Pengaruh Citra Merek dan Reputasi Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CITRA MEREK DAN REPUTASI PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE

SAMSUNG PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

OLEH

Roy Marthin Tarigan 120521072

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PENGARUH CITRA MEREK DAN REPUTASI PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE

SAMSUNG PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh citra merek dan reputasi perusahaan terhadap pengambilan keputusan pembelian smartphone Samsung pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan yakni dengan metode observasi, kuesioner dan studi kepustakaan yang dilakukan secara sistematik berdasarkan tujuan penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah dengan metode analisis regresi linier berganda, dengan menggunakan uji hipotesis yaitu uji t, uji F dan Uji R2.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variable citra merek dan reputasi perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian smartphone Samsung pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Diperoleh persamaan Y = 3,053+ 0,614 X1 + 0,193 X2, yang memiliki arti bahwa variabel citra merek dan reputasi perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.

Dari penelitan ini dapat disimpulkan berdasarkan uji statistik bahwa variabel citra merek dan reputasi perusahaan secara bersama-sama (uji-F) memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uji-t hasil yang diproleh bahwa variabel citra merek dan reputasi perusahaan masing-masing bepengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dari penelitian ini diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,465. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 46,5% keputusan pembelian konsumen smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh citra merek dan reputasi perusahaan sedangkan sisanya sebesar 53,5% dipengaruhi oleh oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti.


(3)

THE INFULENCE OF BRAND IMAGE AND CORPORATE REPUTATION TO THE PURCHASE DECISION OF SAMSUNG SMARTPHONE AT THE

STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze how much influence the brand image and corporate reputation against Samsung smartphone purchase decision on the students of the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra.

This research was conducted at the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra. The method used is by observation, questionnaire and literature study conducted systematically by research purposes. The analytical method used is the method of multiple linear regression analysis, using a hypothesis test that the t test, F test and R2 test.

The results showed that variables brand image and corporate reputation has a significant influence on Samsung smartphone purchase decision on the students of the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra. Obtained by the equation Y = 3,053 + 0,614 X1 + 0,193 X2, which means that the variable brand image and reputation of the company has positive influence on consumer purchase decisions.

From this research it can be concluded based on the statistical test that variable brand image and corporate reputation simultaneously (test-F) has a positive influence on purchase decisions. Based on the t-test results obtained that variable brand image and corporate reputation each positive striving toward purchasing decisions. From this research, the value of Adjusted R Square of 0.465. It shows that 46.5% of consumer purchasing decisions Samsung smartphone at Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra affected by brand image and corporate reputation, while the remaining 53.5% influenced by the other variables not examined.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Citra Merek dan Reputasi Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”. Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan, saran, bantuan, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini peneliti sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Mulykata Sebayang, M.Si., Selaku Dosen Pembimbing peneliti. Penliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah banyak


(5)

meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan memberikan saran dan pengalaman kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini sampai dengan terselesaikan.

6. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku dosen pembaca penilai yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini. 7. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Teman-teman seperjuangan manajemen Ekstensi 2012 yang selalu memberikan semangat dan pelajaran berharga kepada peneliti.

9. Responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjawab kuesioner penelitian.

10. Teristimewa kepada orang tua dan kakak-kakakku tercinta yang turut memberi kontribusi melalui doa dan dukungan yang sangat berarti bagi peneliti.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya, terima kasih atas bantuannya dalam terselesaikannya skripsi ini.

Peneliti sangat mengharapkan saran ataupun kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat meskipun peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Medan, Januari, 2015 Peneliti,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran ... 9

2.2 Tujuan Pemasaran ... 10

2.3 Strategi Pemasaran ... 10

2.4 Pengertian dan Tingkatan Produk ... 12

2.5 Pengertian Merek ... 14

2.6 Citra Merek ... 16

2.6.1 Faktor-Faktor yang Membentuk Citra Merek ... 17

2.7 Reputasi Perusahaan ... 20

2.8 Perilaku Konsumen ... 22

2.9 Keputusan Pembelian ... 23

2.10 Penelitian Terdahulu ... 26

2.11 Kerangka Konseptual ... 29

2.12 Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Batasan Oprasional ... 31

3.4 Defenisi Operasional Variabel... 32

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 33

3.6 Populasi dan Sampel ... 34

3.6.1 Populasi ... 34

3.6.2 Sampel ... 34

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.7.1 ... 36

3.7.2 ... 36

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 37

3.9.1 Uji Validitas ... 37

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 38


(7)

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 39

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 40

3.10.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 40

3.10.4 Uji Hipotesis ... 41

3.10.5 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 44

4.1.1 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 48

4.1.2 Logo Perusahaan ... 50

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 50

4.2.1 Karakteristik Responden ... 50

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Citra Merek, Reputasi Perusahaan dan Keputusan Pembelian ... 51

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 55

4.3.1 Uji Normalitas ... 55

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 58

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

4.5 Uji Hipotesis ... 62

4.5.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)... 62

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 64

4.6 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 65

4.7 Pembahasan ... 66

4.7.1 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian ... 66

4.7.2 Pengaruh Reputasi Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Penjualan smartphone kuartal pertama Tahun 2013 dan 2014 ... 6

3.1 Oprasional Variabel ... 32

3.2 Instrumen Skala Likert ... 33

3.3 Uji Validitas ... 38

3.4 Uji Reliabilitas ... 39

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 51

4.3 Dsitribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Merek (X1) ... 51

4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Reputasi Perusahaan (X2)... 52

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 54

4.6 Uji Kolmogrov Smirnov ... 58

4.7 Uji Glejser ... 60

4.8 Variables Entered/Removedb ... 60

4.9 Analisis Linier Berganda ... 61

4.10 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 63

4.11 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 65


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen ... 26

2.2 Kerangka Konseptual ... 30

4.1 Logo Perusahaan ... 50

4.2 Pengujian Normalitas Histogram ... 56

4.3 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 57


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


(11)

PENGARUH CITRA MEREK DAN REPUTASI PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE

SAMSUNG PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh citra merek dan reputasi perusahaan terhadap pengambilan keputusan pembelian smartphone Samsung pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan yakni dengan metode observasi, kuesioner dan studi kepustakaan yang dilakukan secara sistematik berdasarkan tujuan penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah dengan metode analisis regresi linier berganda, dengan menggunakan uji hipotesis yaitu uji t, uji F dan Uji R2.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variable citra merek dan reputasi perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian smartphone Samsung pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Diperoleh persamaan Y = 3,053+ 0,614 X1 + 0,193 X2, yang memiliki arti bahwa variabel citra merek dan reputasi perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.

Dari penelitan ini dapat disimpulkan berdasarkan uji statistik bahwa variabel citra merek dan reputasi perusahaan secara bersama-sama (uji-F) memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uji-t hasil yang diproleh bahwa variabel citra merek dan reputasi perusahaan masing-masing bepengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dari penelitian ini diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,465. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 46,5% keputusan pembelian konsumen smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh citra merek dan reputasi perusahaan sedangkan sisanya sebesar 53,5% dipengaruhi oleh oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti.


(12)

THE INFULENCE OF BRAND IMAGE AND CORPORATE REPUTATION TO THE PURCHASE DECISION OF SAMSUNG SMARTPHONE AT THE

STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze how much influence the brand image and corporate reputation against Samsung smartphone purchase decision on the students of the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra.

This research was conducted at the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra. The method used is by observation, questionnaire and literature study conducted systematically by research purposes. The analytical method used is the method of multiple linear regression analysis, using a hypothesis test that the t test, F test and R2 test.

The results showed that variables brand image and corporate reputation has a significant influence on Samsung smartphone purchase decision on the students of the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra. Obtained by the equation Y = 3,053 + 0,614 X1 + 0,193 X2, which means that the variable brand image and reputation of the company has positive influence on consumer purchase decisions.

