program strategis Balitbangtan dan kementerian pertanian dengan dinas terkait dan perguruan tinggi. 4.1.1. Temu teknis tanaman padi dan kedelai di lahan sub optimal. Penerapan teknologi pada usaha pertanian ber-evolusi sejalan dengan perkembangan budaya dan kehidupan manusia, karena pada dasarnya usaha menyediakan pangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Dengan demikian, pertanian modern tingkat penerapannya sejalan 102 dengan tingkat perkembangan teknologi masyarakat pelakunya. Bangsa I ndonesia yang jumlah penduduknya 250 juta jiwa mempunyai pendidikan yang sangat beragam, dimana pada masyarakat pelaku pertanian rata-rata pendidikan mereka rendah,sehingga tingkat penguasaan teknologinya juga rendah. Bagusnya, teknologi bidang pertanian dapat diadopsi berdasarkan pengalaman empiris, tanpa harus mengetahui proses ilmiahnya. Namun akibat dari hal tersebut, adopsi komponen teknologi pertanian modern sering mendatangkan dampak negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan produksi, tanpa disadari oleh para pelakunya. Pertanian merupakan industri biologis yang memanfaatkan proses biokimia, menggunakan media tanaman. Pertanian modern mengubah proses alamiah tanaman yang semula semata-mata hanya menggunakan unsur-unsur hara asli dari dalam tanah, diganti dengan proses pemacuan pertumbuhan dan hasil penennya melalui pemupukan, pestisida, dan varietas-varietas sintetik yang rakus hara untuk berproduksi tinggi. Penerapan teknologi pertanian modern sejak tahun 1970 atau yang dikenal sebagai teknologi revolusi hijau, disamping telah meningkatkan produksi 300 dibandingkan produksi tahun 1960-an, juga meninggalkan dampak negatif pada mutu lingkungan dan keanekaragaman hayati I RRI , 2004 I ndonesia pada saat ini dan terlebih lagi pada masa mendatang, menghadapi masalah dan dilema dalam mencukupi produksi pangan, terkait dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan menurunnya kualitas lingkungan. Penambahan jumlah penduduk memaksa pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan pada lahan pertanian yang relatif sempit dan bahkan terus berkurang, yang berarti diperlukan penggunaan input agrokimia dalam jumlah tinggi, yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan penurunan keberlanjutan sistem produksi pertanian. Pada sisi lain, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan makanan yang aman konsumsi, pada kondisi petani belum siap untuk memproduksinya, akan berakibat I ndonesia menjadi pasar terbuka bagi produk bersertifikat jaminan mutu dan aman konsumsi dari negara-negara lain. Masalah yang kita hadapi adalah, bisakah kebutuhan bahan pangan yang terus meningkat yang membutuhkan dukungan input agrokimia dosis tinggi, diharmonisasikan dengan produk aman konsumsi dan konservasi lingkungan untuk mencapai keberlanjutan produksi. Jawabannya 103 tentu harus bisa, asalkan terdapat partisipasi antara produsen petani, pedagang, dan konsumen secara aktif dan masing-masing pihak ikut bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut. Kedelai dan padi merupakan salah satu komoditas pangan utama yang dikembangkan di I ndonesia, dan potensial untuk dikembangkan di wilayah Bengkulu. I ndonesia merupakan negara produsen kedelai terbesar ke enam di dunia, setelah Amerika Serikat,Brzail, Argentina, China dan I ndia. Walaupun demikian, produksi kedelai domestik belum mampu mencukupi kebutuhan kedelai nasional yang terus meningkat Zakaria, 2010. Padahal pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah mencanangkan program swasembada kedelai nasional. Zakaria 2010 menyatakan swasembada kedelai belum tercapai disebabkan karena a rendahnya minat petani, b belum berkembangnya penerapan teknologi anjuran di tingkat usahatani, c meningkatnya impor kedelai karena kemudahan tataniaga, d