Tujuan dan Manfaat Penelitian Metode Penelitian

Medan juga karena saya merasa lebih mampu dan sudah dekat dengan banyak pihak dari sekolah tersebut. Berdasarkan data dari Badan Akreditasi SekolahMadrasah Provinsi Sumatera Utara website resminya menunjukkan bahwa Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN 10 Medan menjadi salah satu sekolah negeri dengan nilai terbaik dalam kualitas standar tenaga pendidik dan kependidikannya yakni dengan skor 89. Tabel 1 Hasil Penilaian oleh Badan Akreditasi Sekolah atas SMPN 10 Medan Sumber: http:www.bansm.or.idprovinsisumaterautaraakreditasi view18635 diakses 25 Maret 2014

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengungkap dan mengetahui pola mengajar para guru di SMPN 10 Medan. Universitas Sumatera Utara Adapun manfaat akademis yang hendak diberikan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menambah wawasan keilmuwan mengenai bagaimana terbentuknya pola-pola mengajar para guru di sekolah terutama di sekolah negeri. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pembaca sebagai informasi dalam bidang pendidikan, selain itu hasil penelitian ini dapat menjadi kritik dan saran bagi Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Medan agar selanjutnya dapat berkembang ke arah yang lebih baik lagi.

1.6. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tipe penelitian yang berbentuk etnografi. Bogdan dan Taylor 1992:21 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif diharapkan mampu menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif. Menurut Spradley 1997:10 metode etnografi adalah sebuah metode khusus atau kumpulan metode-metode yang di dalamnya meliputi, melihat, mendengar dan ikut berpartisipasinya etnografer dengan masyarakatkelompok yang diteliti. Hal ini dimaksudkan agar dapat memahami sudut pandang mereka. Tidak hanya mempelajari masyarakatkelompok, lebih dari itu etnografer dituntut untuk belajar dari masyarakat. Dengan demikian, maka saya Universitas Sumatera Utara berinteraksi langsung dengan informan untuk mendapatkan segala informasi untuk penelitian ini. Saya datang dan meminta izin untuk melaksanakan penelitian di SMPN 10 Medan pada tanggal 27 Maret 2014 sekitar jam 09.00 Wib. Pada saat itu Wakil Kepala Sekolah sedang tidak berada di tempat sehingga saya disuruh oleh pegawai administrasi untuk langsung saja datang menemui Kepala Sekolah di dalam ruangan. Saat saya masuk dan mengutarakan maksud kedatangan saya, Bapak Rajo Kepsek menanyai saya beberapa hal yaitu, seperti apa pola pengajaran yang saya ingin tahu, apa manfaat penelitian saya untuk sekolah, siapa saja yang akan saya tanyai sampai bagaimana cara saya mendapatkan informasi. Ketika saya mengatakan bahwa saya menggunakan teknik wawancara, beliau memberikan saran agar saya membuat angket saja. Menurut beliau, jikalau saya membuat angket maka jangkauan informan saya lebih banyak dan lebih mudah menggeneralisirnya. Awalnya saya menolak, karena penelitian saya kualitatif sehinggga penting bagi saya mengetahui jawaban lebih lanjut atas apapun yang disampaikan informan, melihat langsung bagaimana ekspresi informan ketika menjawab dan saya khawatir kalau informan salah menafsirkan pertanyaan yang saya buat jika menggunakan angket. Namun, bapak itu tetap menyarankan demikian dan menunjukkan beberapa lembar kertas, yang mana ada beberapa kategori seperti penguasaan materi, pengelolaan kelas, pengelolaan waktu, teknik bertanya, pengelolaan papan tulis, dsb. Kemudian beliau mengatakan bahwa saya bisa membuat pertanyaan untuk angket berdasarkan kategori-kategori tersebut dan jikalau Universitas Sumatera Utara nanti saya tidak menggunakan angket tersebut, itu bukan masalah, ―hanya sekedar saran dari bapak saja”, kata bapak itu sambil tersenyum. Akhirnya saya pun menerima saran bapak itu. Namun saya tidak menjadikan angket tersebut sebagai patokan, tetapi saya mengakui bahwa itu cukup membantu saya dalam mengetahui gambaran awal seperti apa pemikiran mereka dan dengan itu menolong saya dalam membuat pertanyaan-pertanyaan wawancara yang lebih mendalam untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci dan akurat. Saat saya hendak pulang, salah seorang guru bernama Ibu Rotua guru olahraga yang merupakan teman dari orangtua saya menanyakan apa tujuan saya datang ke sekolah dan saya pun menceritakan padanya. Kemudian ibu itu menawarkan agar saya menyebar angket di kelas-kelas pada saat jam pelajarannya saja, sambil saya menyebar angket, saya juga bisa sambil mewawancarai murid-murid tiap kelas. Saya pun menerima tawaran ibu itu dengan senang hati. Dua hari kemudian, saya membawa 75 lembar angket untuk disebar ke beberapa kelas. Saya memilih kelas-kelas yang dianggap unggulan secara akademik, yang dianggap murid-muridnya berkelakuan baik —tentunya berdasarkan versi guru— dan kelas-kelas yang berbanding terbalik dengan itu. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dan berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Pengumpulan data yakni dilakukan dengan cara: Universitas Sumatera Utara  Observasi Observasi pengamatan merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan. Teknik ini saya lakukan dengan cara mengamati semua aktivitas yang dilakukan di sekolah. Saya ikut melibatkan diri secara langsung dalam beberapa kegiatan yang dilakukan, terutama saat proses belajar-mengajar di ruangan kelas. Hal ini dilakukan untuk mendapakan gambaran tentang pola mengajar para guru di SMPN 10 Medan.  Wawancara Saya menggunakan teknik wawancara terbuka dan wawancara mendalam indepth interview untuk mendapatkan data dari informan. Observasi serta wawancara terbuka dan indepth interview terhadap informan bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan valid terhadap permasalahan yang diteliti. Subjek atau pun orang yang akan dijadikan informan diantaranya adalah murid, guru, orangtua dan pihak-pihak lain yang dianggap terkait dengan proses belajar-mengajar di SMPN 10 Medan. Saya juga menggunakan alat bantu dalam wawancara, diantaranya adalah alat rekam suara dan camera. 2. Data Sekunder Data-data sekunder yang saya gunakan bersumber dari buku, majalah, jurnal, artikel baik di media cetak maupun elektronik, internet dan hasil-hasil Universitas Sumatera Utara penelitian sebelumnya yang dapat dianggap sinkron dan relevan dengan pembahasan dalam penelitian ini. BAB II GAMBARAN UMUM SMPN 10 MEDAN 2.1. Sejarah Pendidikan di Indonesia 2.1.1. Awal Terbentuknya Sekolah