From this research it can be concluded based on the statistical test that variable brand image and corporate reputation simultaneously (test-F) has a positive influence on purchase decisions. Based on the t-test results obtained that variable brand image and corporate reputation each positive striving toward purchasing decisions. From this research, the value of Adjusted R Square of 0.465. It shows that 46.5% of consumer purchasing decisions Samsung smartphone at Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra affected by brand image and corporate reputation, while the remaining 53.5% influenced by the other variables not examined.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa. Pengaruh globalisasi dirasakan di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya, keamanan, komunikasi dan lain-lain.

Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, meliputi: memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilakan informasi yang berkualitas (Suryana, 2012: 6). Teknologi informasi yang berkembang pesat dewasa ini, telah mendorong percepatan di berbagai bidang. Hal ini juga yang menyebabkan munculnya kemajuan pada data elektronik yang disimpan oleh komputer yang berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah (perangkat lunak) dan diimbangi pula dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi beserta komponen komputer yang dapat dilihat dan disentuh secara langsung oleh manusia (perangkat keras). Secara langsung ataupun tidak, teknologi informasi telah menjadi bagian penting dari berbagai bidang kehidupan. Karena banyak kemudahan yang ditawarkan, teknologi informasi hampir tidak dapat dilepaskan dari berbagai aspek kehidupan manusia.

Telepon cerdas (smartphone) adalah

kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan fungsi yang menyerupai cerdas. Bagi beberapa orang, telepon pintar merupakan telepon yang bekerja


(14)

menggunakan seluruh hubungan standar dan mendasar bagi pengembang

Smartphone atau telepon cerdas merupakan produk yang hangat atau sedang menjadi fenomena pada beberapa tahun belakangan ini. banyak sekali yang menawarkan beberapa jenis smartphone dari berbagai merek. Jika dulu seseorang sudah cukup dengan menelepon dan mengirim/menerima suatu pesan singkat berupa teks melalui perangkat nirkabel (SMS), sekarang kedua hal itu (menelepon dan SMS) tidak bisa lagi mencukupi kebutuhan masyarakat pengguna telepon pada saat ini, terutama pada masyarakat perkotaan. Kini, semua perusahaan manufaktur elektronik berlomba-lomba membuat telepon yang dapat memenuhi permintaan (demand) pasar.

Dalam memenuhi permintaan akan smartphone maka peran pemasaran sebagai pemenuhan kebutuhan sangat di perlukan. Menurut Kotler dan Keller (2009: 5) inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu defenisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Sebagai suatu studi tentang konsumen, perilaku konsumen bagian penting dari pemasaran, karena pemasaran adalah ilmu yang mengupayakan kiat-kiat untuk memuaskan konsumen dengan produk atau jasa. Perilaku konsumen dimaknai sebagai proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.

Dalam membeli suatu produk, konsumen tentu menggunakan proses pengambilan keputusan yang baik. Seperti pengambilan keputusan dalam


(15)

kehidupan sehari-hari dan kehidupan berorganisasi, keputusan pembelian pun ditentukan dengan cara memilih tindakan dari dua alternatif pilihan atau lebih. Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005: 237) ada empat pandangan dalam pengambilan keputusan konsumen. Pertama adalah sudut pandang ekonomis, kedua sudut pandang pasif, kemudian sudut pandang kognitif dan yang terakhir sudut pandang emosional.

Dalam proses keputusan pembelian konsumen, merek merupakan suatu atribut penting dari sebuah produk smartphone yang penggunaannya saat ini sudah meluas. Selain itu, merek merupakan identitas untuk membedakan identitas produk perusahaan dengan produk yang dihasilkan oleh pesaing.

Fungsi utama dari sebuah merek adalah agar konsumen dapat mencirikan suatu produk yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dibedakan dari produk perusahaan lain yang dimiliki oleh pesaingnya. Konsumen yang merasa puas dengan suatu produk tertentu akan membeli atau memakai kembali produk tersebut di masa yang akan datang. Untuk dapat melakukan hal tersebut konsumen harus mampu membedakan dengan mudah antara produk yang asli dengan produk-produk yang palsu. Untuk memungkinkan satu perusahaan dapat membedakan dirinya dengan para pesaingnya, maka merek menjadi peran penting dalam pencitraan dan strategi pemasaran perusahaan, pemberian kontribusi terhadap citra, dan reputasi terhadap produk dari suatu perusahaan di mata konsumen. Konsumen sering memakai faktor emosional pada merek tertentu, berdasarkan serentetan kualitas yang diinginkan atau fitur-fitur yang terwujud dalam produk-produk yang dimiliki merek tersebut. Merek juga dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam memelihara dan


(16)

meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki guna menjamin bahwa merek produk yang mereka miliki memiliki reputasi yang baik.

Pada tingkat persaingan yang rendah, merek hanya sekedar membedakan antara satu produk dengan produk lainnya atau merek sekedar nama (just a name). Sedangkan pada tingkat persaingan yang tinggi, merek memberikan kontribusi dalam menciptakan dan menjaga daya saing sebuah produk. Merek akan dihubungkan dengan citra khusus yang mampu memberikan asosiasi tertentu dalam benak konsumen.

Citra merek (brand image) merupakan interpretasi akumulasi berbagai informasi yang diterima konsumen. Jadi yang menginterpretasi adalah konsumen, dan yang diinterpretasi adalah informasi. Hasil interpretasi bergantung pada dua hal. Pertama, bagaimana konsumen melakukan interpretasi, dan kedua, informasi apa yang diinterpretasi. (Simamora, 2002: 92). Penempatan citra merek dibenak konsumen harus dilakukan secara terus-menerus agar citra merek yang tercipta tetap kuat dan dapat diterima secara positif. Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan positif di benak konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan konsumen untuk membeli merek yang bersangkutan sangat besar.

Selain citra merek, reputasi perusahaan merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia bisnis. Menurut Kuncoro, et al., (2009: 220), reputasi perusahaan ditentukan oleh berbagi faktor mulai dari budaya organisasi (corporate culture), modal manusia (human capital), tata kelola perusahaan yang baik (corporate social responsibility). Sejauh mana stakeholders mempunyai kesan positif terhadap budaya organisasi, modal manusia, tata kelola perusahaan


(17)

yang baik dan tanggung jawab sosial perusahaan, akan menentukan apakah reputasi perusahaan itu baik atau buruk. Sebab baik dan buruk reputasi perusahaan merupakan indikator penting dari keberhasilan perusahaan tersebut. Dan menjaga reputasi perusahaan merupakan tanggung jawab bersama tiap departemen yang terdapat dalam perusahaan.

Samsung dikenal saat ini sebagai produsen smartphone terbesar di dunia. Namun, perjalanan Samsung untuk menjadi produsen smartphone terbesar di dunia cukup lama. Awal kesuksesan Samsung di dunia smartphone dimulai pada tanggal 27 April 2009. Saat itu, Samsung meluncurkan smartphone Android yang merupakan sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti smartphone dan komputer tablet. Selanjutnya, keberhasilan Samsung dalam platform Android dimulai dengan peluncuran Samsung Galaxy S.

Smartphone ini diluncurkan oleh Samsung pada Maret 2010. Tingkat penjualan

smartphone ini cukup tinggi. Pada Januari 2011, Samsung berhasil menjual

smartphone ini sebanyak 10 juta unit dan penjualannya terus bertambah dari tahun ke tahun seperti yang tertera dalam tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Penjualan Smartphone kuartal pertama Tahun 2013 dan 2014 (dalam juataan unit) Vendor Q1 2013 Volume Penjualan Q1 2013 Pangsa Pasar

Q1 2014 Volume Penjualan

Q1 2014 Pangsa

Pasar

Samsung 69.7 31.9% 85.0 30.2%

Apple 37.4 17.1% 43.7 15.5%

Huawei 9.3 4.3% 13.7 4.9%

Lenovo 7.9 3.6% 12.9 4.6%

LG 10.3 4.7% 12.3 4.4%

Lain-lain 84.2 38.5% 113.9 40.5%

Total 218.8 100% 281.5 100%


(18)

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa Samsung adalah produsen smartphone

yang mengalami kenaikan penjualan walaupun terjadi penurunan pangsa pasar sebesar 1.7%. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam meningkatkan penjualan

smartphone ada pengaruh dari citra merek dan reputasi perusahaan.