terjadinya persaiangan penggunaan sumberdaya lahan dengan komoditas lainnya seperti jagung.Selain permasalahan tersebut, pencapaian swasembada juga terkendala oleh rendahnya produktivitas kedelai yang dihasilkan. Menurut Suyamto dan Swastika 2011 peningkatan produktivitas kedelai nasional berjalan lambat, dari sekitar 1,1 t ha pada tahun 1990 menjadi hanya sekitar 1,3 t ha pada tahun 2008. Menurutnya, peran inovasi teknologi terhadap peningkatan produktivitas kedelai di lapangan masih sangat kecil. Selain itu, produksi kedelai sangat ditentukan oleh luas areal panen sehingga luas areal panen harus ditingkatkan. Beranjak dari permasalahan tersebut, maka beberapa solusi untuk pengembangan kedelai adalah melalui optimalisasi pemanfaatan lahan serta penerapan inovasi teknologi anjuran di tingkat petani. Ketersediaan lahan sub optimal sangat mendukung dalam rangka perluasan areal tanam kedelai, namun perlu dibarengi dengan penerapan inovasi teknologi agar dapat meningkatkan produktivitas kedelai tersebut. Bengkulu memiliki potensi lahan sub optimal yang besar untuk pengembangan tanaman pangan padi dan kedelai. Lakitan dan Gofar 2013 menyatakan lahan suboptimal pada dasarnya merupakan lahan-lahan yang secara alami mempunyai satu atau lebih kendala sehingga butuh upaya ekstra agar dapat dij adikan lahan budidaya yang produktif untuk tanaman,ternak, atau ikan. Namun menurutnya untuk mengelola lahan- lahan suboptimal tentu akan lebih rumit, kendala teknis agronomis yang dihadapi 104 membutuhkan teknologi yang berkesesuaian.Suyamto dan Widiarta 2011 menyatakan, peran teknologi sangat vital dalam pengembangan kedelai dan padi nasional. Menurutnya, teknologi varietas unggul telah berkontribusi sangat nyata dalam pengmbangan kedelai maupun padi nasional. Untuk kedelai saja sekitar 80 dari total area panen kedelai yang mencapai 0,7 juta hektar didominasi oleh penggunaan varietas unggul. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian. Diseminasi adalah cara dan proses penyebarluasan inovasi teknologi hasil-hasil litkaji kepada masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan. Kegiatan diseminasi hasil litkaji dapat dimaknai juga sebagai upaya scalling up hasil litkaji. Berkaitan dengan hal dimaksud, BPTP melaksanakan temu teknis budidaya tanaman padi dan kedelai di lahan suboptimal. Dalam pertemuan tersebut akan dilibatkan, dinas instansi lingkup pertanian, lembaga penyuluhan pertanian, kontak tani serta instansi terkait lainnya. Tujuan temu teknis budidaya tanaman padi dan kedelai di lahan sub optimal adalah : a Meningkatkan pengetahuan petani dan penyuluh tentang budidaya usahatani padi dan kedelai di lahan sub optimal b Menyebarluaskan inovasi teknologi budidaya padi dan kedelai di lahan suboptimal Keluaran yang diharapkan dari temu teknis budidaya tanaman padi dan kedelai di lahan sub optimal adalah : a Meningkatnya pengetahuan petani dan penyuluh tentang budidaya usahatani padi dan kedelai di lahan sub optimal b Menyebarluaskan inovasi teknologi budidaya padi dan kedelai di lahan sub optimal. 105 Peserta pertemuan adalah petani di kecamatan Pondok Kelapa, penyuluh se Kecamatan Pondok Kelapa, penyuluh dan peneliti BPTP yang berjumlah 40 peserta, dengan daftar peserta pertemuan sebagai berikut : Table 1. Daftar peserta temu teknis budidaya padi dan kedelai di lahan sub optimal 2 Juni 2016 No. I nstansi Jumlah orang 1. Petani, aparat Desa se Kecamatan Pondok Kelapa 20 2. Penyuluh kecamatan Pondok Kelapa 10 3. Peneliti, penyuluh BPTP 8 4. BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah 2 Jumlah 40 Kegiatan dilaksanakan di rumah ketua kelompok P4S Sungai Suci Kecamatan Pondok Kelapa dimulai pk. 9.00 – 14.30 WI B. Sebelum acara dimulai dilakukan pre tes untuk peserta dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman