Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Metode Pengukuran

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan cross sectional study yang mempelajari faktor resiko yaitu pengetahuan, kepercayaan, ketersediaan sarana, pengawasan dan peraturan rumah sakit dan faktor efek yaitu perilaku dokter gigi dalam pelaksanaan standard precaution diukur pada waktu yang bersamaan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Pusat H Adam Malik, Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi dan Rumah Sakit Swasta Permata Bunda Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Januari 2013, dengan perincian survei pendahuluan dilakukan pada bulan November 2012 dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2012.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh dokter gigi yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi yaitu sebanyak 18 orang, Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik sebanyak 12 orang dan Rumah Sakit Permata Bunda sebanyak 6 orang. Menurut Arikunto 2002, apabila jumlah populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Pada penelitian Universitas Sumatera Utara ini seluruh populasi dijadikan sampel, sehingga jumlah sampel seluruhnya adalah 36 orang.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

1. Variabel independen yaitu: a. Pengetahuan b. Kepercayaan c. Ketersediaan sarana d. Pengawasan e. Peraturan rumah sakit 2. Variabel dependen yaitu perilaku dokter gigi.

3.4.2 Defenisi Operasional

a. Pengetahuan adalah pengetahuan responden terhadap standard precaution di rumah sakit, meliputi: 1. Pengertian standard precautions : langkah-langkah yang perlu diikuti ketika melakukan tindakan yang melibatkan kontak dengan darah, semua cairan tubuh, sekresi, ekskresi kecuali keringat, kulit dengan luka terbuka dan mukosa. 2. Riwayat kesehatan pasien secara lengkap : anamnese pasien tentang riwayat kesehatan pasien, alergi, penyakit sistemik, penyakit menular baik melalui darah, saliva atau sputum. Universitas Sumatera Utara 3. Prosedur mencuci tangan: langkah-langkah yang harus dilakukan dokter gigi pada saat mencuci tangan sesuai dengan standard precaution. Dilakukan sebelum dan sesudah merawat pasien. Tangan dibasahkan dengan air di bawah kran atau air mengalir, tuangkan sabun cair yang mengandung antiseptik ke tangan dan digosok sampai berbusa, kedua telapak tangan, punggung tangan, jari dan kuku digosok sampai ke ujung jari selama 10-15 detik. Tangan dibilas bersih dengan air mengalir dan dikeringkan dengan tisu. 4. Cara memakai sarung tangan : cara dokter gigi memakai sarung tangan sesuai dengan standard precaution yang mana setiap selesai perawatan sarung tangan harus diganti, tangan harus dicuci lagi sebelum menggunakan sarung tangan baru. 5. Waktu pemakaian sarung tangan lateks : waktu pemakaian sarung tangan lateks oleh dokter gigi sesuai dengan standard precaution dan digunakan dokter gigi pada saat memeriksa mulut pasien merawat pasien. 6. Waktu pemakaian sarung tangan steril : waktu pemakaian sarung tangan steril oleh dokter gigi sesuai dengan standard precaution yaitu digunakan pada saat melakukan tindakan bedah untuk mengantisipasi perdarahan. 7. Jenis masker yang baik : jenis bahan masker dan lama pemakaian yang baik menurut standard precaution yang mana masker polipropilen lebih baik dari pada masker kertas, lama pemakaian efektif 30-60 menit, dan satu masker untuk satu pasien. Universitas Sumatera Utara 8. Guna kaca mata pelindung : manfaat atau guna kaca mata pelindung bagi dokter gigi sesuai standard precaution yang mana kaca mata pelindung digunakan untuk perlindungan mata dari saliva, mikroorganisme, aerosol dan debris, misal pada saat pembersihan karang gigi. 9. Guna pemakaian rubber dam : manfaat atau guna pemakaian rubber dam bagi dokter gigi sesuai standard precaution yang mana harus digunakan pada operasi dan penambalan agar tidak terjadi pengumpulan saliva, untuk mengurangi kontak instrumen dengan mukosa, mengurangi terjadinya luka dan perdarahan. 10. Jenis imunisasi : imunisasi yang penting untuk dokter gigi sesuai standard precaution adalah hepatitis B, selain itu mumps, measles, rubella, DPT, influenza, poliomyelitis, TBC dan BCG. 11. Jenis penggunaan alat sekali pakai disposible : alat-alat sekali pakai yang digunakan dokter gigi sesuai standard precaution seperti jarum suntik, benang, jarum jahit, skalpel, sarung tangan, masker, kain alas dada pasien dan ujung saliva ejektor. 12. Cara pembuangan sampah medis yang terkontaminasi: cara membuang sampah medis oleh dokter gigi sesuai dengan standard precaution yang mana sampah di masukkan dalam kantung plastik yang kuat dan tertutup rapat. 13. Cara pembuangan sampah benda tajam: cara membuang sampah benda tajam oleh dokter gigi sesuai standard precaution yang mana sampah seperti jarum atau pisau skalpel dimasukkan dalam wadah terpisah dan tahan terhadap tusukan. Universitas Sumatera Utara b. Kepercayaan: keyakinan dokter gigi akan tertular penyakit yang akan mempengaruhi kesehatannya. 1 Jenis penyakit yang menular : Hepatitis B dan C, AIDS dan TBC 2 Cara penularan penyakit: melalui darah, saliva dan sputum c. Ketersediaan sarana: bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan oleh rumah sakit dan digunakan dalam standard precaution terdiri atas : 1 Tempat cuci tangan wastafel dan sabun cair antiseptik 2 Masker, sarung tangan, jas praktek, kacamata pelindung, rubber dam, kain alas dada pasien. 3 Sterilisator autoclave. 4 Tempat sampah : medis, non medis dan wadah untuk benda tajam bekas pencabutan gigi. d. Supervisi pengawasan: tindakan pengawasan yang dilakukan kepala bagian poli gigi terhadap dokter gigi pada saat melaksanakan tugasnya dalam bentuk surat peringatan teguran. e. Kebijakan aturan rumah sakit tentang pelaksanaan standard precaution: peraturan di rumah sakit yang berhubungan dengan Standard Precaution dalam bentuk standard operational prosedur. f. Perilaku pelaksanaan standard precaution: wujud perbuatan nyata responden terhadap standard precautions di rumah sakit terdiri atas : 1 Anamnesis pasien 2 Mencuci tangan Universitas Sumatera Utara 3 Penggunaan sarung tangan 4 Penggunaan masker 5 Pemakaian jas praktek 6 Penggunaan kain alas dada pasien 7 Penggunaan kaca mata pelindung 8 Penggunaan rubber dam 9 Penggunaan sterilisator autoclave 10 Penggunaan alat sekali pakai 11 Pembuangan sampah medis dan non medis 3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui wawancara dan observasi langsung berpedoman pada angket yang telah disiapkan.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan maupun dokumen-dokumen resmi lainnya terutama data di RSUD Pirngadi, RSUP H Adam Malik dan RS Permata Bunda yang digunakan untuk membantu analisis terhadap data primer yang diperoleh.

