untuk data sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditasi diperoleh nilai probabilitasnya nilai Sig.
dari 0.05 yaitu 0.027. maka dapat disimpulkan bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan
akreditas adalah tidak identik.
C. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengujian prasyarat, analisis data diketahui data mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan Akreditasi dan Status
sekolah berdistribusi normal, sedangkan dalam pengujian homogenitas data mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan Status Sekolah
identik, sedangkan berdasarkan Akreditasi Sekolah tidak identik. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian
hipotesis adalah dengan menggunakan Uji Man-Whitney untuk variabel yang memiliki 2 sampel dan Uji Kruskial untuk variabel yang memiliki lebih dari 2
sampel dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 17 For Windows. Program ini menampilkan dua tabel yaitu hasil statistik dari subjek status
sekolah dan akreditasi sekolah yang hasilnya dapat dilihat pada deskripsi dibawah ini:
1. Pengujian Hipotesis I
a. Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan
status sekolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ho= Tidak Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah.
Ha= Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah.
Tabel 5.14 Hasil Uji Man Whitney Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku
Menyontek Berdasarkan Status Sekolah
Ranks
status_sekolah N
Mean Rank Sum of Ranks sikap_menyontek
Negeri 33
44.45 1467.00
swasta 80
62.18 4974.00
Total 113
Test Statistics
a
sikap_menyontek Mann-Whitney U
906.000 Wilcoxon W
1467.000 Z
-2.615 Asymp. Sig. 2-tailed
.009
Berdasarkan tabel 5.14 tampak bahwa nilai asymp sig adalah 0,009, karena nilai asymp sig dari 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada
perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah. Dalam tabel output rank bagian mean rank, terlihat angka
mean rank rata-rata ranking untuk status sekolah, sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mean rank status sekolah swasta = 62.18 dan mean rank status sekolah negeri = 44.45.
b. Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan
akreditasi sekolah. Ho= Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek
berdasarkan akreditasi sekolah. Ha= Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek
berdasarkan akreditasi sekolah
Tabel 5.15 Hasil Uji Kruskal-Wallis Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku
Menyontek Berdasarkan Akreditas Sekolah
Ranks
akreditasi_sekolah N
Mean Rank sikap_menyontek
A 33
44.45 B
26 66.92
BT 54
59.89 Total
113
Dari tabel 5.15 diatas menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig adalah 0.022 yang jauh dibawah 0.05 maka H0 ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan
antara sikap siswa terhadap perilaku menyontek di ketiga sekolah dengan akreditasi yang berbeda yaitu A B dan belum terakreditasi. Dalam tabel
Test Statistics
a,b
sikap_menyontek Chi-Square
7.646 df
2 Asymp. Sig.
.022 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
output rank bagian mean rank, terlihat angka mean rank rata-rata ranking untuk akreditasi tertentu, sebagai berikut: Mean Rank Akreditasi A = 44.45,
mean rank Akreditasi B = 66.92, dan mean rank belum terakreditasi = 59.89. Jika dilihat dari mean rank semua akreditasi hampir sama. Hal ini
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan sikap siswa diantara ketiga akreditasi tersebut jika dibandingkan bersama-sama.
D. Pembahasan
1. Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Status
Sekolah Berdasarkan data yang ditemukan dari hasil penelitian menunjukan
bahwa ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek pada sekolah yang bestatus negeri dan swasta ditunjukan dengan hasil Asymp.
Sig = 0.009 α 0.05. sikap siswa terhadap perilaku menyontek pada nilai
mean sekolah negeri lebih rendah dari sekolah swasta, hal ini terlihat dari perbandingan mean yaitu mean sekolah negeri mean sekolah swasta
44.45 62.18. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diartikan bahwa
adanya perbedaan sikap antara siswa disekolah negeri maupun disekolah swasta. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Karena sekolah negeri memiliki fasilitas yang lengkap dan memadai
karena didukung dan diberi bantuan oleh pemerintah, sedangkan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekolah swasta semua fasilitas yang ada diperoleh dari donatur dan pemilik sekolah yayasan tersebut.
b. Proses pembelajaran yang berbeda antara negeri dan swasta karena
sarana dan prasarana yang ada dimasing-masing sekolah. c.
Pendidik yang sudah menjadi pegawai negeri sipil, yang hidupnya sudah terjamin dengan berbagai tunjangan dan gaji yang lumayan
besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, berbeda dengan pendidik yang bekerja pada sekolah swasta yang statusnya sebagai
pendidik tetap yayasan atau pendidik tidak tetap yayasan yang penghasilannya ditentukan dari berapa banyaknya jumlah jam
mengajar. d.
Pendidik yang memperoleh feedback tidak sesuai dengan apa yang sudah diberikan kepada siswa-siswinya.
Tak jarang hanya demi menjaga nama baik sekolah, agar terkesan memiliki kualitas pendidikan yang baik, pihak sekolah melakukan
berbagai upaya untuk mempertinggi persentase angka kelulusan. Sekolah yang memberikan tambahan les diluar jam pelajaran perlu di apresiasi,
namun ketika pihak sekolah telah kehabisan cara untuk mempertahankan kredibilitasnya sebagai sekolah terpandang, bisa jadi bukan hanya
memberikan pengawasan yang leluasa tetapi memperbolehkan siswanya bertindak tidak jujur pada saat ujian berlangsung, atau bahkan pihak
sekolah membantu memberikan jawaban yang mungkin belum tentu benar jawabanya. Siswa disekolah swasta sering sekali terdengar sebagai siswa