peserta tentang teknis budidaya padi dan kedele di lahan sub optimal. Acara diawali dengan pembukaan dengan susunan acara : - Pembingkaian acara kegiatan oleh Kepala BPTP Bengkulu Dr. Dedi Sugandi - Sambutan dan pembukaan oleh Camat Kecamatan Pondok Kelapa - Rehat Penyampaian materi disampaikan secara paralel dipandu oleh Dr. Rudi Hartono,MP. Dalam penyampaian materi ini narasumbe5r telah dibagi menjadi tiga sesi dan dilanjutkan dengan sesi diskusi setelah selesai penyampaian semua materi. Jadwal dan sesi penyampaian materi dapat dilihat pada table 2. Table 2. Jadwal acara temu teknis budidaya padi dan kedelai di lahan sub optimal 2 Juni 2016 Waktu Materi Prasaran I nstansi 9.30 – 12.00 I novasi budidaya kedelai di lahan sub optimal melalui pendekatan PTT Dr. Umi Pudji Astuti BPTP Bengkulu I novasi budidaya Padi di lahan rawa I r. Ahmad Damiri, MSi 106 melalui pendekatan PTT BPTP Bengkulu Peranan lembaga penyuluhan dalam pelaksanaan program peningkatan produksi Padi dan Keelai di Kabupaten Bengkulu Utara Sailan, SP.MSi BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah Diskusi Dr. Rudi Hartono Hasil diskusi: 1. Pelaksanaan display PTT Kedelai yang sedang berjalan diharapkan dapat produksi dengan baik sehingga petani akan mengembangkan tanaman ini secara tumpang sari dengan tanaman ubi dan tanaman kelapa sawit yang masih muda 2. Pemasaran kedele tidak menjadi masalah karena petani sudah bermitra dengan pengrajin tahu dan tempe 3. Untuk tanam padi system legowo dengan sisip masih sulit diterapkan karena buruh tanam enggandengan alasan lebih rumit. Diusulkan ada pertemuan petani dan buruh tanam untuk penjelasan cara tanam yang benar, direncanakan dilaksanakan 1 minggu sebelum tanam padi 4. Rekomendasi pupuk untuk tanaman padi belum dipahami petani baik dosis dan waktu pemupukan. Dianjurkan untuk memakai anjuran yang terdapat pada Kalender tanam terpadu, dengan waktu pemberian pupuk 3 kali, yaitu pemupukan I = 7-14 HST, I I = 21 – 25 HST dan I I I = 35 – 40 HST. 5. Varietas padi spesifik padi rawa belum banyak digunakan petani karena petani tidak pernah mencari benih tetapi saling tukar menukar sesama petani yang hasilnya bagus ataupun mendapat bantuan dari dinas pertanian. Diharapkan adanya display yang akan dilaksanakan bulan juni 2016 di Desa Panca Mukti benih padi spesifik lahan rawa I npara akan berkembang di daerah khususnya llahan sawah rawa 6. Dalam pelaksanaan program PAJALE, BP4K sangat berperan dalam penyampaian laporan Luas Tambah Tanam yang harus dilaporkan setiap hari ke BPTP, Distan Provinsi dan Pusat. Oleh karena itu peran koordinator penyuluh dapat ditingkatkan mengingat target tanam untuk kecamatan Pondok Kelapa untuk bulan Mei 2016 belum memenuhi target. 107 Permasalahan belum tercapainya target tanam adalah sebagian lahan sawah masih tergenang air karena air laut yang pasang. Pada lokasi yang tidak terkena banjir petani masih menunda tanam karena menghindari masa bunting tanaman padi pada bulan agustus yang kebiasaannya banyak serangan tikus. Pada kesempatan ini disepakati untuk mempercepat penanaman pada lokasi yang telah panen dan penyuluh dapat menyakinkan petani untuk menghindari serangan tikus dengan melakukan sanitasi lingkungan pada saat akana turun sawah Setelah diskusi dilakukan kunjungan lapangan di lahan display kedelai dengan harapan untuk meyakinkan petani di wilayah kecamatan bahwa tanaman kedele dapat dibudidayakan di lahan sub optimal dengan inovasi yang diterapkan. Pada saat itu juga dijelaskan beberapa hama yang ada dan cara penanggulangannya oleh petugas pengamat hama kecamatan. Pertumbuhan tanaman cukup baik, diperkirakan 3 – 4 minggu ke depan sudah dapat dilakukan pemanenan. Kegiatan diakhiri dengan pengisian daftar pertanyaan setelah kegiatan berlangsung post tes