yang ditunjukkan untuk mempengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata, gambar dan simbolisasi
atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk.
3. Sikap dan keyakinan
Schiffman dan Kanuk 2008:222 berpendapat bahwa ada kesepakatan umum sikap merupakan dipelajari, ini berarti sikap
berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang
diperoleh dari orang lain, atau terpapar oleh iklan di media massa, Internet, dan berbagai bentuk pemasaran langsung seperti katalog
pedagang ritel. Penting diingat bahwa walaupun sikap mungkin dihasilkan dari perilaku, tetapi tidak sama dengan perilaku. Sebaiknya,
mereka mencerminkan penilaian yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan terhadap obyek sikap. Sebagai kecendrungan
yang dipelajari, sikap mempunyai kualitas memotivasi, yaitu mereka dapat mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu menarik
konsumen dari perilaku tertentu, contohnya seorang individu yang dulunya tidak pernah tahu dan mencoba parfum merek A, akhirnya
mempunyai keputusan untuk membeli parfum merek A stelah
mencoba tester yang dibrikan seorang salesmanwoman.
Solomon, 2002;198 Berpendapat bahwa sebagian konsumen cendrung memiliki keyakinan bahwa mereka akan berhadapan dengan
situasi yang sama di masa yang akan datang. Sikap menjadi wujud
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dari antisipasi mereka ketika mereka harus berada dalam situasi tersebut. Sikap merupakan suatu kondisi psikologis yang mendahului
tindakan dan setiap oarang dapat memiliki sikap yang berbeda untuk sebuah obyek yang sama.
Menurut Fishbein mengemukakan teorinya yang lebih dikenal dengan The Theory of Reasoned action Ajzen Fishbein, 1980.
Teori ini dianggap mampu memprediksi maksud dan perilaku dibandingkan dengan model terdahulu karena lebih menekankan pada
pengukuran sikap yang lebih menekankan pada maksud untuk berperilaku. Teori ini juga menilai keyakinan seseorang yang
membentuk perilaku karena lebih memikirkan akibat dari tindakan yang dilakukan serta melibatkan variabel lain seperti norma-norma
sosial yang turut berpengaruh pada sikap seseorang.
4. Pembelajaran