Dengan kemungkinan adanya pengaruh yang diberikan oleh citra merek dan reputasi perusahaan akan pembelian suatu produk maka Samsung sebagai produsen smartphone terbesar yang ada saat ini perlu menjaga citra dan reputasinya untuk terus berkembang.

Di Universitas Sumatera Utara tepatnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis penggunaan Smartphone semakin meningkat. Alasan meningkatnya penggunaan

Smartphone adalah untuk media sosial dan pemanfaatan multimedianya sebagai sarana mencari informasi, belajar, ataupun sekedar menjadi hiburan bagi penggunanya. Dari hasil prasurvei yang telah dilakukan, terdapat 30% dari 30 responden pengguna Smartphone memilih merek Samsung.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “pengaruh citra merek Samsung dan reputasi perusahaan terhadap keputusan pembelian konsumen pada fakultas ekonomi dan bisnis universitas sumatera utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana pengaruh citra merek dan reputasi perusahaan terhadap keputusan pembelian smartphone

Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?”


(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan reputasi perusahaan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk bahan tambahan pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya untuk meningkatkan citra merek Samsung dan reputasi perusahaan, sehingga konsumen dapat memutuskan pembelian terhadap produk tersebut.

2. Bagi peniliti, Dapat memberikan kontribusi untuk menambah pengetahuan serta wawasan mengenai citra merek Samsung dan reputasi perusahaan khususnya pada industri smartphone.

3. Bagi Peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang khususnya yang berkaitan dengan citra merek Samsung dan reputasi perusahaan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pemasaran

Pemasaran sering dipandang sebagai suatu tugas untuk menciptakan, mempromosikan, dan menyalurkan barang dan jasa kepada konsumen dan unit-unit bisnis. Pemasaran diharapkan memiliki keahlian dan merangsang permintaan akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Menurut Kotler dan Keller (2009: 5) inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu defenisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih (Kotler dan Keller, 2009: 20).

Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep pemasaran bukan hanya sekedar menjual dan mempromosikan produk atau jasa, tetapi merupakan proses yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan individu maupun kelompok melalui pertukaran serta merupakan kegiatan perusahaan dalam melalui alat pemasaran, yaitu merancang konsep, menentukan harga, dan mendistribusikan barang atau jasa.


(21)

2.2 Tujuan Pemasaran

Tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa, sehingga produk cocok dengannya dan dapat dijual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli, sehingga produsen harus berusaha agar produknya tetap tersedia.

Menurut Kotler dan Keller (2007: 6), tujuan pemasaran adalah menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi dan agar konsumen memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Selanjutnya, Peter Drucker dalam Kotler dan Keller, (2007: 6) mengemukakan bahwa tujuan dari pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pemasaran itu adalah untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan agar produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen dapat cocok di hati konsumen maupun pelanggan.

2.3 Strategi Pemasaran

Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam mengembangkan strategi.


(22)

Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran pemasaran) untuk melayani pasar sasaran.

Menurut Tjiptono dan Diana (2000: 3), setidaknya ada tiga lingkup strategi pemasaran yang banyak dijadikan acuan:

1. Marketing strategies, yang berfokus pada variable-variabel pemasaran seperti segmentasi pasar, identifikasi dan seleksi pasar sasaran, positioning, dan bauran pemasaran.

2. Marketing element strategies, meliputi unsur individual baruan pemasaran, misalnya strategi promosi “push versus pull” strategi distribusi “intensif, selektif atau eksklutif, dan strategi penetapan harga “penetrasi versus skimming price”.

3. Product-market entry strategies, mencakup strategi merebut, mempertahankan, “memanen” atau melepas pangsa pasar.

Menurut Kotler dan Keller (2007: 30), mengatakan bahwa inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok, yaitu segmentasi, targeting, dan positioning. Ketiga langkah ini sering disebut STP (Segmentation, Targetting, Positioning). Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yaitu mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin


(23)

membutuhkan produk dan atau bauran pemasaran tersendiri. Merupakan upaya pengelompokan konsumen ke dalam beberapa kriteria baik dari segi usia, status, golongan, dan lain-lain. Langkah kedua adalah menentukan pasar sasaran, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau dilayani. Langkah ketiga adalah positioning, yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari produk di dalam pasar. Ketiga upaya ini perlu dilakukan melalui penelitian yang cermat agar mampu meminimalisir kegagalan berupa salah sasaran.

2.4 Pengertian dan Tingkatan Produk

Produk merupakan elemen kunci dari penawaran di pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam hal ini, pengertian produk tidak hanya dalam bentuk fisik, akan tetapi produk diartikan secara luas bisa berupa jasa manusia, organisasi, ide/gagasan, atau tempat.

Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang dapat ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas perusahaan serta daya beli pasar.

Menurut Boyd, et, al., (2000: 264) produk dapat didefinisikan sebagai apa saja yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam hal penggunaan, konsumsi, atau akuisisi.

Dalam melakukan sebuah penawaran, seorang pemasar perlu memahami tingkatan sebuah produk. Setiap tingkatan produk memiliki nilai tambah bagi pelanggannya yang dapat membentuk hierarki nilai pelanggan (customer value hierarchy). Menurut Kotler, (2003: 408) terdapat lima level produk, yaitu:


(24)

1. Manfaat Inti (Core Benefit) merupakan tingkatan yang paling dasar, yaitu manfaat atas jasa yang sebenarnya dibeli oleh pelanggan.

Contohnya adalah seorang tamu hotel yang membeli istirahat dan tidur. 2. Produk Dasar (Basic Product) merupakan versi dasar dari produk atau

manfaat umum dari produk yang dikonsumsi. Contohnya adalah sebuah kamar hotel yang mencakup tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja rias, meja tulis, dan lemari pakaian.

3. Produk yang diharapkan (Expected Product) merupakan seperangkat atribut atau kondisi minimal yang diharapkan pembeli ketika membeli suatu produk. Contohnya adalah tamu hotel dapat mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk bersih, lampu baca, dan ketenangan.

4. Produk yang ditingkatkan (Augmented Product) merupakan produk yang memiliki manfaat tambahan yang lebih daripada expected product atau yang melampaui harapan pelanggan. Contohnya adalah suatu hotel dapat meningkatkan produknya dengan menyertakan televisi, bunga segar, check-in yang cepat, check-out yang segera, dan lain-lain.

5. Calon Produk (Potential Product) merupakan keseluruhan penyempurnaan dan perubahan yang mungkin dialami sebuah produk di kemudian hari. Produk potensial menekankan pada evolusi dimana perusahaan mencari cara-cara baru yang agresif untuk memuaskan dan membedakan tawaran pesaing. Contohnya, suatu hotel menyediakan kamar president suite dengan berbagai fasilitas yang mewah.


(25)

2.5 Pengertian Merek

Keahlian yang sangat unik dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek. Para pemasar mengatakan bahwa pemberian merek adalah seni dan bagian penting dalam pemasaran.

Menurut Kotler dan Keller (2009: 259), merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen (individu atau organisasi) untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu.

Menurut Tjiptono dan Diana (2000: 39), merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambing/logo, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi yang membedakannya dengan produk pesaing.

Suatu merek pada gilirannya memberi tanda pada konsumen mengenai sumber produk tersebut. Di samping itu, merek melindungi baik konsumen maupun produsen dari para pesaing yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu, akan tetapi merek lebih dari sekedar simbol.