3.5.3 Uji Validitas dan Realibilitas

Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang akan dipergunakan, agar layak Universitas Sumatera Utara digunakan dalam penelitian, yaitu untuk mengetahui atau mengukur sejauh mana kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur yang mewakili variabel terikat dan variabel bebas dalam suatu penelitian. Uji coba kuesioner dilakukan kepada 12 orang dokter gigi yang bertugas di beberapa rumah sakit yang memiliki karakteristik yang relatif sama dengan dokter gigi di rumah sakit yang akan diteliti. 1. Uji Validitas Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dengan mengukur korelasi antar item variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment Corelation Coeficient r, dengan ketentuan nilai koefisien korelasi 0,5 valid Sudigdo dan Ismael, 2002. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa seluruh pertanyaan pada variabel pengetahuan, kepercayaan, ketersediaan sarana, peraturan dan pengawasan serta perilaku dokter gigi dinyatakan valid, sehingga seluruh pertanyaan dimasukkan dalam kuesioner penelitian. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan koefisien alpha cronbach, apabila nilai alpha cronbach 0,6, maka alat ukur tersebut reliabel Sudigdo dan Ismael, 2002. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa seluruh variabel independen yang diuji reliabilitasnya Universitas Sumatera Utara mempunyai nilai r-alpha cronbach 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan adalah reliabel.

