Tabel 2.4 Fibrosis Sistem Skoring METAVIR [dikutip dari Amiruddin, 2007,
Soemohardjo dan Gunawan, 2009, Franciscus, 2010]
STAGE PATOLOGI
Tidak ada fibrosis
1 Fibrosis terbatas pada zona portal yang melebar
2 Pembentukan septa periportal atau septa portal-portal dengan
arsitektur yang masih utuh
3 Distorsi arsitektur Fibrosis septa bridging tanpa sirosis yang
jelas
4 Kemungkinan sirosis atau pasti sirosis
2.3.2 Metode Non invasif
2.3.2.1 FibroScan
Karena keterbatasan biopsi hati, penggunaannya untuk mengevaluasi fibrosis hati pada pasien hepatitis kronik secara rutin tidak dianjurkan, maka
kepentingan penggunaan Transient Elastography TE sebagai metode non invasif semakin meningkat. Idealnya, TE digunakan untuk skrining populasi
umum untuk mendeteksi pasien – pasien yang mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit hepatitis, untuk mengidentifikasi pasien dengan significant fibrosis yang
mendapat manfaat dari inisiasi terapi antiviral, untuk mengidentifikasi pasien dengan sirosis dan menseleksi pasien dengan sirosis yang berisiko tinggi terhadap
berkembangnya HCC Kim, 2010. FibroScan merupakan suatu teknologi elastography yang mampu
menentukan stadium fibrosis hati lebih sensitif dengan mengukur rerata kekakuan hati dimana kekakuan hati dihubungkan dengan derajat fibrosis. Keuntungan
FibroScan ialah non invasif, cepat, tidak ada rasa sakit dan kesalahan interpretasi lebih sedikit dibandingkan dengan biopsi hati Grigorescu, 2010, Al-Ghamdi,
2010. Karena TE pertama sekali berkembang di Perancis, sebagian besar studi
mengenai manfaatnya dipelajari di negara – negara Eropa dimana prevalensi hepatitis C kronik lebih tinggi. Sedangkan studi tentang manfaat TE untuk
populasi Asia dimana prevalensi hepatitis B kronik yang lebih tinggi masih
Universitas Sumatera Utara
terbatas. Beberapa studi meta analisis terkini tentang peran klinis TE dalam mengkaji fibrosis hati pada pasien hepatitis C kronis melaporkan bahwa TE
adalah suatu alat non invasif yang dapat dipercaya untuk mendeteksi advanced fibrosis dan sirosis hati Kim, 2010.
Beberapa penelitian yang luas baru – baru ini, telah menunjukkan bahwa pengukuran kekakuan hati dengan FibroScan merupakan alternatif yang baik dari
pada biopsi hati. Derajat fibrosis hati dapat diukur dengan mudah dan andal pada lebih dari 95 pasien. Pada pasien sirosis hati, pengukuran kekakuan hati
berkisar antara 12,5 – 75,5 kPa. Namun, prevalensi klinis dari nilai – nilai ini belum diketahui. Berdossa dkk tahun 1996 menyatakan nilai FibroScan berkisar
2,4 – 75,4 kPa dengan nilai cut-off adalah 7,1 kPa untuk F ≥ 2; 9,5 kPa untuk F ≥
3; dan 12,5 kPa untuk F4 Al-Ghamdi, 2010. Gomez Dominguez dkk tahun 2006 meneliti bahwa FibroScan memiliki
nilai sensitifitas 85 untuk menilai fibrosis hati dengan nilai cut-off 4,0 kPa. AUROC 0,80 95 CI: 0,75 – 0,84 untuk pasien dengan significant fibrosis
F2; 0,90 0,80 – 0,93 untuk pasien dengan advanced fibrosis F3 dan 0,96 0,94 – 0,98 untuk pasien dengan sirosis F4. Dengan menggunakan nilai cut-off
17,6 kPa, pasien dengan sirosis terdeteksi dengan nilai prediksi positif PPV dan nilai prediksi negatif NPV sebesar 90 Al-Ghamdi, 2010.
Ziol dkk membandingkan akurasi FibroScan dengan hasil pemeriksaan biopsi hati pada 251 pasien hepatitis C kronik. Mereka menemukan bahwa
pengukuran kekakuan hati dan gradasi fibrosis berkorelasi dengan baik, dengan nilai cut-off optimal yang ditentukan pada 8,7 dan 14,5 kPa untuk F
≥2 dan F = 4 Ziol, 2005.
Amellal dkk mendapatkan adanya hubungan antara FibroScan dengan biopsi hati pada 125 pasien HCV. Studi ini memperlihatkan bahwa biopsi hati
dan FibroScan sejalan dalam mendeteksi fibrosis pada HCV. Angka rata – rata kesesuaian antara FibroScan dan biopsi hati dalam mendeteksi fibrosis minimal
F0-1 adalah 89,9 kappa = 0,68; p 0,001. Mereka juga mendapatkan angka rata – rata kesesuaian dalam mendeteksi significant fibrosis F2 yaitu 78,8
Kappa = 0,40; p 0,001, sebaik dalam mendeteksi severe fibrosis F3, F4 yaitu 77,5 Kappa = 0,68; p 0,001 Amellal, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Marcellin dkk juga meneliti akurasi FibroScan pada 173 pasien hepatitis B kronik yang dilakukan biopsi hati. Mereka mendapatkan adanya korelasi yang
signifikan antara pengukuran kekakuan hati kPa dengan biopsi, dengan nilai cut-off optimal yang ditentukan 7,2 dan 11 kPa untuk F
≥ 2 dan F = 4. FibroScan bisa diandalkan untuk mendeteksi fibrosis dan sirosis pada pasien HBV dengan
sensitifitas 70 dan spesifisitas 83 untuk F ≥ 2 dan sensitifitas 93 serta
spesifisitas 87 untuk F = 4 Marcellin, 2009. Pada penelitian ini, cut-off yang dipergunakan sesuai dengan cut-off dari
Ledinghen dan Vergniol Gambar 2.1, dengan nilai cut-off yang memang sesuai dengan penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya, dengan F0-1 = 0-7,1
kPa; F2 = 7,1-9,3 kPa; F3 = 9,3-14,5 kPa; F4 = 14,5 kPa.
Gambar 2.1 Transient elastography FibroScan Ledinghen dan Vergniol, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.2 Petanda marker biokimia