Pengaruh disiplin terhadap produktivitas kerja

Tabel 4.8 Ringkasan analisis regresi Sumber Variasi db JK RK F hitung Regresireg 3 72,3821603 24,12738734 2,524601418 Residu res 46 439,6178381 9,556909524 Total 49 512 Dari tabel di atas besarnya nilai F hitung adalah 2,524601418 sedangkan nilai F tabel dengan db pembilang = 3 dan db penyebut = 46 sebesar 2,81. Jadi F hitung lebih kecil dari F tabel . Hal ini berarti dengan taraf signifikan 5 tidak ada pengaruh positif sebesar 2,524601418 dan tidak signifikan antara pengaruh disiplin, keterampilan, dan bakat pegawai terhadap produktivitas kerja. Tabel 4.9 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. Constan t 14.041 4.673 3.005 .004 disiplin .155 .111 .230 1.399 .169 keteramp ilan .218 .198 .347 1.103 .276 1 bakat -.093 .182 -.174 -.513 .611 a Dependent Variable: produktivitas

D. Pembahasan

1. Pengaruh disiplin terhadap produktivitas kerja

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh disiplin terhadap produktivitas kerja. Nilai r hitung 0,238 lebih kecil dari r tabel 0,279 dan nilai probabilitas 0,169 lebih besar dari taraf signifikansi 5 atau 0,05. Berdasarkan deskripsi data tentang disiplin diperoleh hasil sebagai berikut : kategori sangat tinggi sebanyak 1, kategori tinggi 36, kategori cukup 12, kategori kurang 1, kategori sangat kurang 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai memiliki kedisiplinan tinggi. Hasil deskripsi data disiplin pegawai sebagian besar masuk dalam kategori tinggi. Meskipun disiplin pegawai menunjukkan sebagian besar dalam kategori tinggi tetapi tidak diikuti produktivitas kerja yang tinggi. Faktor-faktor yang diduga menyebabkan disiplin tidak berpengaruh terhadap produktivitas adalah manajemen dan kebijaksanaan pemerintah, gizi dan kesehatan, penghasilan dan jaminan sosial serta kesempatan kerja. Prinsip manajemen adalah peningkatan efisiensi dengan mengurangi kebebasan wastage beroperasi. Sumber-sumber digunakan secara maksimal, termasuk barang modal, bahan-bahan mentah dan setengah jadi, dan tenaga kerja sendiri Ravianto 1985 ; 19. Penggunaan sumber-sumber termasuk dikendalikan secara berdaya guna dan tepat guna. Untuk itu kita mengenal manajemen perkantoran, manajemen keuangan, manajemen perbekalan, dan manajemen personalia. Efisiensi dan pencapaian tujuan dari tiap-tiap aspek tersebut diperoleh melalui penerapan fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Dengan demikian dapat diduga bahwa faktor manajemen sangat berperan dalam peningkatan produktivitas kerja, baik secara langsung melalui perbaikan pengorganisasian dan tata prosedur yang memperkecil pemborosan dan keborosan, maupun secara tidak langsung melalui penciptaan jaminan kesempatan bagi seseorang untuk berkembang, penyediaan fasilitas latihan, perbaikan penghasilan dan jaminan sosial. Usaha peningkatan produktivitas sangat sensitif dengan kebijaksanaan pemerintah dibidang produksi, investasi, perizinan usaha, teknologi, moneter, fiskal, harga, distribusi dan lain-lain. Tiap- tiap kebijaksanaan dibidang tersebut mempengaruhi produktivitas baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui gizi dan kesehatan, pengahasilan dan jaminan sosial, kesempatan dan pengembangan manajemen. Keadaan gizi dan kesehatan yang baik memberikan kemampuan serta kesegaran fisik dan mental seseorang dalam melakukan pekerjaan. Semakin baik keadaan gizi dan kesehatan seseorang, semakin tinggi tingkat produktivitasnya Ravianto 1985;15. Keadaan gizi dan kesehatan seseorang juga mempengaruhi dalam pendidikan dan latihan. Oleh sebab itu, keadaan gizi dan kesehatan yang rendah dalam masyarakat secara tidak langsung menimbulkan produktivitas kerja yang rendah karena tingkat pendidikan dan keterampilan umumnya rendah. Pengahasilan dan jaminan sosial dalam arti imbalan atau pengahargaan ternyata dapat menjadi pendorong atau insentif untuk bekerja giat atau lebih produktif Ravianto 1985 ; 15. Dalam perusahaan-perusahaan, pemberian penghasilan dan jaminan sosial tercermin dalam sistem pengupahan. Pegawai yang menghasilkan lebih banyak, biasanya memperoleh penghasilan dan jamina sosial yang lebih baik juga. Sistem pengupahan seperti itu bukan saja untuk menjamin pemberian imbalan atas prestasi seseorang, tetapi juga untuk mendorong setiap karyawan berprestasi baik. Penghasilan dan jaminan sosial seseorang berkaitan langsung dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, perumahan, dan kesehatan, yang lebih lanjut mempengaruhi produktivitas. Tingkat produktivitas seseorang juga sangat tergantung pada kesempatan yang terbuka padanya. Kesempatan dalam hal ini sekaligus berarti adalah kesempatan untuk bekerja, pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilan tiap-tiap orang, dan kesempatan memperkembangkan diri Ravianto 1985 ;17. Rendahnya produktivitas kerja seseorang sering diakibatkan oleh salah penempatan, dalam arti bahwa seseorang itu tidak ditempatkan dalam pekerjaan sesuai dengan pendidikan dan keterampilannya. Salah penempatan dapat terjadi karena kelemahan dalam manajemen atau pimpinan yang kurang mengetahui gambaran tugas sebenarnya dan kemampuan bawahan dilingkungannya dan ketidakseimbangan pasar kerja. Berdasarkan uraian di atas manajemen dan kebijaksanaan pemerintah, gizi dan kesehatan, penghasilan dan jaminan sosial serta kesempatan kerja diduga berpengaruh besar terhadap produktivitas dan cenderung mendominasi pengaruhnya terhadap produktivitas sehingga disiplin tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Berdasarkan analisis data diatas tidak ada pengaruh disiplin pegawai terhadap produktivitas. Hal ini berarti pegawai yang disiplin tinggi produktivitasnya tetap sama, begitupun juga bila disiplinnya rendah produktivitasnya tetap sama.

2. Pengaruh keterampilan pegawai terhadap produktivitas kerja