Hubungan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Dokter Gigi dalam Menerapkan

5.2 Hubungan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Dokter Gigi dalam Menerapkan

Standard Precaution di Rumah Sakit Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku dokter gigi dalam menerapkan standard precaution di rumah sakit p=0,208. Ini mungkin disebabkan karena pengetahuan tentang standard precaution ini masih baru, yang mana menurut Soekamto 1997 adanya perubahan perilaku baru pada diri seseorang merupakan suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Hal ini sesuai dengan penelitian Askarian dan Assadian 2009 yang mana tingkat pengetahuan dan sikap responden memuaskan tetapi perilaku mereka tidak mencapai tahap yang diharapkan. Hasil analisis multivariat menunjukkan pengetahuan kategori baik hanya lebih tinggi sedikit 2,05 peluang dokter gigi menerapkan standard precaution pada kategori baik dibandingkan dengan pengetahuan sedang 1,016. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang berarti antara pengetahuan dengan perilaku dokter gigi di rumah sakit. Ini sesuai dengan penelitian Askarian dan Assadian 2009 yang mana dijumpai suatu hubungan linier positif antara pengetahuan dan sikap r=0,394, p=0,001 serta sikap dan perilaku r=0,317, p=0,001 yang artinya walaupun pengetahuan responden baik tetapi tidak berpengaruh terhadap perilaku responden. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara faktor kepercayaan dengan perilaku dokter gigi dalam menerapkan standard precaution di rumah sakit p=0,042. Ini mungkin disebabkan sebagian besar responden percaya bahwa dokter gigi mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit- Universitas Sumatera Utara penyakit infeksi seperti Hepatitis B, AIDS dan TBC. Hal ini sesuai dengan teori Green 2000 bahwa seseorang yang mempunyai atau meyakini suatu kepercayaan tertentu akan mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi suatu penyakit yang akan berpengaruh terhadap kesehatannya. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor ketersediaan sarana dengan perilaku dokter gigi dalam menerapkan standard precaution di rumah sakit p=0,534. Ini mungkin disebabkan karena dokter gigi kurang memberikan perhatian terhadap sarana yang disediakan pihak rumah sakit. Hal ini sesuai dengan Green 2000 dalam Notoatmodjo 2003 bahwa faktor ketersediaan sarana merupakan faktor pemungkin, yang mana faktor ini dapat menjadi penghambat atau mempermudah niat suatu perubahan perilaku dan perubahan lingkungan yang baik. Sarana dan fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya suatu perilaku. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara adanya peraturan dan pengawasan rumah sakit dengan perilaku dokter gigi dalam menerapkan standard precaution. Ini sesuai dengan teori Green 2000 yang mana faktor pendorong reinforcing factor penerapan standard precaution merupakan penguat terhadap timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu atau berperilaku. Kategori Peraturan yang baik menyebabkan peluang responden 3,62 kali lebih tinggi menerapkan standard precaution dibandingkan responden kategori cukup dan kurang. Hal ini sesuai dengan analisis chi square bahwa ada hubungan yang signifikan antara peraturan dan pengawasan dengan perilaku dokter gigi dalam menerapkan standard precaution di rumah sakit. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016

0 1 14

Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016

0 5 27

Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016 Chapter III VI

0 0 27

Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016

0 2 4

Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016

0 0 4

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengetahuan dokter gigi tentang penerapan standard precaution di ruangan praktek dokter gigi di Kota Medan pada tahun 2016

0 0 5

HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN, KEPERCAYAAN, KETERSEDIAAN SARANA, PENGAWASAN DAN PERATURAN DI RUMAH SAKIT DENGAN PERILAKU DOKTER GIGI DALAM MENERAPKAN

0 0 48

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Standard Precautions - Hubungan Faktor Pengetahuan, Kepercayaan, Ketersediaan Sarana, Peraturan dan Pengawasan dengan Perilaku Dokter Gigi dalam Menerapkan Standard Precaution di Rumah Sakit Kota Medan

0 2 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Faktor Pengetahuan, Kepercayaan, Ketersediaan Sarana, Peraturan dan Pengawasan dengan Perilaku Dokter Gigi dalam Menerapkan Standard Precaution di Rumah Sakit Kota Medan

0 1 7

Hubungan Faktor Pengetahuan, Kepercayaan, Ketersediaan Sarana, Peraturan dan Pengawasan dengan Perilaku Dokter Gigi dalam Menerapkan Standard Precaution di Rumah Sakit Kota Medan

0 0 18