Fraksinasi Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

cair yang dibuat dengan menyari simplisia. Cairan penyari yang dapat digunakan dalam pembuatan sediaan ekstrak adalah air, etanol, eter, atau campuran etanol dan air Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2000.

F. Fraksinasi

Fraksinasi merupakan metode untuk memisahkan senyawa murni dari campuran senyawa yang kompleks. Metode fraksinasi membutuhkan tahapan yang panjang. Polaritas suatu senyawa sangat berguna untuk menentukan posedur fraksinasi Wolf, 1969. Pemilihan pelarut didasarkan pada “like dissolves like” Handley and Adlard, 2001. Pemilihan metode fraksi yang digunakan tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut. a. Sifat dasar senyawa yang terdapat pada ekstrak Solubilitas senyawa yang terdapat pada ekstrak berpengaruh terhadap pelarut yang digunakan. Pelarut yang bersifat polar akan menyari senyawa polar yang terdapat pada ekstrak. Hal sebaliknya jika pelarut yang bersifat non polar akan menyari senyawa non polar yang terdapat pada ekstrak. Hal ini merupakan faktor yang paling penting. Selain hal tersebut, kerentanan terhadap degradasi selama proses pemisahan berlangsung juga penting. Stabilitas senyawa yang dipisahkan seringkali tidak diketahui, sehingga prinsip umum fraksinasi adalah meminimalisasi suhu, perlindungan dari cahaya, dan menghindari pelarut reaktif. b. Penggunaan setelah proses fraksinasi Bahan beracun harus dihindari dalam proses fraksinasi dan fraksi harus dilarutkan pada pelarut yang kompatibel dengan sistem jika akan digunakan untuk tes biologis. Namun, jika fraksi akan digunakan untuk fraksinasi lanjut atau untuk isolasi, maka aspek toksisitas kurang penting. Jika fraksi harus terkonsentrasi sebelum tahap berikutnya, maka dipastikan bahwa tahap konsentrasi difasilitasi dengan menggunakan pelarut yang mudah menguap. c. Keamanan Teknik dan material yang digunakan harus mengurngi resiko efek samping yang akut maupun kronis akibat dari toksisitas, atau kemungkinan rusaknya material oleh beberapa faktor seperti terbakar dan korosif. Houghton and Raman, 1998. Metode fraksinasi dapat dibagi menjadi beberapa metode, yaitu: a. Presipitasi Presipitasi terjadi jika konsentrasi substasi pada larutan melebihi kelarutan maksimum. Presipitasi dapat digunakan untuk menghilangkan senyawa yang diinginkan atau senyawa yang tidak diinginkan dan mempertahankannya pada larutan. Faktor yang dapat mempengaruhi presipitasi adalah pengaruh polaritas pelarut oleh penambahan pelarut yang dapat bercampur namun polaritasnya berbeda. Jika original ekstrak telah dibuat dengan air, kemudian metanol, etanol 96 atau aseton, pada setiap penambahan, pelarut akan menjadi kurang polar dan senyawa yang polar akan mengalami presipitasi. b. Destilasi Destilasi merupakan metode fraksinasi untuk campuran yang mudah menguap. Destilasi bergantung pada gradien suhu yang ditetapkan di sepanjang kolom pendingin yang terletak di atas cairan mendidih. Campuran yang kurang volatil akan mengalami kondensasi paling dekat dengan boiling chamber. Kondensat di sepanjang kolom diambil dan komposisinya berbeda di sepanjang kolom. c. Dialisis Dialisis merupakan pemisahan berdasarkan ukuran molekul. Proses ini secara natural melewati membran sel dan sangat penting dalam berbagai proses fisiologis. Houghton and Raman, 1998.

G. Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 118

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius (L) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 125

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas serum alt dan ast tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2 3 183

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Pengaruh pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan etanol dari ekstrak metanol Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 123

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 135

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar bilirubin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 133

Efek hepatoprotektif jangka panjang fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas laktat dehidrogenase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 132

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 104