dengan kuesioner yang berisi tentang teknologi padi dan kedelai di lahan sub optimal. Kuesioner ini diberikan untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta akan mat eri yang telah di sampaikan. Setelah itu dilakukan penyelesaian administrasi. Hasil pengujian terhadap tingkat pengetahuan peserta temu teknis pada Tabel berikut: Tabel 3. Rata Rata Peningkatan Pengetahuan Peserta Temu Teknis Di Kecamatan Pondok Kelapa Tahun 2016 Rata-rata umur responden Rata-rata pendidikan Rata –rata Nilai pengetahuan sebelum T. T Rata-rata Nilai pengetahuan setelah T T Peningkatan pengetahuan 20 th 4 SLTP 46 50,28 54,96 9,33 21 – 49 th 57 SLTA 25 108  50 th 39 Sarjana 29 Sumber : tabulasi hasil pre tes dan pos tes Metode Temu teknis dengan presentasi, diskusi dan kunjungan lapangan mampu meningkatkan pengetahuan peserta 9,33 , artinya metode ini tidak mampu memberikan peningkatan pengetahuan yang signifikan. Oleh karena itu masih ada metode lain yang lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan peserta misalnya melalui pelatihan ataupun pemutaran film. Hal ini sejalan dengan hasil kajian Astuti, dan kawan kawan di Kabupaten Lebong tahun 2014 tentang berbagai metode penyuluhan yang efektif adalah dari 6 jenis media dan metoda yang telah dianalisis yaitu pemutaran film, membaca komik, membaca folder, serta mengikuti presentasi dan diskusi, ternyata menonton film cukup efektif meningkatkan pengetahuan responden tentang inovasi PTKJS, sedangkan membaca komik dan mengikuti presentasi kurang efektif.

4.1.2. Temu Teknis Budidaya Tanaman Padi Jarw o Super

Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani adalah melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian merupakan suatu pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani dan keluarganya untuk meningkatkan pengetahuannya di sektor pertanian. Keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh materi pendukung, seperti media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan kebutuhan. Media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan sasaran yang ingin dituju, mutlak diperlukan karena tingkat kemampuan maupun tingkat pendidikan petani berbeda. Pernyataan ini didukung oleh Mardikanto 1993, bahwa keberhasilan pembangunan pertanian tergantung ataupun dipengaruhi oleh ketersediaan materi penyuluhan pertanian yang merupakan materi pendukung. Penyebarluasan informasi dalam penyuluhan pertanian mencakup penyebaran informasi yang berlangsung antar penentu kebijakan, antar peneliti, antar penyuluh, antar petani maupun antar pihak-pihak yang berkedudukan setingkat dalam proses pembangunan pertanian sehingga peningkatan produksi, pertambahan pendapatan keuntungan. 109 Pada kegiatan display demplot sistem tanam Jajar Legowo Super, inovasi teknologi yang diterapkan perlu di desiminasikan. Oleh karena itu pelaksanaan diseminasi dilakukan melalui Temu Teknis dan Sosialisasi. Dengan demikian penguasaan inovasi teknologi lebih lengkap, sehingga dimasa mendatang akan di peroleh produktivitas yang tinggi sebagai sumber peningkatan pendapatan petani. Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super dilaksanakan dengan tujuan untuk mendiseminasikan inovasi teknologi jajar legowo super padi sawah kepada petani dan Stakeholders. Keluaran yang diharapkan dari temu teknis ini adalah t ersebarnya informasi inovasi teknologi jajar legowo super padi sawah kepada petani dan Stakeholders dengan harapan dapat diadopsi guna mendukung percepatan swasembada pangan di Propinsi Bengkulu umumnya, di Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu khususnya. Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super dilaksanakan di Aula Pertemuan BP3K Kedurang Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan, pada hari Rabu 24 Agustus 2016 dengan materi yang disampaikan sebagai berikut : a. I novasi Teknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super b. Program Dinas Pertanian dalam Rangka Pengembangan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan. c. Peran BP4K dalam Program Pengembangan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan. Sebelum dimulai Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super semua peserta mengisi daftar hadir dan biodata, selanjutnya Temu Teknis dengan arahan dan sambutan selamat datang dari Camat Kecamatan Kedurang, BPTP Bengkulu, Kepala Bidang Pertanian dan dibuka secara resmi oleh Kepala BP4K yang diawali dengan pengarahan. Acara selanjutnya penyampaian materi dan diskusi. Peserta yang hadir pada Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super yaitu sebanyak 60 orang yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan, BP4K Kabupaten Bengkulu Selatan, Seluruh PPL di Wilayah kerja BP3K Kedurang, Petugas dari BP3K Kedurang I lir, Camat Kecamatan Kedurang, Babinsa, Kepla Desa Tanjung Besar, KTNA Kecamatan Kedurang dan semua petani kooperator 110 display padi jajar legowo super di Desa Tanjung Besar Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu. Komposisi peserta Temu Teknis Budidaya padi Jajar Legowo Super tertera pada Tabel . sebagai berikut : Tabel 4. Komposisi peserta Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super di Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan pada tanggal 24 Agustus 2016 No Asal Peserta Jumlah orang 1 Dinas Pertanian 1 2 BP4K 2 3 Camat 1 4 BP3K Kedurang 17 5 BP3K Kedurang I lir 2 6 Babinsa 2 7 Kepala Desa 1 8 KTNA Kecamatan Kedurang 1 9 Petani 26 10 BPTP Bengkulu 7 Jumlah 60 Sebelum acara Temu Teknis dimulai dilakukan pengisian kuisioner untuk semua peserta. Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta Temu Teknis terhadap inovasi teknologi jajar legowo super sebelum mengikuti acara Temu Teknis. Acara Temu Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super dimulai pukul 08.00-16.00 WI B dengan dipandu oleh Tim pelaksana Kegiatan BPTP Bengkulu. Mengawali acara Temu Teknis sambutan selamat datang dari Camat Kecamatan Kedurang, penjelasan pelaksanaan display demplot demplot Budidaya Padi Jajar Legowo Super BPTP Bengkulu, kepala bidang pertanian Dinas Pertanian Bengkulu Selatan dan dibuka secara resmi oleh Kepala BP4K setelah memberikan pengarahan. Acara selanjutnya penyampaian materi, diskusi dan Kunjungan Lapangan ke lahan display padi jajar legowo super di Desa Tanjung Besar. Penyampaian Materi 111

a. Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan

Materi dari Dinas Pertanian disampaikan oleh Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu Haroni, SP. Adapun tema materi yang disampaikan ” Program Dinas Pertanian dalam Rangka Pengembangan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Bengkulu Selatan”. Ringkasan materi yang disampaikan sebagai berikut : a. Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2016 adalah peningkatan produktivitas padi melalui penerapan teknologi tanam jajar legowo. Sejalan dengan hal tersebut, maka pada tahun 2016 upaya peningkatan produksi padi akan diarahkan pada kegiatan intensifikasi peningkatan produktivitas dan kegiatan ekstensifikasi perluasan areal tanam. Seluruh kegiatan intensifikasi diwajibkan menerapkan teknologi tanam jajar legowo, sementara untuk kegiatan ekstensifikasi diharapkan dapat menerapkan teknologi tanam jajar legowo atau disesuaikan dengan kondisi setempat. b. Adapun program kegiatan pengembangan tanaman padi di Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2016 yaitu : 1 Gerakan Tanaman Padi dengan Penerapan Jajar Legowo seluas 3.000 ha, 2 Pengembangan Desa Pertanian Organik seluas 20 ha, 3 Pengembangan Padi dengan Teknologi Hazton seluas 25 