Karbon Tetraklorida Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

C. Karbon Tetraklorida

Gambar 6. Struktur kimia karbon tetraklorida Enviromental Protection Agency, 2010. Karbon tetraklorida merupakan cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Nama IUPAC karbon tetraklorida adalah tetraklorometana Enviromental Protection Agency, 2010. Karbon tetraklorida merupakan pelarut yang digunakan di industri dan juga merupakan toksin lingkungan yang biasa digunakan sebagai agen hepatotoksik pada tikus Abraham, Wilfred, Cathrine, 1999. Penggunaan karbon tetraklorida sering digunakan sebagai model penelitian untuk memperlihatkan mekanisme aksi efek hepatotoksik pada tikus seperti degenerasi melemak, fibrosis, kematian sel hati, dan karsinogenisitas Weber, et al., 2003. Mekanisme kerusakan hati akibat hepatotoksin karbon tetraklorida dapat melalui dua jalur yang berbeda, yaitu jalur haloalkilasi dan jalur peroksidasi lipid Gambar 7.. Karbon tetraklorida diaktivasi oleh enzim CYP2E1, CYP2B1 atau CYP2B2, dan kemungkinan juga oleh enzim CYP3A membentuk radikal triklorometil. Radikal triklorometil dengan adanya oksigen akan membentuk radikal peroksi triklorometil. Mekanisme karbon tetraklorida menyebabkan steatosis adalah melalui jalur haloalkilasi Weber, et al., 2003. Gambar 7. Mekanisme karbon tetraklorida menginduksi kerusakan hati Weber, et al., 2003. Melalui jalur haloalkilasi, radikal triklorometil dapat berikatan dengan molekul seluler asam nukleat, protein, dan lemak dengan merusak proses krusial pada sel seperti metabolisme lipid, dengan hasil akhir yaitu degenerasi melemak steatosis. Kerusakan akibat pemejanan karbon tetraklorida menginduksi terjadinya steatosis yaitu dengan memblok sekresi lipoprotein dari hepatosit ke sirkulasi. Semakin banyak metabolit reaktif yang dihasilkan, semakin luas pula terjadinya steatosis Weber, et al., 2003. Gambar 8. Metabolisme lipid Weber, et al., 2003. Ketoksikan karbon tetraklorida yang persisten mempengaruhi kapasitas untuk sintesis lipid. Pada saat terjadi akumulasi lemak, perubahan fungsi membran plasma juga terjadi pada saat yang bersamaan. Perubahan membran plasma terjadi selama pemejanan karbon tetralorida yang mempengaruhi ikatan membran enzim Weber, et al., 2003. Salah satu lipoprotein yang terganggu sekresinya adalah very low density lipoprotein VLDL. Sekresi VLDL dari hepatosit sangat menurun ketika terinduksi karbon tetraklorida. Hal ini dapat dibuktikan yaitu dengan melihat pada fase awal akut, karbon tetraklorida merusak aparatus Golgi sehingga fungsi hati terganggu. Padahal aparatus Golgi sangat penting dalam sintesis, maturasi, dan sekresi VLDL Weber, et al., 2003. Steatosis juga terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara sintesis dan degenerasi lipid, dapat juga terjadi karena kegagalan trigliserida menjadi VLDL dari hati ke sirkulasi. Formasi radikal triklorometil merupakan penyebab berkembangnya steatosis. Karbon tetraklorida meningkatkan sintesis asam lemak dan trigliserida dari asetat dan juga meningkatkan laju esterifikasi lipid. Sintesis kolesterol juga meningkat. Peningkatan esterifikasi asam lemak adalah respon sekunder β-oxidation dan penurunan sekresi lipid penghambatan terhadap karbon tetraklorida. Stimulasi oleh karbon tetraklorida mempengaruhi transport asetat ke sel hati, yang dapat menghasilkan peningkatan kemampuan substrat untuk membentuk trigliserida Weber, et al., 2003. Adanya kerusakan hati dapat dilihat dari kenaikan aktivitas serum ALT dan AST. Seatosis yang disebabkan oleh induksi hepatotoksin karbon tetraklorida ditandai dengan meningkatnya aktivitas serum ALT sebesar 3 kali normal dan aktivitas serum AST sebesar 4 kali normal Zimmerman, 1999.

D. Macaranga tanarius L. Müll. Arg.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 118

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius (L) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 125

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas serum alt dan ast tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2 3 183

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Pengaruh pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan etanol dari ekstrak metanol Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 123

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 135

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar bilirubin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 133

Efek hepatoprotektif jangka panjang fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas laktat dehidrogenase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 132

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 104