Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

e. Tegangan Persepsi terhadap dukungan organisasi diperkirakan mampu mereduksi reaksi psikologis dan psikosomatis terhadap stressor dengan mengindikasikan ketersediaan bantuan material dan dukungan emosional yang dibutuhkan saat menghadapi tingginya tuntutan kerja George et al Robblee dalam Rhoades Eisenberger, 2002. Beberapa peneliti telah meneliti dampak utama persepsi terhadap dukungan organisasi pada tegangan seperti kelelahan, burnout, kecemasan dan sakit kepala Rhoades Eisenberger, 2002. Persepsi terhadap dukungan organsasi dapat mengurangi tingkat stress karyawan pada paparan stressor yang tinggi maupun rendah cf. Viswesvaran, Sanchez, Fisher dalam Rhoades Eisenberger, 2002. f. Keinginan untuk Menetap Keinginan untuk menetap harus dibedakan dengan persepsi ketidaknyamanan dari persaan terjebak dalam organisasi karena tingginya biaya turnover. g. Perilaku Penarikan Diri Perilaku penarikan diri mengacu pada pengurangan partisipasi karyawan dalam organisasi. Telah banyak peneliti yang meneliti hubungan antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan perilaku penarikan diri, seperti keterlambatan, absensi dan turnover sukarela. Retensi anggota organisasi, tingginya kehadiran dan ketepatan waktu memberikan merupakan cara karyawan dalam melakukan tindakan timbal balik atas persepsi terhadap dukungan organisasi. Persepsi terhadap dukungan organisasi juga meningkatkan komitmen organisasi sehingga mengurangi perilaku penarikan diri.

B. Employee Engagement

1. Definisi Employee Engagement Employee engagement merupakan konsep yang masih baru dan sedang banyak diperbincangkan oleh para peneliti Kular et al, 2008. Tantangan yang dihapai oleh para peneliti saat ini adalah belum adanya kesepakatan mengenai definisi employee engagement secara universal Kular et al, 2008. Pati dan Kumar 2010 menyatakan bahwa dalam kancah akademik, terdapat 3 pendekatan yang digunakan para peneliti untuk mendefinisikan employee engagement, yaitu pendekatan Teori Peran, pendekatan Burnout, dan pendekatan Teori Pertukaran Sosial. Tokoh yang menjelaskan employee engagement berdasarkan pendekatan Teori Peran adalah Kahn 1990 Pati Kumar, 2010. Kahn 1990 mendefinisikan employee engagement sebagai kerja dan ekspresi seseorang yang serempak dalam perilaku kerja yang mempromosikan koneksi antara pekerjaan dan orang lain, kehadiran pribadi fisik, kognitif, dan emosional, aktif, dan penuh performansi. Pada kondisi yang tepat, karyawan akan mengerahkan energi pribadi secara fisik, kognitif dan emosi ke dalam peran kerja mereka. Meskipun Kahn mampu memberikan teori yang komprehensif mengenai employee engagement, namun Kahn memiliki kelemahan, yaitu tidak memberikan operasionalisasi konstruk Schaufeli, Salanova, Gonzalez-Roma, Bakker, 2002. Tokoh yang menjelaskan employee engagement berdasarkan pendekatan Burnout adalah Maslach dan Leiter 1997 serta Schaufeli et al 2002 Pati Kumar, 2010. Maslach dan Leiter dalam Kular et al, 2008 mendefinisikan employee engagement sebagai antitesis positif dari burnout . Maslach dan Leiter dalam Kular et al, 2008 menjelaskan bahwa engagement dikarakteristikkan dengan energi, keterlibatan dan efikasi yang secara langsung berlawanan dengan 3 dimensi burnout yang terdiri dari kelelahan, sinisme dan inefikasi. Namun, Schaufeli et al 2002 menyanggah konsep yang diusulkan oleh Maslach dan Leiter dengan mengatakan bahwa tidak mungkin untuk mengharapkan burnout dan engagement berkorelasi negatif secara sempurna. Schaufeli et al 2002 mengatakan bahwa burnout dan engagement merupakan 2 konsep yang berlawanan dan harus diukur secara independen menggunakan instrumen yang berbeda. Schaufeli et al 2002 mengusung konsep engagement dengan istilah work engagement. Work engagement didefinisikan sebagai keadaan pikiran yang positif, memenuhi, berkaitan dengan pekerjaan yang dikarakteristikkan dengan semangat, dedikasi, dan absorpsi Schaufeli et al , 2002. Istilah work engagement sebenarnya merupakan padanan dari istilah employee engagement. Menurut Schaufeli et al 2002, engagement merupakan keadaan kognitif-afektif yang tetap dan menyeluruh, tidak hanya pada waktu, obyek, individu maupun perilaku tertentu. Tokoh yang menjelaskan employee engagement berdasarkan pendekatan Teori Pertukaran Sosial adalah Saks dalam Pati Kumar, 2010. Saks 2006 menjelaskan bahwa karyawan melakukan tindakan timbal balik pada organisasi dengan cara membentuk engagement. Karyawan memilih untuk engage dengan derajat yang berbeda-beda didasarkan pada perlakuan organisasi. Berdasarkan teori-teori yang ada, belum ada penjelasan mengenai variasi engagement di antara para karyawan dengan kondisi kerja yang serupa Pati Kumar, 2010. Selain itu, penjelasan mengenai faktor yang secara selektif mendorong karyawan untuk engage atau burnout terbilang masih sangat sedikit Pati Kumar, 2010. Berdasarkan berbagai macam teori yang ada, peneliti memilih teori employee engagement yang diusung oleh Schaufeli et al 2002 sebagai dasar teori dari penelitian ini. Berdasarkan definisi yang diusung oleh Schaufeli et al 2002, peneliti menyimpulkan definisi employee engagement sebagai keterlibatan diri karyawan secara penuh dalam melaksanakan pekerjaannya yang dicirikan dengan adanya semangat, dedikasi dan absorpsi. Peneliti menggunakan konsep engagement yang diusung oleh Schaufeli et al 2002 karena dipandang peneliti sebagai konsep yang cukup komprehensif untuk memahami employee engagement. 2. Aspek Employee Engagement Schaufeli dan Bakker 2003 mengemukakan bahwa employee engagement terdiri 3 aspek, yaitu semangat, dedikasi dan absorpsi. Berikut penjelasannya: a. Semangat Semangat dicirikan dengan adanya energi yang tinggi dan resiliensi mental selama bekerja, kemauan untuk menginvestasikan usaha pada pekerjaan dan teguh meskipun saat sedang menghadapi masa sukar Schaufeli, Salanova, Gonzalez-Roma Bakker, 2002. b. Dedikasi Dedikasi dicirikan dengan adanya rasa bermakna, antusiasme, inspirasi, bangga dan merasa tertantang. Secara kualitatif, dedikasi mengacu pada keterlibatan yang kuat, bergerak satu langkah lebih maju dari level identifikasi biasanya Schaufeli, Salanova, Gonzalez- Roma Bakker, 2002. c. Absorpsi Absorpsi dicirikian dengan secara penuh terkonsentrasi dan secara dalam mengerahkan perhatian pada pekerjaan, di mana waktu terasa berlalu dengan cepat dan sulit melepaskan diri dari pekerjaan Schaufeli, Salanova, Gonzalez-Roma Bakker, 2002. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Employee Engagement