Kadar Pati PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK (Kajian Substitusi Tepung Kulit Pisang Kepok Pada Tepung Terigu Dan Penambahan Telur).

Pada Gambar 7, menunjukkan bahwa semakin tinggi substitusi tepung terigu atau semakin rendah substitusi tepung kulit pisang kepok dan semakin tinggi penambahan telur maka dapat meningkatkan kadar protein mie kering yang dihasilkan, sebaliknya semakin rendah substitusi tepung terigu atau semakin tinggi substitusi tepung kulit pisang kepok dan semakin rendah penambahan telur maka kadar protein semakin menurun. Hal ini disebabkan karena tepung terigu mempunyai kandungan protein yang disebut gluten, sehingga tepung terigu akan membentuk gluten jika dibasahi air sedangkan tepung kulit pisang kepok mempunyai kadar protein yang lebih kecil dibandingkan dengan kadar protein tepung terigu yaitu, 12 Anonymus, 1994, dan kandungan kadar protein pada telur cukup tinggi, sehingga semakin tinggi penambahan telur maka dapat meningkatkan kadar protein mie kering. Hal ini didukung oleh Winangun 2007, telur berfungsi sebagai pengikat molekul pati atau Stabilizer yang berfungsi untuk mengikat molekul pati yang terdapat pada tepung terigu dan tepung subtitusi lain sehingga dapat membantu pembentukan tekstur dari mie kering yang dihasilkan, sedangkan menurut Astawan 2011, bahwa penambahan telur pada pembuatan mie kering adalah untuk meningkatkan mutu protein mie dan menciptakan adonan yang lebih liat sehingga tidak mudah putus.

3. Kadar Pati

Hasil analisis ragam Lampiran 5, menunjukkan adanya interaksi yang nyata p ≤ 0,05 antara perlakuan substitusi tepung kulit pisang kepok pada tepung terigu dan penambahan telur dan masing-masing perlakuan berpengaruh nyata p ≤ 0,05 terhadap kadar pati mie kering. Rerata kadar pati mie kering dengan perlakuan substitusi tepung kulit pisang kepok pada tepung terigu dan penambahan telur dapat dilihat pada Tabel 10. Pengaruh substitusi tepung kulit pisang kepok pada tepung terigu dan penambahan telur, ditunjukkan pada Gambar 8. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 10 . Nilai rata-rata kadar pati mie kering dengan perlakuan substitusi tepung kulit pisang kepok pada tepung terigu dan penambahan telur. Keterangan : Nilai rata-rata yang didampingi dengan huruf berbeda menyatakan Perlakuan Substitusi Tepung Kulit Pisang Kepok pada Tepung Terigu Penambahan Telur vb Kadar Pati Notasi DMRT 5 18 64.4243 h 2.0800 15 20 57.7017 g 2.0678 22 53.7363 f 2.0555 18 53.5780 f 2.0311 20 20 50.9427 e 2.0005 22 43.2303 d 1.9638 18 40.1007 c 1.9087 25 20 35.6810 b 1.8169 22 29.9380 a - perbedaan yang nyata p ≤ 0,05 Pada Tabel 10, menunjukkan bahwa rata-rata kadar pati mie kering berkisar antara 64.0910 - 29.9380. Perlakuan substitusi tepung kulit pisang kepok 15 bb dan penambahan telur 18 vb memberikan hasil kadar pati mie kering tertinggi 64.0910, sedangkan perlakuan substitusi tepung kulit pisang kepok 25 bb dan penambahan telur 22 vb memberikan hasil kadar pati mie kering terendah 29.9380. Gambar 8 . Hubungan antara substitusi tepung kulit pisang kepok pada tepung terigu dan penambahan telur terhadap kadar pati mie kering. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada Gambar 8, menunjukkan bahwa semakin tinggi substitusi tepung terigu atau semakin rendah substitusi tepung kulit pisang kepok dan semakin rendah penambahn telur menyebabkan kadar pati mie kering akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena kandungan kadar pati tepung terigu lebih besar dibandingkan dengan kadar pati tepung kulit pisang kepok, sehingga semakin tinggi substitusi tepung terigu dan semakin rendah substitusi tepung kulit pisang kepok maka akan meningkatkan kadar pati pada mie kering. Sesuai dengan hasil analisa bahan baku bahwa kadar pati pada tepung kulit pisang kepok yaitu 52,5. Hal ini didukung oleh Anonymus 1994 bahwa tepung terigu mengandung kadar pati yaitu 77,3. Proses penyerapan air dengan pengembangan yang irreversible dimulai dengan ikatan hidrogen yang menghubungkan molekul – molekul amilosa dan amilopektin sehingga pati rusak oleh panas, sedangkan dengan adanya penambahan telur dapat mengikat molekul pati yang terdapat pada tepung terigu dan tepung substitusi lain sehingga dapat membantu pembentukan tekstur dari mie kering yang dihasilkan Winarno, 2007.

4. Kadar Serat Kasar