Koefisien Determinasi Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara

Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesis ini antara lain : 1 : b = b 1 = . . . = b k = 0 Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. :Minimal satu parameter koefisien regresi b k yang ≠ 0 Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas 2 Pilih taraf α yang diinginkan 3 Hitung statistik F hitung dengan menggunakan persamaan 4 Nilai F tabel menggunakan daftar tabel F dengan taraf signifikansi α yaitu F tabel = F 1 , 1 k n k 5 Kriteria pengujian : jika F hitung ≥ F tabel , maka ditolak dan diterima.Sebaliknya Jika F hitung ≤ F tabel , maka diterima dan ditolak.

2.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang disimbolkan denga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.Nilai dikatakan baik jika berada di atas 0,5 karena nilai berkisar antara 0 dan 1.Pada umumnya model regresi linier berganda dapat dikatakan layak dipakai untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam model. Koefisien determinasi dapat dihitung dari : Universitas Sumatera Utara Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu : Harga diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh masing- masing variabel yang tinggal dalam regresi.Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.

2.6 Uji Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional berhubungan bukan berarti disebabkan.Uji korelasi tidak membedakan jenis variabel tidak ada variabel dependen maupun independen.Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.Uji korelasi terdiri dari Pearson, Spearman dan Kendall.Jika sampel data lebih dari 30 sampel besar dan kondisi data normal, sebaiknya menggunakan korelasi Pearsonn karena memenuhi asumsi parametrik. Jika jumlah sampel kurang dari 30 sampel kecil dan kondisi data tidak normal maka sebaiknnya menggunakan korelasi Spearman atau Kendall karena memenuhi asumsi non-parametrik. R 2 = n 1 i 2 i reg y JK R 2 = 2 2 2 1 1 . ... i i i ki k i i i i Y Y y x b y x b y x b Universitas Sumatera Utara

2.6.1 Koefisien Korelasi

Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan keeratan suatu hubungan antarvariabel.Koefisien korelasi biasanya disimbolkan dengan r. Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga+1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus+ atau minus- yang menunjukan arah korelasi. Makna sifat korelasi: 1. Korelasi positif + berarti jika variabel X 1 mengalami kenaikan maka variabel X 2 juga mengalami kenaikan atau jika variabel X 2 mengalami kenaikan maka variabel X 1 juga mengalami kenaikan 2. Korelasi negatif - berarti jika variabel X 1 mengalami kenaikan maka variabel X 2 akan mengalami penurunan, atau jika variabel X 2 mengalami kenaikan maka variabel X 1 akan mengalami penurunan Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut : r = 2 2 2 2 i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n Universitas Sumatera Utara 1. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah. 2. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah. 3. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan cukup. 4. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat. 5. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali. 6. 1 berarti korelasi sempurna. Universitas Sumatera Utara BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat BPS Badan Pusat Statistik

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur pertanian, Kerajinan dan Perdagangan Directure Vand Landbow Nijeverheiden Handed dan Berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistik CKS atau kantor statistik dan di pindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor Invoer Vitvoer en Accijnsen IUA yang sekarang disebut kantor Bea dan Cukai. Universitas Sumatera Utara

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1944, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan Statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini Central Kantor Voor de Statistik CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan Statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali Central Kantor Voor de Statistik CKS. Berdasarkan surat edaran kementrian kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219S.C, KAPURRI Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia dan Central Voor de Statistik CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada dibawah dan bertanggung jawab menteri Kemakmuran. Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor p44, Lembaga Kantor Pusat Statistik KPS berada dibawah dan bertanggungjawab menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 Nomor:18.099M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Universitas Sumatera Utara Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan Presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kementrian Perekonomian dipecah menjadi kementrian Perdagangan dan kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI Nomor 172, terhitung tanggal 1 Juni 1957 Kantor Pusat Statistik KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdanana mentri.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Dalam rangka perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan pada organisasi Badan Pusat Statistik. Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat Statistik. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat Statistik. Universitas Sumatera Utara 3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1992 tentang organisasi Badan Pusat Statistik dan Keputusan Presidan Nomor 6 tahun 1992 tentang kedudukan, fungsi, susunan dan tata Kerja Biro Pusat Statistik. 4. Undang-undang Nomor 16 tahun 1917 tentang Statistik 5. Keputusan Presiden RI Nomor 86 tahun1998 tentang Badan Pusat Statistik 6. Keputusan Pemerintah Nomor 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik Tahun 1968, ditetapkan peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah.Tahun 1980 peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 tahun1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru. Universitas Sumatera Utara

3.2 Visi dan Misi BPS Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

3.2.1 Visi

Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

3.2.2 Misi

Dalam menunjuk pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu, handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik serta pengembanan ilmu pengetahuan statistik.

3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi.Dimana organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisir, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama. Universitas Sumatera Utara Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungannya yang satu dengan yang lain. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang baik, maka dapat diketahui pembagian tugas antara para pegawai dalam rangka pencapaian tujuan. Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara adalah berbentuk Lini dan staff 1. Bagian Tata UsahaKepegawaian 2. Bidang Statistik Produksi 3. Bidang Statistik Distribusi 4. Bidang Statistik Kependudukan 5. Bidang Pengolahan, Penyajian dan Pelayanan Statistik 6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Universitas Sumatera Utara STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI Universitas Sumatera Utara BAB 4 PENGOLAHAN DATA

4.1 Data dan pembahasan