Peranan Katekese Dalam On Going Formation bagi pembentukan pribadi

97 e. Langkah V: Keterlibatan Baru Demi makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia Langkah kelima bertujuan mendorong peserta sampai pada tindakan dan niat baru menyangkut pribadi maupun bersama. Mendorong peserta sebagai orang Kristen yang mengusahakan pertobatan terus menerus, membantu peserta mengambil keputusan secara moral, social dan politis sesuai dengan nilai iman kristiani Sumarno Ds, 2009: 22. Kekhasan pada langkah kelima ini ialah mendorong peserta supaya sampai pada keputusan konkrit yakni menghidupi dan menghayati iman kristiani yang telah dipahami, direfleksikan dan mempertanggungjawabkannya dalam hidup ditengah masyarakat. Dalam pengambilan keputusan hendaknya dipengaruhi oleh topik utama yang menjadi pokok renungan dan oleh konteks pribadi dan sosial peserta . artinya pertobatan yang merangkum segi personal meliputi intelektual, moral dan mental, sedangkan segi sosial meliputi solidaritas. Berpihak pada yang miskin dan tertindas demi mewujudkan kerajaan Allah ditengah masyarakat Groome, 1997: 36. Peran pendamping pada langkah ini perlu mengusahakan aktivitas yang partisipatif dengan mempersiapkan beberapa pertanyaan yang berorientasi pada tindakan praktis. Pendamping sendiri hendaknya mendorong peserta untuk memanfaatkan imajinasi mereka Groome, 1997: 37. Peserta diharapkan semakin terlibat dan aktif mewujudkan keputusanya secara konkrit demi terwujutnya kerajann Allah. Peserta diajak untuk merayakan liturgy sederhana dan mendoakan bersama keputusan yang telah mereka buat dan 98 medorong mereka konsiste dengan keputusan yang mereka ambil Groome, 1997: 50.

E. Usulan Program Pembinaan Suster KYM

1. Pengertian Program Pembinaan

Suhardiyanto 2008 :4 mengatakan bahwa korban adalah suatu landasan untuk menentukan isi dan urutan-urutan rencana yang akan dilakukan. Kata program itu sendiri mengandung bermacam-macam makna dan arti. Program ini dibuat bertitik tolak pada keadaan hidup membiara yang hidup pada zaman penuh kekerasan. Bukan saja secara fisik bahkan juga non fisik. Sabda Yesus juga menyatakan suatu kebenaran, bahwa sesungguhnya didalam setiap manusia ada hukum perkembangan, yang diletakkan Allah. Maka setiap manusia harus berkembang dari waktu ke waktu dalam seluruh perjalanan hidupnya, sampai saat kematianya. Yesus penuh menyadari, bahwa manusia tidak mungkin menyamai kesempurnaan pribadi Allah Bapa. Kalau begitu mengapa Yesus masih juga menyatanya? Karena Yesus sangat mau menekankan, bahwa sesungguhnya setiap manusia harus mengikuti hukum perkembangan yang menyempurnakannya dari ke waktu, meskipun tidak akan mungkin sama sempurna dengan pribadi Allah Bapa. Yesus menyatakan, bahwa manusia yang benar seturut kehendak Allah, menciptakanya, adalah manusia yang putus asa, manusia yang pemalas, manusia yang tidak suka belajar terus-menerus, manusia yang tak punya daya juang adalah manusia-manusia yang tidak selaras dengan gambaran manusia dalam berpikiran