Menurut Kotler, et al., dalam Tjiptono dan Diana (2000: 40), suatu merek terkandung enam macam makna, yaitu:


(26)

1. Atribut, merek mengingatkan pada atribut tertentu. Mercedes memberikesan sebagai mobil yang mahal, dengan kualitas yang tinggi, dirancang dengan baik, tahan lama, dan bergensi tinggi.

2. Manfaat, bagi konsumen kadang sebuah merek tidak sekedar menyatakan atribut, tetapi manfaat. Mereka membeli produk bukan membeli atribut, tetapi membeli manfaat. Atribut yang dimiliki oleh suatu produk dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan atau emosional. Sebagai contoh, atribut “tahan lama” diterjemahkan menjadi manfaat fungsional “tidak perlu segera membeli lagi”, atribut “mahal” diterjemahkan menjadi manfaat emosional “bergengsi”, dan lain-lain.

3. Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi, Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.

4. Budaya, merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman; terorganisir, efisien, dan bermutu tinggi.

5. Kepribadian, merek mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedes mencerminkan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah (hewan), atau istana yang agung (objek).

6. Pemakai, merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Mercedes menunjukkan pemakainya seorang diplomat atau eksekutif.

Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu:


(27)

2. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakainnya.

3. Merek harus menggambarkan kualitas produk. 4. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.

5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di Negara dan dalam bahasa lain.

6. Merek harus dapat menyesuaiakan diri (adaptable) dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk-produk.

2.6 Citra Merek

Dalam dinamika pasar yang penuh persaingan, citra merek mempunyai peran yang sangat penting karena membedakan suatu perusahaan atau produk dengan yang lain. Produk mudah sekali ditiru, tetapi merek, khususnya citra merek yang terekam dalam benak konsumen, tidak dapat ditiru. Tanpa citra yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada, serta meminta mereka membayar dengan harga tinggi.

Menurut Susanto dan Wijanarko, (2004: 80) citra merek adalah apa yang dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah merek. Dimana hal ini menyangkut bagaimana seorang konsumen menggambarkan apa yang mereka rasakan mengenai merek tersebut ketika mereka memikirkannya.

Menurut Simamora, (2002: 92) citra merek merupakan interpretasi akumulasi berbagai informasi yang diterima konsumen. Jadi yang menginterpretasi adalah konsumen, dan yang diinterpretasi adalah informasi.


(28)

Hasil interpretasi bergantung pada dua hal. Pertama, bagaimana konsumen melakukan interpretasi, dan kedua, informasi apa yang diinterpretasi.

Citra merek menurut Keller (2008: 51) adalah “ The perception and beliefs held by the consumer, as reflected in the association held inconsumer memory“. Berdasarkan pendapat ini citra merek adalah anggapan dan kepercayaan yang dibentuk oleh konsumen seperti yang direfleksikan dalam hubungan yang terbentuk dalam ingatan konsumen.

Citra merek yang diciptakan membuat orang berpikir tentang segala sesuatu dari sisi bisnis, sehingga menjadi citra merek yang jelas dapat menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang (Cannon et al,. dalam Fianto dkk, 2014: 62).

2.6.1 Faktor-Faktor yang Membentuk Citra Merek

Keller (2008:56) menyebutkan pengukuran citra merek (brand image) dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek, yaitu:

1. Strength of brand association

Semakin dalam individu berpikir tentang informasi produk dan menghubungkannya dengan pengetahuan merek yang ada, maka semakin kuat asososiasi merek yang akan dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi hal ini adalah program komunikasi pemasaran yang diciptakan dapat menumbuhkan brand image dalam benak konsumen (personal relevance) dan merupakan program komunikasi pemasaran yang konsisten (consistency) dari waktu ke waktu.

2. Favorable of brand association

Asosiasi yang menguntungkan bagi merek adalah asosiasi yang diinginkan untuk konsumen, seperti bentuk kenyamanan, produk yang handal, pesan dapat


(29)

disampaikan oleh produk atau program komunikasi pemasaran yang mendukung.

Favourable mengarah pada kemampuan merek tersebut untuk mudah diingat oleh konsumen. Favorable adalah asosiasi-asosiasi yang dapat diharapkan oleh konsumen (desirable) dan disampaikan (delivered) secara sukses oleh sebuah produk melalui program komunikasi pemasaran yang mendukung merek produk tersebut.

3. Uniquess of brand association

Inti dari asosiasi ini adalah merek harus memiliki keunggulan yang berkelanjutan atau memiliki proposisi penjualan yang unik untuk memberikan alasan mengapa konsumen harus membelinya. Aspek uniqueness bergantung pada dua faktor yaitu sejauh mana asosiasi merek produk yang dibawakan oleh program komunikasi pemasaran memiliki unsur kesamaan/keseimbangan jika dibandingkan dengan asosiasi merek produk lainnya (point of parity) dan sejauh mana program komunikasi pemasaran memiliki unsur perbedaan (point of difference) jika dibandingkan dengan asosiasi merk produk lainnya.

Menurut Shimp dalam Rizan dkk, (2012: 5), ada tiga bagian yang terdapat dalam pengukuran citra merek, antara lain:

1. Atribut

Atribut adalah ciri-ciri atau berbagai aspek dari merek yang diiklankan. Atribut juga dibagi menjadi dua bagian yaitu hal- hal yang tidak berhubungan dengan produk (contoh: harga, kemasan, pemakai, dan citra penggunaan), dan hal-hal yang berhubungan dengan produk (contoh: warna, ukuran, desain).

2. Manfaat


(30)

a. Fungsional, yaitu manfaat yang berusaha menyediakan solusi bagi masalah-masalah konsumsi atau potensi permasalahan yang dapat dialami oleh konsumen, dengan mengasumsikan bahwa suatu merek memiliki manfaat spesifik yang dapat memecahkan masalah tersebut. b. Simbolis, yaitu diarahkan pada keinginan konsumen dalam upaya

memperbaiki diri, dihargai sebagai anggota suatu kelompok, afiliasi, dan rasa memiliki.

c. Pengalaman, yaitu konsumen merupakan representasi dari keinginan mereka akan produk yang dapat memberikan rasa senang, keanekaragaman, dan stimulasi kognitif.

3. Evaluasi keseluruhan

Evaluasi keseluruhan, yaitu nilai atau kepentingan subjektif dimana pelanggan menambahkannya pada hasil konsumsi.

2.7 Reputasi Perusahaan

Reputasi perusahaan merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia bisnis. Sebab baik dan buruk reputasi perusahaan merupakan indikator penting dari keberhasilan perusahaan tersebut.

Reputasi perusahaan memang suatu yang kompleks. Namun jika dikelola dengan baik akan sangat berharga. Bebarapa isu penting dalam manajemen reputasi antara lain adalah obyektif utama dalam mengelola reputasi, dan pandangan masyarakat tentang reputasi. Ettorre dalam Giri (2012: 4) mendefinisikan bahwa reputasi perusahaan diciptakan oleh kombinasi elemen


(31)

dalam organisasi seperti manajemen bisnis umum, manajemen keuangan, pemasaran perusahaan dan komunikasi perusahaan.

Menurut Afdhal (2004: 59), reputasi perusahaan adalah asset yang tidak nyata (intangible asset). Keadaan reputasi akan tergantung kepada apa yang dilakukan perusahaan sebagai entitas. Lebih jauh dari itu, akan tergantung kepada komunikasi dan tanda-tanda yang dipilih untuk diberikan kepada pasar. Simbol dari reputasi, nama perusahaan, jika dikelola dengan baik, akan merepresentasikan perusahaan agar didukung oleh masyarakat. Bahkan akan sangat bernilai bagi konsumen.

Menurut Kuncoro, et al., (2009: 220), reputasi perusahaan ditentukan oleh berbagi faktor mulai dari budaya organisasi (corporate culture), modal manusia (human capital), tata kelola perusahaan yang baik (corporate social responsibility). Sejauh mana stakeholders mempunyai kesan positif terhadap budaya organisasi, modal manusia, tata kelola perusahaan yang baik dan tanggung jawab sosial perusahaan, akan menentukan apakah reputasi perusahaan itu baik atau buruk.

