PENGATURAN TUGAS PENGAWASAN ANTARA OTORITAS JASA

BAB IV PENGATURAN TUGAS PENGAWASAN ANTARA OTORITAS JASA

KEUANGAN DAN BANK INDONESIA TERHADAP BANK C. Tugas Pengaturan dan Pengawasan Bank Indonesia Menurut Undang- Undang Bank Indonesia Dasar hukum BI untuk mengatur dan mengawasi bank-bank yang berada di bawahnya adalah UU No.23 Tahun 1999 sebagaimana telah direvisi melalui UU No.3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Bertepatan dengan terjadinya persoalan- persoalan perbankan di tahun 2008, pada tanggal 13 Januari 2009, kemudian Pemerintah mengundangkan UU No.6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang selanjutnya disingkat UU BI. Ditentukan pada bagian konsideran huruf d UU No.23 Tahun 1999, untuk menjamin keberhasilan tujuan memelihara stabilitas nilai rupiah diperlukan Bank Sentral yang memiliki kedudukan yang independen. Berarti diperlukan suatu lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah berupa uang, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistim pembayaran, mengatur dan mengawasi sistim perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lembaga pemberi pinjaman terakhir the lender of Universitas Sumatera Utara the last resort LoLR. 166 Dengan demikian Bank Sentral merupakan suatu bank yang berfungsi sebagai pengatur dan pengawas bagi bank-bank yang ada dalam suatu negara tertentu. Bank Sentral yang ada di Indonesia adalah Bank Indonesia. 167

1. Tugas Pengaturan Bank Indonesia

Tugas BI untuk mengatur bank-bank sangat jelas dan tegas ditentukan dalam Pasal 8 huruf b UU No.23 Tahun 1999 yakni, “mengatur dan menjaga kelancaran sistim pembayaran”. Bentuk pengaturan yang dikeluarkan BI dapat berupa produk Peraturan Bank Indonesia PBI. Aspek-aspek yang menjadi kewenangan BI untuk membuat PBI menurut perspektif Bab V UU BI tentang “Tugas Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran” dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Mengatur vide Pasal 15 ayat 1 dan Pasal 24 UU No.23 Tahun 1999: 1 Pelaksanaan dan pemberian persetujuan atau izin penyelenggaraan jasa sistim pembayaran; 2 Laporan tentang kegiatan penyelenggara jasa sistim pembayaran; dan 3 Penggunaan alat pembayaran. b. Mengatur sistem kliring 168 166 Bandingkan dengan Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006, hal. 118. Lihat Juga: Chatamarrasjid Ais, Hukum Perbankan Nasional....Op. cit ., hal. 49. antara bank dalam mata uang rupiah dan atau valuta asing vide Pasal 16 dan Pasal 17 UU No.23 Tahun 1999; 167 Ismail, Manajemen Perbankan, Dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 13. 168 Penjelasan Pasal 16 UU BI. Kliring antar bank adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara