Evaluasi Model FAKTOR PSIKOLOGIS PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI HANDPHONE BLACKBERRY DI PLAZA MARINA SURABAYA.

Anderson dan Gerbing,1988. Perhitungan construct reliability α telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standart σ dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error ɛ dan lambda λ terms diketahui, skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.5 Evaluasi Model

Dalam SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau uji menguji hipotesis mengenai model. Beberapa indeks kesesuaian cut off value untuk dugunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak adalah: 1. Alat uji paling fundamental untuk mengukur overal fit adalah likelihood ratio chi-square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karena bila jumlah sampel cukup besar lebih dari 200, statistik chi-square ini harus diadmpingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang baik bila nilai chi-square rendah. Semakin kecil nilai X² semakin model itu karena dalam uji beda chi-square, X² = 0, berarti benar- benar tidak ada perbedaan Ho diterima karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang kecil dan signifikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Chi-square bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil atau terlalu besar. Pengguna chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200. Bila ukuran diluar itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliabel. 2. RMSEA- THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APPROXIMATION RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model, yang menunjukkan sebuah lose fit dari model itu berdasarkan degress of freedom. 3. GFI-GOODNESS of FIT INDEKS GFI adalah analog dari R² dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan kovarians matriks populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1,00 perfect fit. Nilai tertinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 4. AGFI-ADJUST GOODNESS of FIT INDEKS AGFI = GFIdf tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,09. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,095 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik good overall model fit. Sedangkan besaran nilai antara 0,090-0,95 menunjukkan tingkatan cukup adequate fit Hulland et. al. 1996 5. CMIN DF Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN DF tidak lain adalah statistik chi- squre , X² dibagi DF nya sehingga disebut X² relatif. Nilai X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relatif yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diestimasi dan diobservasi. 6. TLI-TUCKER LEWIS INDEKS TLI adalah sebuah alternatif yang membandingkan model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasi sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95, nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan avery good fit. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 7. CFI-COMPARATIF FIT INDEKS Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI 0,95. Keunggulan indeks ini besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI identik dengan Relatif Non Certrality Indeks RNI yang diperoleh dari rumus berikut ini : CFI = RNI = 1 - C - d Cb - db Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d adalah degress of freedomnya, sementara C b dan d b adalah diskrepansi dan degress of freedom dari baseline model yang dijadikan pembanding. Dengan demikian indeks-indeks dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model adalah seperti dalam table berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Tabel 2.1: Goodness of Fit Index Goodness Of Index Keterangan Cut Of Value X²-Chi-Square Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample apakah model sesuai dengan data Diharapkan kcil, 1 sd 5 atau paling baik diantara 1 dan 2 Probabaility Uji signifikan terhadap perbedaan matrix covariance data dan matrix covariance yang diestimasi minimal 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05 RMSE Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matix ≤ 0,08 GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrix sample yang dijelaskan oleh matrix covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R ² dalam regresi berganda] ≥ 0,090 AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,090 CMINDDF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembanding antara model yang diuji terhadap baseline model ≥ 0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kerumitan model ≥ 0,94 Sumber: Hair et. al., [1998] Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Handphone “Blackberry”

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor-Faktor Perilaku Psikologis Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek Nokia

0 44 99

Analisis Faktor Psikologis Dan Atribut Produk Yang Memengaruhi Keputusan Membeli Handphone Cina

0 11 5

Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen, Gaya Hidup dan Motivasi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Handphone Blackberry (Studi kasus pada Pengguna Blackberry di Depok)

0 3 172

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI HANDPHONE QWERTY HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI HANDPHONE QWERTY.

0 0 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN UNTUK MEMBELI MOTOR SUZUKI DI SURAKARTA.

0 0 13

PENGARUH EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Handphone Blackberry (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

0 1 14

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY SERIES DI PLAZA MARINA SURABAYA.

0 0 92

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI MINAT KONSUMEN DALAM MEMBELI PONSEL MOTOROLA (STUDI KASUS DI PLAZA MARINA SURABAYA).

0 0 91

FAKTOR PSIKOLOGIS PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI HANDPHONE BLACKBERRY DI PLAZA MARINA SURABAYA SKRIPSI

0 0 20

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY SERIES DI PLAZA MARINA SURABAYA

0 0 19