Konsep Kepuasan Kerja Dokter

menyembuhkancaring lawan curing” menunjukkan pandangan yang lebih positif akan kontribusi perawat terhadap aspek psikososial dan pendidikan pasien. Nilai yang tinggi pada faktor “otonomi perawat” menunjukkan persetujuan yg lebih terhadap keterlibatan perawat dalam membuat keputusan tentang perawatan pasien dan kebijakan. Nilai yang lebih tinggi pada faktor “otoritas dokter” menunjukkan penolakan terhadap peran dominasi total dokter dalam aspek pelayanan pasien Sterchi, 2007.

2.3.2. Konsep Kepuasan Kerja Dokter

Leary, Wharton, dan Quinlan 2009 menemukan dalam penelitiannya bahwa tingkat kepuasan dokter pria lebih tinggi dari dokter wanita, sementara itu mereka yang bekerja di Poliklinik lebih puas daripada di rumah sakit. Dokter wanita lebih puas berhubungan dengan pasien dan koleganya dibandingkan dokter pria. Sebagian besar dokter tidak puas dengan administrasi dan kendala waktu. Bertentangan dengan hubungan positif yang dilaporkan antara kepuasan kerja dokter dan tingginya kualitas perawatan interpersonal di Jepang, tidak terlihat kaitan antara kepuasan kerja dokter dan kualitas teknis perawatan. Ditemukan hubungan tidak signifikan secara statistik antara kepuasan kerja dokter dan kualitas perawatan diamati Ozaki, Bito, Matsumura, Hayashino, Fukuhara , 2008. Scheurer, McKean, Miller, Wetterneck 2009 menemukan bahwa Kepuasan Dokter di Amerika Serikat adalah relatif stabil, dengan sedikit penurunan terutama antara dokter perawatan primer PCPs. Faktor mediasi utama yang terkait kepuasan dokter di rumah sakit hospitalists meliputi dua Universita Sumatera Utara faktor. Faktor-faktor dari dokter usia dan spesialisasi, dan faktor-faktor dari pekerjaan tuntutan pekerjaan, control pekerjaan, dukungan kolegial, pendapatan, dan insentif, dan faktor-faktor yang tampaknya tidak memiliki efek independen pada kepuasan adalah jenis kelamin dokter, cara bayar pasien, dan karakteristik pasien. Grembowski, Paschane, Diehr, Katon, Martin, dan Patrick 2005 melakukan penelitian untuk menentukan hubungan antara managed care, kepuasan kerja dokter, dan kualitas perawatan primer, dan untuk menentukan apakah kepuasan kerja dokter berhubungan dengan hasil perawatan primer pasien dengan gejala nyeri dan depresi. Mereka menemukan tiga temuan utama yaitu: Pertama, ditemukan bahwa kepuasan kerja dokter pada awalnya berhubungan dengan beberapa item tetapi tidak semua item ukuran kualitas perawatan primer pasien pada 6 bulan. Untuk pasien dengan rasa nyeri atau gejala depresi, kepuasan kerja dokter berkaitan dengan lebih besarnya kepercayaan pasien dan keyakinan terhadap dokter primari mereka, temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan kepercayaan pasien dapat mengurangi ketidak puasan kerja dokter. Di temukan bahwa kepuasan kerja dokter tidak terkait dengan indeks kualitas perawatan, menunjukkan bahwa pandangan dokter tentang pekerjaan mereka tidak berkaitan dengan interaksi pasien . Temuan kedua adalah bahwa kontrol managed care tidak memperhitungkan hubungan antara kepuasan kerja dokter dan kualitas perawatan primer pasien. Penemuan besar ketiga adalah bahwa kepuasan dokter primary pada awalnya tidak berkaitan dengan hasil kesehatan. Kepuasan kerja dokter Universita Sumatera Utara mungkin tidak memiliki hubungan sebab-akibat secara langsung dengan hasil kesehatan . Lichtenstein 1984 menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dokter yaitu :1 tenaga perawat yang cakap dan terampil, 2 perawat harus mampu meyelesaikan tugas-tugas yang didelegasikan dokter dengan baik, 3 perawat harus mampu menyelesaikan tugas rutin klinis seperti mengukur tekanan darah, mengukur suhu, dan lain-lain. Seibolt dan Walker dalam Misener et al, 1996 mengatakan bahwa sikap perawat yang mampu dan mengerti apa yang seharusnya dikerjakan dan mengerjakannya tidak dalam keadaan terpaksa merupakan elemen kunci untuk membina hubungan dengan dokter. Jika hubungan tersebut berjalan dengan baik akan membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien sehingga pada akhirnya akan menimbulkan kepuasan terhadap pekerjaan yang akan dilakukan. Ward dan Lindeman 1979 dalam Siegler dan Whitney 2000 telah mengembangkan Physician’s Perception of the Quality of Nursing Care untuk mengukur beberapa aspek kepuasan dokter sekaligus memberikan hasil menyeluruh kepuasan dokter atas pelayanan keperawatan. Kemudian mengembangkan instrument dengan tehnik quasi-Delphi terdiri dari skala yang mengukur persepsi dokter tentang lima aspek perawatan: 1 perawatan fisik, 2 perawatan emosional, 3 hubungan perawat-dokter, 4 administrasi, dan 5 pengajaran dan persiapan untuk perawatan di rumah. Universita Sumatera Utara

2.4. Teori Keperawatan menurut Hildegard Peplau