Argenti & Druckenmiller (2004: 369) menyebut reputasi sebagai representasi kolektif dari citra yang dimiliki berbagai konstituen, istilah untuk menyebut orang-orang yang terlibat dalam suatu kegiatan organisasi maupun mereka yang dilayani organisasi yang dibangun dari waktu ke waktu dan didasarkan pada program perusahaan, kinerja perusahaan, dan bagaimana para konstituen mempersepsikan perilaku mereka terhadap perusahaan.


(32)

Spector dalam Pratiwi dkk, (2012: 5) menjelaskan faktor-faktor yang dapat digunakan untuk mengukur reputasi sebuah perusahaan. Keenam faktor utama yang digunakan dalam instrumen Spector adalah sebagai berikut:

1. Dinamis, adapun sebuah perusahaan dikatakan dinamis adalah sebagai berikut: pelopor, menarik perhatian, aktif dan berorientasi pada tujuan. 2. Kooperatif, adapun ciri-ciri perusahaan yang dapat bekerjasama dengan

baik adalah sebagai berikut: ramah, disukai, membuat senang orang lain dan memiliki hubungan baik denganorang lain.

3. Bijaksana, ciri-ciri perusahaan yang berorientasi pada bisnis adalah sebagai berikut: bijak, cerdas, persuasif, terorganisir dengan baik.

4. Berkarakter, sebuah organisasi atau perusahaan yang baik, harus memiliki karakter yang baik pula seperti : etis, reputasi baik dan terhormat.

5. Sukses, ciri yang dimiliki organisasi atau perusahaan sukses adalah kinerja keuangan yang baik dan percaya diri.

6. Mampu Menahan Diri, ciri-ciri organisasi atau perusahaan yang mampu menahan diri: ketat, menjaga rahasia dan berhati-hati.

2.8 Perilaku Konsumen

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005: 9) perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan beli (purchasing) 2. Tahap konsumsi (consumtion): menggunakan (using) dan mengevaluasi

(evaluating)

3. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.


(33)

Menurut kotler dan Keller, (2009: 166) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1. Faktor Budaya

Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok refrensi, keluarga, serta peran dan status mempengaruhi perilaku konsumen.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli; pekerjaan dan keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta gaya hidup dan nilai.

Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (core values), sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku. Nilai inti lebih dalam daripada perilaku atau sikap dan menentukan pilihan dan keinginan sesorang pada tingkat dasar dalam jangka panjang.

2.9 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) pengambilan keputusan adalah tahap di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan


(34)

merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005: 237) ada empat pandangan dalam pengambilan keputusan konsumen. Pertama adalah sudut pandang ekonomis, kedua sudut pandang pasif, kemudian sudut pandang kognitif dan yang terakhir sudut pandang emosional.

Kotler dan Keller (2009: 184) menyatakan periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian. Model lima tahap keputusan pembelian konsumen antara lain:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang (rasa lapar, haus, seks) naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal. Seseorang mungkin mengagumi mobil baru tetangga atau melihat iklan televisi untuk liburan ke Hawaii, yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian.

2. Pencarian Informasi

Konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas. Survei memperlihatkan bahwa untuk barang tahan lama, setengah dari semua konsumen hanya melihat satu toko, dan hanya 30% yang melihat lebih dari satu merek peralatan. Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang


(35)

sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif. Mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.

Sumber informasi utama di mana konsumen dibagi menjadi empat kelompok:

a. Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.

b. Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. c. Publik. Media massa, organisasi pemeringkat konsumen.

d. Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seseorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional.

Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disuaki. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan: merek (merek A), penyalur (penyalur 2),


(36)

kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan metode pembayaran (kartu kredit).

5. Perilaku Pascapembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut.

Model lima tahap proses pembelian konsumen dapat digambarkan secara sistematis, sebagai berikut:

Sumber: Kotler and Keller (2009)

Gambar 2.1

Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen Evaluasi Alternative

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Keputusan Membeli

Perilaku pascapembelian


(37)

2.10 Penelitian Terdahulu

Agustiarini (2010), melakukan analisis mengenai “Pengaruh Reputasi Perusahaan dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Survey Terhadap Ibu Rumah Tangga Konsumen Produk Unilever di Komplek Graha Palm Indah, Sengkan, Yogyakarta dan di Komplek Swadharma Lestari, Tanjung-Tabalong, Kalimantan Selatan)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh reputasi perusahaan dan citra merek terhadap keputusan konsumen. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus regresi sederhana dan regresi ganda. Regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh masing-masing variabel X yaitu X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y. Sedangkan regresi ganda bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh kedua variabel X yaitu X1 dan X2 terhadap Y. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan antara lain berdasarkan nilai dari Adjusted R Square yang menyatakan bahwa untuk lokasi di Yogyakarta diketahui reputasi perusahaan Unilever berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar 52,7%. Untuk pengaruh citra merek Pepsodent terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 56% dan untuk pengaruh reputasi perusahaan Unilever dan citra merek Pepsodent terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 78,3%. Sedangkan hasil temuan di lokasi Kalimantan Selatan diketahui berdasarkan nilai dari Adjusted R Square, untuk pengaruh reputasi perusahaan Unilever terhadap keputusan pembelian ialah sebesar 78,3%. Pengaruh citra merek Pepsodent terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 60,9% dan untuk pengaruh reputasi perusahaan Unilever dan citra merek Pepsodent terhadap keputusan pembelian konsumen ialah sebesar 86,9%.


(38)

Fransisca (2013), melakukan penelitian menganai “Pengaruh Brand Image

Terhadap Keputusan Pembelian (survei pada konsumen KFC Kawi Malang)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brand image yang terdiri dari citra prusahaan, citra pemakai dan citra produk terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan pengujian koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai koefisien determinasi (Ajusted R Square) sebesar 0,392. Artinya ketiga variabel bebas yaitu X1 (Citra Perusahaan), X2 (Citra Pemakai), dan X3 (Citra Produk) memiliki pengaruh sebesar 0,392 atau 39,2% terhadap variabel Y (Keputusan Pembelian). Sedangkan sisanya sebesar 60,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Alfian (2012) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova Pada PT Hadji Kalla Cabang Polman”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek (brand image) terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil Toyota Kijang Innova pada PT. Hadji Kalla cabang Polman. Dari penelitian ini dapat disimpulkan berdasarkan uji statistik bahwa variabel citra merek yang terdiri dari keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek secara bersama-sama (simultan-uji F) memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan pembelian. Berdasarkan uji t, hasil yang diperoleh bahwa semua variabel citra merek (brand image) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari penelitian ini diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,565. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 56,5% Keputusan Pembelian konsumen terhadap pembelian mobil Toyota Kijang Innova dipengaruhi oleh variasi dari


(39)

ketiga variabel independen, yaitu keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek, Sedangkam sisanya sebesar 43,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti.

2.11 Kerangka Konseptual

Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Model perilaku konsumen dapat diartikan sebagai suatu skema atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas konsumen.

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005: 237) ada empat pandangan dalam pengambilan keputusan konsumen. Pertama adalah sudut pandang ekonomis, kedua sudut pandang pasif, kemudian sudut pandang kognitif dan yang terakhir sudut pandang emosional.

Menurut Susanto dan Wijanarko, (2004: 80) citra merek adalah apa yang dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah merek. Dimana hal ini menyangkut bagaimana seorang konsumen menggambarkan apa yang mereka rasakan mengenai merek tersebut ketika mereka memikirkannya.

