Teknik Analisis Data PEMBAHASAN
Pada tahun 2016 diperoleh hasil perhitungan sebesar 44,53. Pada tahun ini, persentase tersebut juga mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya, maka masih berada pada posisi yang tidak ideal. Dengan kata lain, penggunaan dana lembaga yang disalurkan melalui
pemberian kredit kepada anggota masih dalam posisi yang tidak stabil atau kurang maksimal dan justu mengalami penurunan terus menerus
selama 3 tahun terakhir. b.
Simpanan non saham E5 Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur persentase total aset yang
didanai dari simpanan non saham. Tabel V. 5 Data simpanan non saham dan aset CU Satu Hati
Keterangan 2014
2015 2016
Simpanan Non Saham
Rp14.187.791.215 Rp17.270.654.999
Rp18.275.599.436 Total Aset
Rp16.538.213.095 Rp20.346.439.493
Rp21.815.109.873
Sumber : Lampiran 1, lampiran 3, dan Lampiran 5
Maka, diperoleh hasil perhitungan simpanan non saham yang dinyatakan sebagai berikut:
Tahun 2014 = Tahun 2015 =
Tahun 2016 =
Penjelasan: Pada tahun 2014 diperoleh hasil sebesar 85,79. Persentase
tersebut melebihi standar ukur posisi yang ideal. Artinya, pendanaan lembaga yang berasal dari simpanan non saham anggota berada pada
posisi yang tidak stabil dan jauh lebih tinggi dari standar persentase yang seharusnya dan dapat berdampak pada beban CU itu sendiri.
Pada tahun 2015 diperoleh hasil sebesar 84,88. Persentase tersebut melebihi standar ukur posisi yang ideal namun dilihat dari
tahun sebelumnya mengalami penurunan tentunya berdampak baik bagi CU karena mendekati posisi ideal. Dengan kata lain, meskipun
mengalami penurunan, pendanaan lembaga yang berasal dari simpanan non saham anggota masih berada dalam keadaan yang tidak
stabil. Pada tahun 2016 diperoleh hasil sebesar 83,77. Persentase
tersebut melebihi standar ukur posisi yang ideal namun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dan mendekati posisi yang ideal.
Dengan kata lain, pendanaan lembaga yang berasal dari simpanan non saham anggota masih berada dalam keadaan yang tidak stabil.
c. Pinjaman ke pihak luar E6
Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur berapa besar persentase total aset yang didanai oleh pinjaman dari pihak luar.
Tabel V.6 Data pinjaman ke pihak luar dan aset CU Satu Hati
Keterangan 2014
2015 2016
Kewajiban jangka pendek
Rp 0 Rp 0
Rp 0 Kewajiban
jangka panjang
Rp 0 Rp 0
Rp 0 Total Aset
Rp16.538.213.095 Rp20.346.439.493
Rp21.815.109.873
Sumber: Lampiran 1, lampiran 3, dan Lampiran 5
Hasil perhitungan persentase pinjaman ke pihak luar dinyatakan sebagai berikut:
Tahun 2014 = Tahun 2015 =
Tahun 2016 = Penjelasan:
Pada tahun 2014 sampai pada tahun 2016 diperoleh hasil persentase 0. Persentase ini menunjukan posisi yang ideal. Nol
menunjukkan nilai yang sangat baik. Artinya total aset yang dimiliki lembaga tidak ada yang berasal dari hutang pihak ke 3. Apabila CU
melakukan pinjaman pada pihak luar atau pihak ke 3, maka akan membebani CU itu sendiri, dengan kata lain CU yang bekerja keras,
sedangkan pihak luar yang menerima hasil dan CU hanya menerima sisa-sisanya saja atau keuntungan yang sangat kecil. Sehingga perlu
dipertahankan untuk tidak meminjam dari pihak ke 3.
d. Modal lembaga bersih E9
Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur ketersediaan modal lembaga bersih.
