Keadaan angin di TNLKpS dipengaruhi oleh musim angin barat dan musim angin timur. Biasanya musim angin barat terjadi pada bulan Desember
sampai dengan bulan Maret, kecepatan angin yang bertiup dari arah barat daya sampai dengan barat laut adalah sebesar 7 – 20 knot jam. Pada bulan
Desember sampai dengan Februari biasanya angin bertiup dengan kecepatan diatas 20 knot jam. Pada musim angin timur, kecepatan angin yang bertiup dari
arah timur laut sampai tenggara berkisar antara 7 – 15 knotjam, biasanya terjadi pada bulan Juli sampai dengan September. Sementara itu, pada musim
peralihan yang terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan Mei, dan antara bulan Oktober dan Nopember, angin bertiup dengan kecepatan relatif rendah.
4.1.3 Oseanografi A. Batimetri
Wilayah Kepulauan Seribu mempunyai kedalaman perairan yang bervariasi yaitu berkisar antara kurang dari 5 m hingga lebih dari 75 m. Setiap
pulau umumnya dikelilingi oleh paparan pulau yang cukup luas island shelf
hingga 20 kali lebih luas dari pulau tersebut dengan kedalaman laut kurang dari 5 m. Selain paparan pulau, setiap pulau juga memiliki daerah rataan karang
reef flat yang luas dengan kedalaman 0,5 m – 1,0 m pada saat air surut dengan
jarak 60 – 80 m dari garis pantai.
IV-7
B. Pasang Surut
Pasang surut adalah fenomena naik turunnya permukaan air laut. Setiap daerah memiliki tipe pasang surut yang berbeda, tergantung letak geografis,
konstur kedalaman dan morfologi pantai. Tipe pasang surut ditentukan oleh frekuensi air pasang dan surut perhari. Jika suatu wilayah mengalami sekali
pasang dan sekali surut per hari maka disebut mengalami Tipe pasang tunggal, sedang jika dua kali pasang dan dua kali surut disebut mengalami tipe pasang
surut ganda. Kondisi pasang surut di Kepulauan Seribu dapat dikategorikan sebagai
pasang harian tunggal. Tinggi rata-rata pasang perbanu sekitar 0,9 m dan pasang mati sekitar 0,2 m.
C. Arus
Arus yang ditemui di suatu perairan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti angin, pasang surut, densitas yang disebabkan oleh perbedaan
suhu maupun salinitas, perbedaan tekanan hidrositas ataupun gaya koroalis. Arus disepanjang perairan Pulau Seribu merupakan kombinasi dari arus pasang
surut dan arus yang ditimbulkan faktor meteorologis, terutama angin baik di perairan pantai barat maupun timur, namun untuk arus permukaan dipengaruhi
oleh perubahan musim baik musim barat, musim timur maupun peralihan dari dua musim tersebut.
IV-8
Dari beberapa pengukuran yang dilakukan oleh Effendi 1993 kecepatan arus 2 – 19 cmdt, Dinas Perikanan DKI Jakarta 1997 4 – 10 cmdt, Seawatch-
BPPT 1998 0,6 – 77,3 cmdt dengan rata-rata 23,6 cmdt, dan jurusan Geoteknik ITB 1999 5 – 48 cmdt. Kecepatan arus yang tinggi umumnya terjadi
pada pasang tertinggi yaitu pasang purnama.
4.2 Kondisi Sosio - Demografi
Menurut data demografi Kabupaten Kepulauan Seribu tahun 2006, jumlah penduduk di kawasan TNLKpS yang terdiri dari dua Kelurahan adalah
sebesar 9.950 jiwa, dengan komposisi penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5.106 jiwa dan perempuan sebanyak 4.844 jiwa sehingga
sex ratio dari kawasan ini adalah sebesar 105 yang artinya dalam 100 perempuan
terdapat 105 laki-laki. Luas kelurahan yang paling besar adalah Kelurahan Pulau Kelapa yang memiliki luas sebesar 258,47 ha dengan kepadatan
penduduk rata-rata sekitar 69 orangha. Sedangkan Kelurahan Pulau Panggang memiliki luas sebesar 62,10 ha dan dengan kepadatan penduduk sebesar 19
orangha. Keadaan demografi kawasan TNLKpS ini dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Keaadaan Demografi di Kawasan TNLKpS Tahun 2006
Penduduk No Kelurahan
Lk Pr Jumlah
KK Luas
ha Sex Ratio
Kepadatan orangha
1 Pulau
Kelapa 2819 2661 5480 1448 258.47 106.00 69
2 Pulau
Panggang 2287 2183 4470 1240 62.10 105.00 19
Jumlah 5106 4844 9950 2688 320.57
Sumber : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kepulauan Seribu tahun 2006
IV-9