Kategori proses pengambilan keputusan membeli Kategori citra department store

Tabel 12. Nilai empirik dan hipotetik citra department store N Min Maks Rata-Rata SD Nilai empirik 165 119 175 152.09 8.886 Nilai hipotetik 165 51 204 127.5 25.5 Berdasarkan tabel 12 maka diperoleh nilai rata-rata empirik proses citra department store sebesar 152.09 dengan standar deviasi sebesar 8.886 dan nilai rata-rata hipotetik sebesar 127.5 dengan standar deviasi sebesar 25.5. Jika dilihat perbandingan antara rata-rata empirik dengan rata-rata hipotetik, maka diperoleh rata-rata empirik lebih besar daripada rata-rata hipotetik dengan selisih 24.59. Hasil ini menunjukkan bahwa citra department store yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata citra department store yang dimiliki populasi umumnya.

c. Kategori proses pengambilan keputusan membeli

Norma kategorisasi proses pengambilan keputusan membeli di department store yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 13. Norma kategorisasi proses pengambilan keputusan membeli di department store Rentang nilai Kategori X -1.0 SD Limited -1.0SD  X  +1.0 SD Midrange Universitas Sumatera Utara X  +1.0 SD Extended Besar nilai rata-rata hipotetik proses pengambilan keputusan membeli di department store adalah 80 dengan standar deviasi 16 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 14. Kategorisasi data proses pengambilan keputusan membeli di department store Rentang nilai Kategori Jumlah N Persentase X 64 Limited - 0 64  X 96 Midrange 98 56.65 X  96 Extended 75 43.35 Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki proses pengambilan keputusan membeli extended sebesar 43.35 sedangkan 56.65 subjek penelitian memiliki proses pengambilan keputusan membeli midrange dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki proses pengambilan keputusan membeli limited. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki proses pengambilan keputusan membeli midrange.

d. Kategori citra department store

Norma kategorisasi citra department store yang digunakan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Norma citra department store Rentang nilai Kategori X -1.0 SD Negatif -1.0SD  X  +1.0 SD Netral X  +1.0 SD Positif Besar nilai rata-rata hipotetik citra department store adalah 127.5 dengan standar deviasi 25.5 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 16. Kategorisasi data citra department store Rentang nilai Kategori Jumlah N Persentase X 102 Negatif - 102  X 153 Netral 92 53.18 X  153 Positif 81 46.82 Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki citra positif terhadap department store sebesar 46.82 sedangkan 53.18 subjek penelitian memiliki citra yang netral terhadap suatu department store dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki citra yang negatif terhadap suatu department store. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki citra yang netral terhadap suatu department store. Universitas Sumatera Utara

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara proses pengambilan keputusan membeli di department store dengan citra department store. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Assael 1998 rangsangan dalam toko merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi keputusan membeli yang dilakukan oleh konsumen khususnya untuk pembelian yang tidak direncanakan serta didukung oleh Dodds, Monroe dan Grewal dalam Schiffman dan Kanuk, 2004 yang menyatakan bahwa citra toko yang baik di mata konsumen menciptakan nama toko yang baik pula. Citra toko merupakan persepsi terhadap toko. Jika persepsi konsumen positif terhadap toko maka akan menciptakan penerimaan kualitas yang berlanjut kepada penerimaan nilai dan produk akhirnya adalah keinginan untuk membeli. Proses pengambilan keputusan membeli pada subjek penelitian tergolong ke dalam proses pengambilan keputusan midrange. Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 98 orang 56.65 dari subjek penelitian memiliki proses pengambilan keputusan yang tergolong midrange dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki proses pengambilan keputusan yang tergolong limited. Hal ini berarti bahwa sebahagian dari subjek penelitian yang memiliki proses pengambilan keputusan midrange melakukan tahapan pencarian informasi dan evaluasi alternatif tetapi intensitasnya terbatas. Karena konsumen sudah mendapat informasi sebelumnya, maka konsumen akan langsung mengambil keputusan membeli tanpa harus mempertimbangkan lagi. Tahapan pengambilan keputusan tidak dilalui semuanya. Setelah melakukan proses pembelian, konsumen merasa Universitas Sumatera Utara