Tabel V.7 Data Modal Lembaga, dana cadangan, pinjaman dan aset CU Satu Hati
Keterangan 2014
2015 2016
Modal Lembaga
Rp117.219.465 Rp132.872.119
Rp150.115.010 Dana
cadangan risiko
Rp249.749.650 Rp327.453.850
Rp378.186.725 Jumlah
Rp366.969.115 Rp460.325.969
Rp528.301.735 pinjaman lalai
12 bulan Rp272.824.725
Rp266.459.725 Rp299.632.663
pinjaman lalai 12 bulan
Rp483.347.200 Rp445.979.200
Rp518.490.590 aset-aset
bermasalah Rp0
Rp0 Rp0
Total Aset Rp16.538.213.095
Rp20.346.439.493 Rp21.815.109.873
Sumber : Lampiran 1, lampiran 3, dan lampiran 5
Hasil perhitungan perrsentase modal lembaga bersih dinyatakan sebagai berikut:
Tahun 2014 =
[ ]
Tahun 2015 =
[ ]
Tahun 2016 =
[ ]
Penjelasan: Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 hasil
persentasenya mengalami peningkatan secara berturut-urut -0,45, 0,19, dan 0,22. Persentase ini menunjukan tidak idealnya
indikator E9. Artinya, dalam tiga tahun terakhir ketersediaan modal lembaga dari total aset masih sedikit namun tetap mengalami
peningkatan dalam ketersediaan modal lembaga bersih. 3.
Asset Quality
Kualitas Aset A Indikator ini digunakan untuk mengukur persentase aset-aset yang tidak
menghasilkan yang dapat berdampak negatif terhadap perolehan keuntungan dan solvency ketahanan credit union, hal ini berkaitan
dengan pinjaman lalai, aset-aset tidak menghasilkan, dan pendanaan aset- aset yang tidak menghasilkan. Asett Quality tersebut terdiri dari 2 dua
perhitungan, yakni: a.
Pinjaman Lalai A1 Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur persentase total pinjaman
lalai di portofolio pinjaman, menggunakan kriteria saldo pinjaman yang lalai bukan menggunakan akumulasi angsuran pokok yang
tertunggak.
Tabel V.8 Data pinjaman lalai dan pinjaman beredar CU Satu Hati
Keterangan 2014
2015 2016
Total Kelalaian
pinjaman tidak
termasuk Charge-off
Rp756.171.925 Rp712.438.925
Rp818.123.253
Total Pinjaman
Rp7.898.574.272 Rp9.730.481.305
Rp10.093.451.662
Sumber : Lampiran 1, lampiran 3, lampiran 5 dan lampiran 7
Hasil perhitungan persentase pinjaman lalai terhadap total pinjaman dinyatakan sebagai berikut:
Tahun 2014 = Tahun 2015 =
Tahun 2016 = Penjelasan:
Pada tahun 2014 diperoleh hasil persentase sebesar 9,57. Persentase ini menunjukan idak idealnya indikator A1. Artinya, pada
tahun 2014 mengalami tingginya kelalaian pinjaman yang tidak dikembalikan oleh anggota.
Pada tahun 2015 diperoleh hasil persentase sebesar 7,32. Persentase ini menunjukan idak idealnya indikator A1. Artinya, pada
tahun 2015 mengalami tingginya kelalaian pinjaman yang tidak dikembalikan oleh anggota, namun pada tahun ini mengalami
perbaikan dari tahun sebelumnya dengan menurunya kelalaian pinjaman oleh anggota.
Pada tahun 2016 diperoleh hasil persentase sebesar 8,11. Persentase ini menunjukan tidak idealnya indikator A1. Artinya, pada
tahun 2016 mengalami tingginya kelalaian pinjaman yang tidak dikembalikan oleh anggota dan pada tahun ini justru kelalaian
pinjaman anggota meningkat. b.