3.6 Metode Pengukuran

Pengukuran variabel independen yaitu pengetahuan, kepercayaan, ketersediaan sarana, peraturan dan pengawasan rumah sakit. Berikut akan dijelaskan satu persatu pengukuran variabel independen pada penelitian ini: a. Pengetahuan Variabel pengetahuan diukur dengan menggunakan skala interval. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Skor minimum pengetahuan dalam penelitian ini adalah 0 dan maksimum adalah 13. Apabila skor jawaban responden ≥ 80 dari skor maksimum maka dikategorikan baik. Bila skor jawaban responden 60-79 dari skor maksimum maka dikategorikan cukup. Bila skor jawaban responden 60 dari skor maksimum maka dikategorikan kurang. b. Kepercayaan Variabel kepercayaan diukur dengan menggunakan skala interval. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Skor minimum dalam penelitian ini adalah 0 dan maksimum adalah 7. Apabila skor dari jawaban responden ≥ 80 dari skor maksimum maka dikategorikan baik. Bila skor dari jawaban responden 60-79 dari skor maksimum maka dikategorikan cukup. Bila skor jawaban responden 60 dari skor maksimum maka dikategorikan kurang. Universitas Sumatera Utara c. Ketersediaan Sarana Variabel ketersediaan sarana diukur dengan menggunakan skala interval. Jika alat dan bahan tersedia dan ada diberi skor 1 dan jika tidak ada diberi skor 0. Skor minimum dalam penelitian ini adalah 0 dan skor maksimum 13. Apabila skor hasil observasi peneliti ≥ 80 dari skor maksimum maka dikategorikan baik. Bila skor hasil observasi peneliti 60-79 dari skor maksimum maka dikategorikan cukup. Bila skor hasil observasi peneliti 60 dari skor maksimum maka dikategorikan kurang. d. Peraturan dan Pengawasan Supervisi Variabel peraturan rumah sakit supervisi diukur dengan menggunakan skala interval. Jika peraturan rumah sakit supervisi ada diberi skor 1 dan jika tidak ada diberi skor 0. Skor minimum dalam penelitian ini adalah 0 dan skor maksimum 2. Apabila skor dari jawaban responden ≥ 80 dari skor maksimum maka dikategorikan baik. Bila skor dari jawaban responden 60-79 dari skor maksimum maka dikategorikan cukup. Bila skor jawaban responden 60 dari skor maksimum maka dikategorikan kurang. Pengukuran variabel dependen yaitu perilaku dokter gigi diukur dengan menggunakan skala interval. Jika perilaku dokter gigi dilakukan sesuai Standard Precaution maka diberi skor 1 dan jika tidak dilakukan diberi skor 0. Skor minimum dalam penelitian ini adalah 0 dan skor maksimum 22. Apabila skor jawaban responden ≥ 80 dari skor maksimum maka dikategorikan baik. Bila skor jawaban Universitas Sumatera Utara responden 60-79 dari skor maksimum maka dikategorikan cukup. Bila skor jawaban responden 60 dari skor maksimum maka dikategorikan kurang. Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Dependen dan Independen Penelitian Variabel Perta nyaan Alternatif Jawaban Bobot Nilai Total Nilai Kategori Skala Ukur Cara Pengum - pulan data Pengetahuan 13 1. Salah 2. Benar 1 8 8-9 10-13 Kurang Cukup Baik Interval Kuesioner Kepercayaan 7 1. Salah 2. Benar 1 4 4-5 6-7 Kurang Cukup Baik Interval Kuesioner Ketersediaan Sarana 14 1. Tidak ada 2. Ada 1 8 8-9 10-13 Kurang Cukup Baik Interval Observasi Peraturan Rumah Sakit Supervisi 2 1. Tidak ada 2. Ada 1 1 1 2 Kurang Cukup Baik Interval Kuesioner Perilaku 22 1. Tidak dilakukan 2. Kadang- kadang 3. Selalu 1 2 13 13-17 18-22 Kurang Cukup Baik Interval Kuesioner 3.7 Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini mencakup : 1. Analisis Univariat, yaitu analisis variabel independen dalam bentuk frekuensi dan dihitung persentasenya. 2. Analisis Bivariat, yaitu analisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam bentuk tabel silang, sehingga diketahui jumlah persentase responden berdasarkan kategori variabel bebas yang dirinci Universitas Sumatera Utara berdasarkan kategori variabel terikat. Sesuai tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji fisher exact. 3. Analisis Multivariat Analisis yang digunakan untuk menganalisis variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji regresi logistik berganda pada taraf kepercayaan 95 Murti, 1996 Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di tiga rumah sakit di kota Medan, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi, Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dan Rumah Sakit Swasta Permata Bunda. Dipilihnya rumah sakit ini karena mewakili rumah sakit pusat, rumah sakit daerah dan rumah sakit swasta di kota Medan dan jumlah dokter gigi yang bertugas di rumah sakit tersebut lebih banyak dibandingkan rumah sakit lain. 4.2 Karakteristik Responden di Rumah Sakit di Kota Medan Responden laki-laki sebanyak 33,3 dan perempuan 66,7. Responden paling banyak umur 45-54 tahun yaitu 36,1. Tabel 4.1 Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden Dokter Gigi di Rumah Sakit di Kota Medan N=36 Karakteristik Jumlah Persentase Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 12 24 33,3 66,7 Umur 25– 34 tahun 35– 44 tahun 45– 54 tahun 54 tahun 5 11 13 7 13,9 30,6 36,1 19,4 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016

0 1 14

Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016

0 5 27

Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016 Chapter III VI

0 0 27

Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016

0 2 4

Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016

0 0 4

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016

0 0 5

HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN, KEPERCAYAAN, KETERSEDIAAN SARANA, PENGAWASAN DAN PERATURAN DI RUMAH SAKIT DENGAN PERILAKU DOKTER GIGI DALAM MENERAPKAN

0 0 48

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Standard Precautions - Hubungan Faktor Pengetahuan, Kepercayaan, Ketersediaan Sarana, Peraturan dan Pengawasan dengan Perilaku Dokter Gigi dalam Menerapkan Standard Precaution di Rumah Sakit Kota Medan

0 2 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Faktor Pengetahuan, Kepercayaan, Ketersediaan Sarana, Peraturan dan Pengawasan dengan Perilaku Dokter Gigi dalam Menerapkan Standard Precaution di Rumah Sakit Kota Medan

0 1 7

Hubungan Faktor Pengetahuan, Kepercayaan, Ketersediaan Sarana, Peraturan dan Pengawasan dengan Perilaku Dokter Gigi dalam Menerapkan Standard Precaution di Rumah Sakit Kota Medan

0 0 18