ha. c. Untuk mendukung penerapan teknologi tanam jajar legowo maka akan difasilitasi bantuan benih dan alat tanam antara lain caplak kepada petani kelompok tani gapoktan LMDH pelaksana kegiatan serta fasilitasi biaya pembuatan papan nama, dukungan pembinaan, bimbingan, pemantauan, evaluasi pengelolaan produksi padi, kegiatan ubinan bersama serta gerakan tanam dan panen. d. Penyuluh Pertanian PPL, POPT, PBT, Aparat TNI -AD tetap harus melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal tanam di luar program. Pada prinsipnya semua dana yang ada dan dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten Kota dan Bakorluh Bapeluh ditujukan untuk meningkatkan produksi padi baik di areal program maupun di luar areal non program. 112 e. Pos simpul koordinasi POSKO pelaksanaan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi dapat memanfaatkan Pokja yang ada di masing-masing daerah antara lain seperti Pokja UPSUS. Sedangkan mekanisme dan hubungan kerja antar lembaga dalam rangka UPSUS peningkatan produksi padi dalam pencapaian swasembada berkelanjutan padi mengacu pada Permentan 131 Permentan OT.140 12 2014 tentang Mekanisme dan Hubungan Kerja antar Lembaga yang Membidangi Pertanian dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Nasional. f. Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan peningkatan produktivitas padi adalah benih dan alat tanam antara lain caplak. g. Fasilitasi pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi dengan teknologi Hazton selain bantuan benih dan alat tanam antara lain caplak, juga diberikan bantuan berupa pupuk organik, pupuk organik cair POC lengkap, decomposer dan agensia hayati. Penggunaan bantuan sarana produksi tersebut, jenis dan jumlah dosis, di tingkat lapangan disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah spesifik lokasi dan secara Teknis disesuaikan dengan anjuran teknologi di lokasi masing-masing. h. Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan Desa pertanian organik padi selain benih dan alat tanam antara lain caplak, juga diberi bantuan berupa pupuk organik, pestisida nabati, MOL, dan fasilitasi pendukung pertanian organik. Penggunaan bantuan sarana produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida nabati jenis dan jumlah dosis, dll disesuaikan dengan kondisi di masing- masing daerahspesifik lokasi. i. Teknologi budidaya yang akan diterapkan pada lokasi peningkatan produktivitas maupun lokasi perluasan areal tanam hendaknya dikomunikasikan dan atau dikonsultasikan dengan BPTP setempat dan sesuai dengan kondisi di lapangan spesifik lokasi guna menjamin keberhasilan pelaksanaan kegiatan sehingga diharapkan 113 dapat menjadi mengungkit peningkatan produktivitas dan produksi padi. j. Guna mendukung pencapain tujuan tersebut di atas, maka pembinaan, pendampingan dan pengawalan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya perlu lebih ditingkatkan dengan melibatkan petugas dinas dan aparat. Untuk itu, Dinas Pertanian Kabupaten Kota dan atau Dinas Pertanian Provinsi perlu melakukan koordinasi yang lebih intensif, sosialisasi serta sinergi kegiatan dengan instansi terkait baik di lingkup Kementerian Pertanian, TNI - AD Pangdam, Dandim, Kodim, Korem, Babinsa dan stakeholders lainnya. k. Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas Dinas Provinsi dan Kabupaten Kota termasuk Penyuluh PPL, POPT, PBT, KCD, Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di masing- masing lokasi; dan Aparat TNI -AD beserta jajarannya BABI NSA, Camat dan Kades atau lainnya serta petugas Pusat. Pengawalan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi dilakukan pula oleh para Peneliti BPTP di masing- masing lokasi yang penugasannya melalui Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

b. BP4K Kabupaten Bengkulu Selatan