Aset-aset yang tidak menghasilkan A2 Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur persentase total aset yang
tidak dapat memberikan keuntungan atau pendapatan. Tabel V.9 Data aset yang tidak menghasilkan dan aset CU Satu Hati
Keterangan 2014
2015 2016
Total Aset yang tidak
menghasilkan Rp4.753.574.986
Rp4.894.040.708 Rp5.006.293.172
Total Aset Rp16.538.213.095
Rp20.346.439.493 Rp21.815.109.873
Sumber : Lampiran 1, lampiran 3, dan lampiran 5
Catatan : Aset yang tidak menghasilkan dalam hal ini berkaitan dengan aset tetap dan lancar termasuk Kas, bank, sibuhar, deposito,
pinjaman, dan simpanan jangka panjang. Hasil perhitungan persentase total aset yang tidak menghasilkan bagi
CU Satu Hati dinyatakan sebagai berikut: Tahun 2014 =
Tahun 2015 = Tahun 2016 =
Penjelasan: Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 diperoleh hasil
persentase secara berturut-turut 28,74, 24,05, dan 22,95. Persentase selama 3 tahun terakhir ini menunjukan posisi indikator A2
yang tidak ideal. Artinya, masih tingginya tingkat persentase total aset yang tidak menghasilkan terhadap total aset lembaga yang
menandakan kondisi yang tidak stabil, namun selama 3 tahun terakhir terjadi penurunan persentase, oleh karena itu perlu diefisienkan lagi
aset yang tidak menghasilkan agar dapat persentase yang menduduki posisi ideal.
4. Rates of Return and Cost R
Indikator ini digunakan untuk mengukur perolehan pendapatan rata-rata untuk setiap aset yang paling produktif yang terdapat pada neraca. Selain
itu juga, R mengukur biaya rata-rata untuk setiap utang dan modal yang paling penting. Hasilnya merupakan perolehan investasi rata-rata yang
menunjukkan apakah CU memperoleh pendapatan dan mampu membayar sesuai tingkat bunga pasar atas aset, utang, dan modal. Perhitungan rates
of return and cost meliputi 2 dua, yakni a.
Biaya Keuangan R7 Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur pendapatan biaya atas
simpanan saham anggota.
Tabel V.10 Data dividen, premi asuransi, pajak, dan simpanan saham CU Satu Hati
Keterangan 2014
2015 2016
Total Dividen a
Rp156.156.537 Rp172.143.154
Rp195.088.093 Total premi
Asuransi b Rp0
Rp0 Rp0
Total Pajak c
Rp19.391.291 Rp15.702.400
Rp15.919.900 Jumlah
a+b+c Rp175.547.828
Rp187.845.554 Rp211.007.993
Total Simpanan
Saham Rp1.706.186.700
Rp2.259.326.450 Rp2.694.212.700
Total simpanan
saham tahun lalu
Rp1.202.871.850 Rp1.706.186.700
Rp2.259.326.450
Sumber : Lampiran1,lampiran 2, lampiran 3, lampiran 4, lampiran 5, lampiran 6
Hasil perhitungan persentase pendapatan atas simpanan saham
anggota sebagai berikut: Tahun 2014 =
Tahun 2015 = Tahun 2016 =
Penjelasan: Selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 diperoleh hasil
secara berturut-turut 3,02, 2,37 dan 2,13. Persentase ini menunjukan tingkat pendapatan simpanan saham anggota yang berada
pada posisi yang tidak ideal,dan justru semakin menurun selama 3
tahun terakhir sehingga, untuk meningkatkan pendapatan simpanan saham anggota, perlu memaksimalkan kinerja CU dalam kegiatannya.
b. Biaya operasional R9
Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur biaya yang terkait dengan manajemen dari semua aset yang dimiliki oleh CU. Biaya ini diukur
sebagai persentase ttal aset dan menunjukkan derajat efisiensi operasional ataupun ketidakefisiensian operasional.