Sedangkan, Reputasi perusahaan sebagai representasi kolektif dari citra yang dimiliki berbagai konstituen, istilah untuk menyebut orang-orang yang terlibat dalam suatu kegiatan organisasi maupun mereka yang dilayani organisasi yang dibangun dari waktu ke waktu dan didasarkan pada program perusahaan, kinerja perusahaan, dan bagaimana para konstituen mempersepsikan perilaku mereka terhadap perusahaan. (Argenti & Druckenmiller, 2004: 369).


(40)

Citra merek dan reputasi perusahaan yang baik akan mempunyai dampak yang menguntungkan, sedangkan citra merek dan reputasi perusahaan yang buruk akan merugikan perusahaan khususnya dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dari Penjelasan tersebut, maka kerangka berpikir penulisan ini dapat digambarkan secara sistematis, sebagai berikut:

Sumber: Susanto dan Wijanarko (2004), Argenti & Druckenmiller (2004), Prasetijo dan Ihalauw (2005), diolah

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.12 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. (Sugiyono, 2010: 93). Hipotesis dalam penelitian ini adalah, “citra merek Samsung dan reputasi perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”.

Citra Merek (X1)

Reputasi Perusahaan (X2)

Keputusan Pembelian (Y)


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan hubungan kausal, karena tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat dalam bentuk pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2004 : 1) penelitian asosiatif adalalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Prof. T.M. Hanafiah kampus USU Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai Desember 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah citra merek (X1), reputasi perusahaan (X2).

2. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu


(42)

penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci, operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Varibel

Variabel Definisi Operasional Variabel

Indikator Skala

Pengukuran Citra Merek

(X1)

citra merek Samsung yang dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah merek. Dimana hal ini menyangkut bagaimana seorang konsumen

menggambarkan apa yang mereka rasakan mengenai merek

Samsung tersebut ketika mereka memikirkannya.

1. Kesan mengenai penampilan fisik

2. Kesan tentang keuntungan fungsional produk

3. Semua emosi dan asosiasi yang ditimbulkan produk 4. Semua makna simbolik

yang terbentuk dalam benak konsumen

5. Keunggulan berkelanjutan yang membedakan dari produk lain.

LIKERT

Reputasi Perusahaan

(X2),

reputasi perusahaan Samsung yang

ditentukan oleh berbagi faktor mulai dari budaya organisasi (corporate culture), modal manusia (human capital), tata kelola perusahaan yang baik (corporate social responsibility).

1. Penghargaan yang di dapat oleh perusahaan

2. Kepercayaan konsumen akan perusahaan

3. Kesanggupan perusahaan dalam merekrut dan

mempertahankan karyawan yang berkualitas

4. Budaya perusahaan 5. Tata kelola perusahaan

LIKERT

Keputusan Pembelian

(Y)

pengambilan keputusan pembelian pada tahap di mana konsumen benar-benar membeli

Smartphone Samsung.

1. Melakukan identifikasi kebutuhan

2. Pencarian informasi 3. Melakukan evaluasi

alternatif

4. Menjatuhkan pilihan atau alternative pada produk yang terbaik.


(43)

5. Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar, rasional, obyektif dan terencana.

Sumber: Susanto dan Wijanarko (2004), Kuncoro, et al., (2009), Kotler & Armstrong (2001), diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah variabel citra merek, reputasi perusahaan dan keputusan pembelian konsumen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skala yang digunakan adalah skala Likert, untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Ginting dan Situmorang, 2008:121). Dalam penelitian ini, untuk mengukur setiap variabel digunakan skala Likert 1 sampai 4, Pengukuran skala Likert ini dilakukan dengan penilaian seperti yang tampak pada Tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pernyataaan Skor

1. Sangat Setuju (SS) 4

2. Setuju (S) 3

3. Tidak Setuju (TS) 2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Kuncoro (2009:178)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009: 118). Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa yang


(44)

menggunakan smartphone Samsung di fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara selama waktu penelitian.

3.6.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008: 116). Kriteria responden atau sampel yang akan dipilih adalah mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara yang menggunakan smartphone

Samsung. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dimana menurut sugiyono (2008: 85) merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dapat digunakan untuk sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai dengan karakteristik yang ada.

Sampel diambil dengan menggunakan rumus Supramono (Supramono, 2003: 65).

� = � ∝

2 ()() �2

Keterangan:

n = Jumlah sampel

� ∝2 = Nilai standar normal yang jumlahnya tergantung α

Bila α = 0,05 maka Z = 1,67

Bila α = 0,01 maka Z = 1,96

p = proporsi populasi yang diharapkan memiliki karakteristik tertentu


(45)

q = (1 – p) proporsi populasi yang tidak sesuai karakteristik d = penyimpangan yang ditolerir (10%)

Dalam menentukan p, peneliti melakukan pra survei terhadap 30 orang dari populasi, 9 orang atau 30% diantaranya memiliki karakteristik yang sesuai, maka dapat ditentukan p = 0,3 sehingga jumlah sampel menjadi:

� = (1,96)

2 (0,3)(0,7)

0,12 n = 80,67 = 81 orang

Jadi berdasarkan rumus diatas, sampel yang diambil sebanyak 80,67 orang. Untuk memudahkan perhitungan maka dibulatkan menjadi 81 orang.

Alasan dalam penelitian ini menggunakan metode sampling ini yaitu menjelaskan tentang siapa subyek yang cocok akan dijadikan sampel, tidak semua mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara menggunakan smartphone dan tidak semua menggunakan smartphone Samsung.

3.7 Jenis dan Sumber Data 3.7.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data kuantitatif, adalah data yang berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

2. Data Kualitatif, adalah data yang diperoleh berupa keterangan atau informasi secara tertulis.


(46)

3.7.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner).

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

1. Angket/kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2008: 199).

2. Studi pustaka, yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara dan data yang diperoleh dari buku – buku, jurnal, majalah, serta situs internet.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner (angket) yang disebarkan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas


(47)

tersebut adalah mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sumatera Utara di luar sampel yaitu sebesar 30 responden.

3.9.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program

software SPSS 16.00, setelah diketahui dari hasil perhitungan besarnya

korelasi, kemudian dibandingkan r tabel dengan α = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel , maka pernyataan tersebut valid. 2. Jika rhitung < rtabel , maka pernyataan tersebut tidak valid.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = N-2 (30-2) = 28 dan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka angka yang diperoleh = 0.361.

Tabel 3.3 merupakan hasil pengolahan prasurvei yang telah dilakukan kepada 30 responden di luar sampel penelitian.

Tabel 3.3 Uji Validitas

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 P1 0,363 0,361 Valid

2 P2 0,407 0,361 Valid

3 P3 0,421 0,361 Valid

4 P4 0,427 0,361 Valid

5 P5 0,479 0,361 Valid

6 P6 0,472 0,361 Valid

7 P7 0,491 0,361 Valid

8 P8 0,517 0,361 Valid

9 P9 0,517 0,361 Valid


(48)

11 P11 0,514 0,361 Valid

12 P12 0,613 0,361 Valid

13 P13 0,688 0,361 Valid

14 P14 0,543 0,361 Valid

15 P15 0,570 0,361 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program software SPSS 16.00. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r-alpha positif atau lebih besar dari r-tabel, maka pernyataan realibel. 2. Jika r-alpha negatif atau lebih kecil dari r-tabel, maka pernyataan tidak

realibel.

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.853 15

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Pada 15 pernyataan dengan tingkat signifikansi 0,05 diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0,853 dan menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan


(49)

reliabel, ini berarti 0,853 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3.10 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah: 3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis. Data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, pendekatan grafik, pendekatan kolmogrov – semirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (0,05) maka jika

Asymp.Sig (2-tailed) diatas nilai signifikansi 5% (0,05) artinya variabel residual berdistribusi normal.


(50)

2. Uji Heteroksedastisitas

Uji heteroksedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan/perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual di satu pengamatan ke pengamatan lain adalah tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang paling baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian pada hipotesis penelitian ini dengan menggunakan analisis linier berganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas citra merek (X1), reputasi perusahaan (X2), terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS 16.00 agar hasil yang diperoleh lebih terarah.

Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Dimana :

Y = Keputusan Konsumen a = konstanta

b1-b2 = Koefisien regresi X1 = Citra merek

X2 = Reputasi perusahaan

e = Variabel Pengganggu (Standard error)

Suatu perhitungan statistik disebut signifikasi secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak).


(51)

Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

3.10.4 Uji Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik akan digunakan untuk menganalisis kelanjutan data melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pegaruh variabel bebas yaitu citra merek (X1), reputasi perusahaan (X2) secara parsial terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dari variabel bebas yaitu (X1) citra merek, (X2) reputasi perusahaan secara parsial terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). b. Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dari

variabel bebas yaitu (X1) citra merek, (X2) reputasi perusahaan secara parsial terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1) Ho diterima jika t-hitung < t-tabelpada α = 5% 2) Ho ditolak jika t-hitung > t-tabelpada α = 5% 2. Uji Signifikasi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:


(52)

a. Ho : b1, artinya secara bersama – sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas (X1) citra merek, (X2) reputasi perusahaan, terhadap variable terikat keputusan pembelian (Y).

b. Ha : b1, artinya secara bersama – sama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variable bebas (X1) citra merek, (X2) reputasi perusahaan, terhadap variable terikat keputusan pembelian (Y).

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Ho diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

2) Ho ditolak jika Fhitung > Ftabelpada α = 5% 3.10.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa kemampuan variabel – variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas (X1 dan X2) adalah besar terhadap variabel bebas (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Samsung adalah salah satu penyedia terbesar di dunia teknologi. Dimulai sebagai perusahaan perdagangan ekspor berbagai produk dari Korea Selatan ke Beijing, Cina. Didirikan oleh Lee Byung-chul pada tahun 1938, Samsung secara bertahap berkembang menjadi korporasi multinasional yang sekarang ini.

Kata Samsung berarti "tiga bintang" di Korea. Hal ini menjadi nama yang terkait dengan berbagai jenis dunia usaha di Korea Selatan dan di berbagai bagian dunia. Secara internasional, orang mengasosiasikan nama dengan elektronik, teknologi informasi dan pengembangan.

Sejarah Samsung bermula pada tahun 1938 dimana Lee Byung-Chull (1910-1987) berasal dari keluarga pemilik tanah yang luas di daerah Uiryeong datang ke kota Daegu dan mendirikan Samsung Sanghoe, sebuah perusahaan perdagangan kecil dengan empat puluh karyawan yang berlokasi di Su-dong (sekarang Ingyo-dong). Perusahaan yang di bangun Lee mengalami kemajuan dan ia memindahkan kantor pusatnya ke Seoul pada tahun 1947. Ketika pecah Perang Korea, Lee terpaksa meninggalkan Seoul dan memulai penyulingan gula di Busan sebagai nama Cheil Jedang. Setelah perang, pada tahun 1954, Lee mendirikan Cheil Mojik dan membangun pabrik di Chimsan-dong, Daegu sebagai pabrik wol.


(54)

Lee berusaha mendirikan Samsung sebagai pemimpin industri dalam berbagai bidang, seperti asuransi, sekuritas, dan ritel. Pada akhir 1960-an, Samsung Group mulai berkembang menjadi industri elektronik dan membentuk divisi elektronik, seperti Samsung Electronics Co Devices, Samsung Electro-Mechanics Co, Samsung Corning Co, dan Samsung Semiconductor & Telecommunications Co, dan membuat fasilitas di Suwon. Produk pertama adalah satu set televisi hitam-putih. Pada tahun 1980, Perusahaan Samsung membeli Hanguk Jeonja Tongsin di Gumi, dan mulai membangun perangkat telekomunikasi. Produk awalnya adalah Switchboards. Fasilitas ini telah berkembang menjadi sistem manufaktur telepon dan faks dan menjadi pusat manufaktur ponsel Samsung. Mereka telah menghasilkan lebih dari 800 juta ponsel. Perusahaan mereka dikelompokkan bersama di bawah Samsung Electronics Co, Ltd pada 1980-an.

Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, Samsung Electronics berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan, investasi yang penting dalam mendorong perusahaan untuk terdepan dalam industri elektronik global. Pada tahun 1982, Samsung membangun sebuah pabrik perakitan televisi di Portugal, pada tahun 1984, samsung membangun sebuah pabrik di New York, pada tahun 1985, samsung membangun sebuah pabrik di Tokyo, pada tahun 1987, samsung membangun fasilitas di Inggris, dan fasilitas lain di Austin pada tahun 1996. Secara total, Samsung telah menginvestasikan $ 5,6 milyar di Austin – sejauh ini merupakan investasi asing terbesar di Texas dan salah satu investasi asing tunggal terbesar di Amerika Serikat. Investasi baru samsung di Austin totalnya menjadi lebih dari $ 9 miliar.


(55)

Samsung mulai bangkit sebagai perusahaan internasional pada 1990-an. cabang konstruksi Samsung mendapatkan kontrak untuk membangun satu dari dua Petronas Towers di Malaysia, Taipei 101 di Taiwan dan Khalifa Burj di Uni Emirat Arab. Pada tahun 1993., Lee Kun-hee menjual sepuluh anak perusahaan Samsung Group, dirampingkan perusahaan, dan operasi lainnya bergabung untuk berkonsentrasi pada tiga industri yaitu elektronik, teknik, dan bahan kimia. Pada tahun 1996, Grup Samsung membeli kembali Sungkyunkwan University foundation.

Dibandingkan dengan perusahaan besar Korea lainnya, Samsung selamat dari krisis keuangan Asia tahun 1997 yang relatif tidak berpengaruh besar. Namun, Samsung Motor dijual kepada Renault karena mengalami kerugian yang signifikan. Pada tahun 2010, saham Renault Samsung 80,1 persen dimiliki oleh Renault dan 19,9 persen dimiliki oleh Samsung. Selain itu, Samsung memproduksi berbagai pesawat dari tahun 1980-an 1990-an. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 sebagai Korea Aerospace Industries (KAI), hasil penggabungan antara lalu tiga divisi aerospace domestik utama Samsung Aerospace, Daewoo Heavy Industries, dan Hyundai Space dan Aircraft Company.

Samsung menjadi produsen terbesar memory chips di dunia pada tahun 1992, dan pembuat chip dunia terbesar kedua setelah Intel. Sepuluh tahun kemudian, Samsung tumbuh menjadi produsen terbesar di dunia membuat panel layar liquid-crystal. Pada tahun 2006, S-LCD didirikan sebagai perusahaan patungan antara Samsung dan Sony dalam rangka menyediakan pasokan yang


(56)

stabil dari panel LCD untuk mereka dan mengoperasikan pabrik-pabrik serta membangun fasilitas di Tangjung, Korea Selatan.

Samsung Electronics mengungguli Sony sebagai salah satu merek yang paling populer di dunia konsumen elektronik pada tahun 2004 dan 2005, dan sekarang peringkat ke 19 di dunia secara keseluruhan. Samsung menjadi perusahaan terbesar kedua setelah Nokia dengan volume dunia produsen ponsel terutama pangsa pasar terkemuka di Amerika Utara dan Eropa Barat.

Keberhasilan Samsung sebagai sebuah penyedia teknologi terus berkembang melalui delapan puluhan seperti Samsung Electronics telah bergabung dengan Samsung Semikonduktor dan Telekomunikasi. Dengan cara ini diaspal menuju terus kuat di pasar internasional dengan produk teknologi tinggi yang akan menjadi pokok di setiap rumah. Perkembangan ini berlanjut saat dekade berikutnya sebagai Samsung terus melampaui batas dan restrukturisasi rencana bisnis untuk mengakomodasi adegan global. Mengadopsi bentuk baru manajemen terbukti menjadi perpindahan yang bijaksana bagi perusahaan sebagai produk berjalan mereka pada daftar harus top-have dalam berbagai bidang mereka. TV-LCD, tabung gambar, printer Samsung dan produk teknologi tinggi lainnya akuisisi menjadi terkenal karena mereka berkualitas tinggi. Ketika Samsung berkelana ke industri LCD pada tahun 1993, menjadi yang terbaik di dunia.

