Tugas dan tanggungjawab yang lebih berat dalam jabatan-jabatan yang lebih tinggi superior merupakan tantangan yang menuntut
peningkatan kemampuan dan produktivitas kerja. Oleh karena itu setiap orang perlu diberikan kesempatan-kesempatan baru yang dapat
meningkatkan produktiitas kerjanya dan sekaligus dapat dikaitkan dengan pembinaan kariernya. Dengan demikian peningkatan
produktivitas kerja di tingkat perusahaan atau instansi memerlukan perencanaan tenaga kerja secara mikro dan sistem pengembangan
karier pegawai. Berdasarkan uraian diatas, pengahasilan dan jaminan sosial,
gizi dan kesehatan, manajemen, kebijaksanaan pemerintah serta kesempatan diduga berpengaruh besar terhadap produktivitas kerja,
dan cenderung mendominasi produktivitas kerja sehingga keterampilan tidak berpengaruh terhadap produktivitas.
Berdasarkan analisis data diatas tidak ada pengaruh keterampilan pegawai terhadap produktivitas. Hal ini berarti yang
keterampilannya tinggi produktivitasnya tetap sama, begitupun juga bila keteramplannya rendah produktivitasnya tetap sama.
3. Pengaruh bakat pegawai terhadap produktivitas kerja
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh bakat terhadap produktivitas kerja. Nilai r
hitung
0,232 lebih
kecil dari r
tabel
0,279 dan nilai probabilitas 0,611 lebih besar dari taraf signifikansi 5 atau 0,05.
Berdasarkan deskripsi data tentang bakat diperoleh hasil sebagai berikut : kategori sangat tinggi sebanyak 14, kategori tinggi
31, kategori cukup 1, kategori kurang 4, kategori sangat kurang 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai memiliki bakat
tinggi. Hasil deskripsi data bakat pegawai sebagian besar masuk
dalam kategori tinggi. Meskipun bakat pegawai menunjukkan sebagian besar dalam kategori tinggi tetapi tidak diikuti produktivitas
kerja yang tinggi. Faktor-faktor yang diduga menyebabkan bakat tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja adalah gizi dan kesehatan,
kesempatan kerja, penghasilan dan jaminan sosial, manajemen serta kebijaksanaan pemerintah.
Gizi dan kesehatan yang baik akan memperlancar pekerjaan. Makan makanan yang bergizi tiap hari secara tidak langsung atau
langsung akan menambah daya juang pegawai. Kesehatan pegawai merupakan akibat dari gizi yang baik. Oleh karena itu gizi dan
kesehatan mempengaruhi produktivitas. Contohnya seorang pilot tidak diterima karena berkacamata. Bila pilot tersebut berkacamata akan
mempengaruhi penerbangan. Bila pegawai mempunyai penyakit menular maka secara langsung atau tidak langsung akan
mempengaruhi produktivitas.
Usaha peningkatan produktivitas kerja di satu pihak menuntut perluasan kesempatan kerja didasarkan pada perencanaan tenaga kerja
sehingga setiap orang ingin dan mampu bekerja memperoleh pekerjaan, dimana dia mempunyai kesempatan memperkembangkan
dan meningkatkan produktivitas kerjanya Ravianto;45;1985. Dilain pihak peningkatan produktivitas kerja melalui pemilihan teknologi
maju dikawatirkan dapat mengurangi kesempatan kerja. Oleh karena itu secara makro peningkatan produktivitas kerja perlu dikaitkan
dengan perencanaan tenaga kerja, perencanaan pembangunan, perencanaan pendidikan dan perencanaan lainnya secara terpadu.
Penghasilan jaminan sosial sangat diperlukan bagi pegawai. Penghasilan pegawai sangat diperlukan untuk biaya makan, pakaian,
tempat tinggal. Selain itu jaminan sosial diperlukan bagi pegawai yang terkena musibah atau berdukacita. Hal itu akan memompa daya juang
pegawai untuk bekerja lebih giat dan pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas.
Manajemen diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Dalam upaya mencapai tujuan ini,
studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan,
mengevaluasi, dan memelihara pegawai dalam jumlah kuantitas dan tipe kualitas yang tepat. Oleh karena itu manajemen yang baik akan
menunjang produktivitas.
Keadaan politik dan pemerintahan menjadi pertimbagan penting dalam peningkatan produktivitas. Misalnya suatu negara yang
keadaan politiknya tidak stabil maka investor akan enggan untuk berinvestasi di negara tersebut. Akibatnya pegawai banyak yang
menganggur dan mempengaruhi produktivitasnya. Maka politik suatu negara sangat berpengaruhi terhadap produktivitas.
Berdasarkan uraian mengenai keadaan gizi dan kesehatan, kesempatan kerja, penghasilan, jaminan sosial, manajemen dan
kebijaksanaan pemerintah berpengaruh besar terhadap produktivitas dan cenderung mendominasi pengaruhnya terhadap produktivitas
sehingga bakat tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Berdasarkan analisis data diatas tidak ada pengaruh bakat
pegawai terhadap produktivitas. Hal ini berarti pegawai yang bakatnya tinggi produktivitasnya tetap sama, begitupun juga bila bakatnya
rendah produktivitasnya tetap sama.
4. Pengaruh disiplin, keterampilan, dan bakat pegawai terhadap produktivitas kerja