Tabel V.11 Data biaya operasional dan aset CU Satu Hati
Keterangan 2014
2015 2016
Biaya Operasional
Rp955.797.270 Rp944.215.513
Rp1.054.036.739 Total aset
Rp16.538.213.095 Rp20.346.439.493
Rp21.815.109.873 Total Aset
tahun lalu Rp12.412.985.823
Rp16.538.213.095 Rp20.346.439.493
Sumber: Lampiran 1,lampiran 2, lampiran 3, lampiran 4, lampiran 5, dan lampiran 6
Catatan: Biaya operasional dalam perhitungan ini berkaitan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan CU yang berkaitan dengan kegiatannya, dalam hal ini biaya operasional tidak termasuk biaya bunga simpanan
anggota. lihat halaman lampiran. Hasil perhitungan persentase efisiensi operasional CU dinyatakan
sebagai berikut: Tahun 2014 =
Tahun 2015 =
Tahun 2016 = Penjelasan:
Pada tahun 2014 sampai pada tahun 2016 diperoleh hasil perhitungan secara berturut-turut sebesar 6,60, 5,12, dan 4,9.
Persentase ini menunjukan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh CU dalam membiayai kegiatannya, bila dilihat selama 3 tahun terakhir
maka diperoleh hasil persentase mendekati posisi yang ideal dan pada tahun 2016 berada pada posisi yang ideal. Artinya, biaya operasional
yang dikeluarkan oleh CU sudah maksimal dan diharapkan bisa dikelola secara optimal untuk peningkatan penghasilan CU.
5.
Liquidity
Likuiditas L Indikator ini digunakan untuk menunjukkan apakah CU dalam
kegiatannya dapat menangani uang tunainya atau tidak, sehingga CU selalu memiliki uang yang cukup, apabila tiba-tiba anggota menarik
simpanannya. Selain itu juga, uang yang menganggur diukur untuk memasikan bahwa aset-aset yang tidak menghasilkan jangan sampai
mengurangi pendapatan CU. a.
Ketahanan Cadangan Kas Likuid L1 Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur ketahanan cadangan kas
likuid untuk memenuhi seluruh penarikan simpanan, setelah membayar semua kewajiban jangka pendek 30 hari.
Tabel V.12 Data investasi, hutang, dan simpanan non saham Kas Likuid
Keterangan 2014
2015 2016
Investasi likuid yang
menghasilkan Rp3.886.063.837
Rp5.721.917.480 Rp6.715.365.039
aset likuid yang tidak
menghasilkan Rp4.416.433.586
Rp4.728.074.808 Rp4.898.167.272
kewajiban jangka pendek 30 hari
Rp0 Rp0
Rp0 total simpanan
non saham Rp14.187.791.215
Rp17.270.654.99 9
Rp18.275.599.436
Sumber : lampiran 1, lampiran 3,lampiran 5
Catatan : Investasi likuid pada tabel diatas diperoleh dari penjumlahan bank, sibuhar, deposito, simpanan pada inkopdit, dan simpanan
penyertaan. Hasil perhitungan persentase ketahanan cadangan kas likuid CU
dinyatakan sebagai berikut: Tahun 2014 =
Tahun 2015 = Tahun 2016 =
Penjelasan: Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 diperoleh hasil
persentase secara berturut-turut sebesar 58,52, 60,51, dan 63,55. Persentase ini menunjukan posisi yang tidak ideal untuk indikator
pengukuran L1 dan cenderung terus mengalami peningkatan
persentase yang semakin jauh dari posisi yang ideal. Artinya, Cu sudah memiliki dana cadangan likuiditas yang mampu mencukupi
kebutuhan jangka pendek maupun operasional lembaga, namun angka tersebut terlalu tinggi dari yang seharusnya, dengan kata lain dana
yang tersedia belum dioptimalkan oleh CU khususnya dalam perputaran pinjaman anggota.
6. Sign of growth S
Indikator ini digunakan untuk mengukur persentase pertumbuhan di setiap nomor perkiraan yang paling penting di laporan keuangan, juga
pertumbuhan anggota. Dalam kondisi ekonomi dengan angka inflasi yang tinggi, perrtumbuhan nyata setelah dikurangkan dengan inflasi,
merupakan kunci ketahanan jangka panjang CU. Ada 2 dua perhitungan indikator sign f growth, diantaranya:
a. Pertumbuhan anggota S10
Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur pertumbuhan anggota CU pada tahun berjalan.