Metode yang sangat baik perusahaan pengendalian kualitas inilah yang membuatnya berhasil dalam menyediakan hanya produk terbaik untuk seluruh dunia. Ini berlaku sebuah "Berhenti Line" sistem dimana setiap orang bisa menghentikan proses produksi dalam hal bahwa produk ditemukan kurang lancar.


(57)

Untuk saat ini, terus Samsung mempertahankan statusnya sebagai operator terbaik di dunia "itu" teknologi. Its tenaga kerja berkualifikasi tinggi masih mengupayakan yang terbaik dalam bidangnya masing-masing membuat keseluruhan perusahaan sukses besar dalam pembuatan.

4.1.1 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 1. Visi

Mengilhami Dunia, Menciptakan Masa Depan. Visi ini merupakan inti dari komitmen Samsung untuk memimpin inovasi dalam teknologi, produk, dan solusi yang mengilhami masyarakat dunia untuk bergabung dengan aspirasi Samsung dalam menciptakan dunia yang lebih baik, yang penuh dengan pengalaman digital yang lebih kaya. Karena menyadari tanggung jawab Samsung sebagai pemimpin kreatif bagi masyarakat dunia, kami juga mengabdikan upaya dan sumber daya kami untuk menawarkan nilai-nilai baru kepada industri dan pelanggan sekaligus memenuhi nilai-nilai bersama dari karyawan dan mitra Samsung. Di Samsung Electronics, Samsung ingin menciptakan masa depan yang menarik dan menjanjikan bagi semua.

Sebagai panduan untuk pemahaman umum dan sasaran yang terukur, serangkaian sasaran spesifik telah dimasukkan dalam visi Samsung. Pada 2020, Samsung berusaha mencapai penjualan tahunan sebesar USD 400 miliar dengan menempatkan nilai merek keseluruhan Samsung Electronics di antara 5 besar dunia. Tiga pilar strategis utama yang kini menjadi bagian dari budaya, operasi bisnis, dan manajemen Samsung menguraikan berbagai


(58)

prakarsa pengarah bagi sasaran ini: 'Kreativitas', 'Kemitraan', dan 'Orang-orang Hebat'.

Samsung bangga karena menghasilkan berbagai produk terbaik di dunia melalui keunggulan operasional dan keberanian inovasi. Karena ingin mendalami berbagai bidang bisnis baru termasuk perawatan kesehatan dan bioteknologi, maka kami termotivasi dengan berbagai tantangan baru dan kesempatan yang menanti di depan. Samsung Electronics akan terus mengembangkan kapasitas baru dan pengalaman atas dasar prestasinya saat ini untuk meningkatkan daya saing dan riwayat inovasinya.

2. Misi

Untuk mengilhami dunia dengan teknologi, produk dan desain inovatif yang melengkapi kehidupan manusia dan berperan terhdap masa depan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan secara sosial.

3. Tujuan Perusahaan

a. Sasaran Kuantitatif, USD 400 miliar dalam penjualan, secara umum No.1 dalam industry TI global dan masuk dalam lima teratas di dunia.

b. Sasaran Kualitatif, perusahaan inovatif, perusahaan terhormat, sepuluh tempat kerja terbaik di dunia, pemimpin kreatif dalam membangun pasar baru, korporasi global yang menarik talenta terbaik dunia.


(1)

45

3

4

2

3

3

15

46

4

3

3

3

3

16

47

3

3

3

3

4

16

48

3

3

3

3

3

15

49

3

3

3

3

3

15

50

4

3

3

3

3

16

51

3

2

2

2

3

12

52

4

3

3

3

4

17

53

3

3

3

3

3

15

54

3

3

3

3

3

15

55

3

2

3

2

3

13

56

3

3

3

3

4

16

57

4

3

3

3

3

16

58

3

4

4

4

3

18

59

3

3

3

3

3

15

60

3

3

3

3

4

16

61

3

2

2

2

2

11

62

3

3

3

3

3

15

63

4

3

2

2

3

14

64

3

3

2

3

3

14

65

4

3

3

3

4

17

66

4

4

4

4

3

19

67

4

3

3

3

3

16

68

3

3

3

3

2

14

69

4

3

3

3

3

16

70

3

3

3

3

3

15

71

4

3

3

3

3

16

72

4

3

3

3

3

16

73

3

3

3

3

3

15

74

3

3

2

3

3

14

75

4

3

3

3

4

17

76

3

3

3

3

3

15

77

3

3

3

3

4

16

78

3

3

3

3

4

16

79

3

3

3

3

3

15

80

4

3

3

3

3

16


(2)

(3)

(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Predicted Value

N 81

Normal Parametersa Mean 16.1604938 Std. Deviation 1.36994550 Most Extreme Differences Absolute .078

Positive .062

Negative -.078

Kolmogorov-Smirnov Z .701

Asymp. Sig. (2-tailed) .710

a. Test distribution is Normal.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.053 2.166 1.166 .043

Citra_Merek .614 .047 .054 .048 .983

Reputasi_Perusahaan .193 .038 .294 .034 .235


(5)

Lampiran 5.

Output Analisis Linier Berganda

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Keputusan_Pembelian 16.1605 2.00908 81

Citra_Merek 16.6790 1.96104 81

Reputasi_Perusahaan 14.8889 2.08567 81

Correlations

Keputusan_Pem

belian Citra_Merek

Reputasi_Perus ahaan Pearson Correlation Keputusan_Pembelian 1.000 .654 .365

Citra_Merek .654 1.000 .275

Reputasi_Perusahaan .365 .275 1.000 Sig. (1-tailed) Keputusan_Pembelian . .000 .000

Citra_Merek .000 . .006

Reputasi_Perusahaan .000 .006 .

N Keputusan_Pembelian 81 81 81

Citra_Merek 81 81 81

Reputasi_Perusahaan 81 81 81

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Reputasi_Perus

ahaan, Citra_Mereka

. Enter

a. All requested variables entered.


(6)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .682a .465 .451 1.48830

a. Predictors: (Constant), Reputasi_Perusahaan, Citra_Merek b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 150.140 2 75.070 33.891 .000a

Residual 172.774 78 2.215

Total 322.914 80

a. Predictors: (Constant), Reputasi_Perusahaan, Citra_Merek b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Coefficientsa Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

95% Confidence Interval for B B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound

1 (Constant) 3.053 1.649 1.851 .068 -.230 6.336

Citra_Merek .614 .088 .599 6.952 .000 .438 .789

Reputasi_Perusahaan .193 .083 .200 2.325 .023 .028 .358 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 12.7319 19.1846 16.1605 1.36995 81 Residual -3.76527 3.00747 .00000 1.46958 81 Std. Predicted Value -2.503 2.207 .000 1.000 81

Std. Residual -2.530 2.021 .000 .987 81


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepercayaan Dan Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Produk smartphone Samsung Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Usu

0 32 117

Analisis Pengaruh Citra Merek dan Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Kartu IM3 Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 40 105

Pengaruh Kepercayaan Dan Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Produk smartphone Samsung Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Usu

1 15 117

Pengaruh Kepercayaan Dan Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Produk smartphone Samsung Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Usu

0 0 10

Pengaruh Kepercayaan Dan Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Produk smartphone Samsung Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Usu

0 0 2

Pengaruh Kepercayaan Dan Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Produk smartphone Samsung Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Usu

0 0 10

I. Petunjuk Pengisian - Pengaruh Citra Merek dan Reputasi Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran - Pengaruh Citra Merek dan Reputasi Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Citra Merek dan Reputasi Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 7

Pengaruh Citra Merek dan Reputasi Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 1 10