Tabel V.13 Data Jumlah Anggota CU Satu Hati
Keterangan 2014
2015 2016
Jumlah anggota 4276
4470 4535
Jumlah anggota tahun
sebelumnya 3668
4276 4470
Sumber: Data jumlah anggota CU Satu Hati
Hasil perhitungan persentase pertumbuhan anggota CU Satu Hati dinyatakan sebagai berikut:
Tahun 2014 = Tahun 2015 =
Tahun 2016 = Penjelasan:
Pada tahun 2014 diperoleh hasil perhitungan sebesar 16,58. Persentase ini menunjukan posisi yang sangat ideal karena lebih dari
standar yang diharapkan. Dengan kata lain, pada tahun 2014 terjadi pertumbuhan CU khususnya dalam jumlah anggota dibuktikan dengan
adanya penambahan jumlah anggota yang signifikan dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2015 diperoleh hasil perhitungan sebesar 4,54. Persentase ini menunjukan posisi yang tidak ideal. Artinya, pada
tahun 2015 peningkatan jumlah anggota tidak sebanding dengan standar pengukuran yang diharapkan atau peningkatan jumlah anggota
yang terjadi berada dibawah posisi yang diharapkan. Pada tahun 2016 diperoleh hasil perhitungan sebesar 1,46.
Persentase ini menunjukan posisi yang tidak ideal. Artinya, pada tahun 2016 peningkatan jumlah anggota tidak sebanding dengan
standar pengukuran yang diharapkan atau peningkatan jumlah anggota yang terjadi berada dibawah posisi yang diharapkan untuk itu perlu
upaya di tahun selanjutnya agar terjadi peningkatan jumlah anggota yang sesuai dengan standar yang diharapkan dan berada pada posisi
yang stabil. b.
Pertumbuhan Total Aset S11 Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur persentase perrtumbuhan
total aset tahun berjalan. Tabel V. 14 Data jumlah total aset CU Satu Hati.
Keterangan 2014
2015 2016
Total Aset Rp16.538.213.095
Rp20.346.439.493 Rp21.815.109.873
Total Aset sampai akhir
tahun sebelumnya
Rp12.412.985.823 Rp16.538.213.095
Rp20.346.439.493
Sumber : lampiran 1,lampiran 3, lampiran 5
Hasil perhitungan persentase pertumbuhan total aset CU Satu Hati pada tahun berjalan dinyatakan sebagai berikut:
Tahun 2014 = Tahun 2015 =
Tahun 2016 = Penjelasan:
Pada tahun 2014 diperoleh hasil sebesar 33,23. Persentase ini jauh lebih besar dari standar yang diharapkan sehingga berada
pada posisi yang sangat ideal. Artinya, CU memiliki peningkatan terhadap aset dari tahun sebelumnya dan aset semakin menguat pada
tahun 2014. Aset yang kuat dapat berdampak positif maupun negatif terhadap perolehan pendapatan CU itu sendiri.
Pada tahun 2015 diperoleh hasil sebesar 33,23. Meskipun persentase aset mengalami penurunan dari peningkatan aset tahun
sebelumnya, persentase tersebut tetap berada pada posisi yang jauh lebih tinggi dari standar yang diharapkan sehingga tetap berada pada
posisi yang sangat ideal. Artinya, CU memiliki peningkatan terhadap aset dari tahun sebelumnya dan aset semakin menguat pada tahun
2015. Pada tahun 2016 diperoleh hasil sebesar 7,22. Persentase
ini mengalami peningkatan dari aset sebelumnya, namun peningkatan aset tidak sesuai dengan harapan sehingga berada pada posisi yang
tidak ideal. Artinya, aset yang tumbuh tidak sebanding dengan tingkat inflasi yang terjadi atau berada di bawah tingkat inflasi.