25 7. Pengendalian: pengaruh hutang terhadap posisi pengendalian manajemen bisa
mempengaruhi struktur modal.
8. Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan, maka dalam menjual
sekuritas harus menyesuaikan dengan pasar modal tersebut.
9. Kondisi Internal Perusahaan: Apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah sehingga tidak menarik investor, maka perusahaan lebih
menyukai pembelanjaan dengan hutang dari pada mengeluarkan saham.
10. Fleksibelitas keuangan : seseorang manajer pendanaan yang pintar adalah selalu dapat menyediakan modal yang diperlukan dalam mendukung
operasional perusahaan.
2.2.2.4 Teori Struktur Modal
Menurut Warsono,2002 pendekatan yang digunakan dalam struktur modal adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan teori struktur modal pada pasar modal sempurna dan tidak
ada pajak. i.
Pendekatan Laba Bersih Net Income
Pendekatan ini menganalisis pengaruh perubahan hutang keuangan terhadap nilai total perusahaan dan tingkat kapitalisasi yang menyeluruh biaya
modal keseluruhan, dengan asumsi laba operasisebelum bunga dan pajak EBIT
Universitas Sumatera Utara
26 dan tingkat kapitalisasi ekuitas konstan. Jika leverage meningkat, maka nilai total
perusahaan akan meningkat dan tingkat kapitalisasi menyeluruh menurun.
ii. Pendekatan Laba Operasi Bersih
Net Operating Income
Pendekatan Laba operasi bersih NOI mengasumsikan bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang oleh perusahaan.
Pendekatan ini melihat bahwa biaya rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan. Pertama diasumsikan bahwa
biaya hutang konstan. Kedua, penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan resiko perusahaan. Oleh karena
itu tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya resiko perusahaan. Konsekwensinya
biaya modal rata-rata tertimbang tidak mengalami perubahan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting.
iii. Pendekatan Tradisional
Traditional Approach
Pendekatan ini diasumsikan adanya struktur modal yang optimum dan perusahaan dapat meningkatkan nilai totalnya melalui penggunaan leverage yang
bijaksana. Pendekatan tradisional mengatakan bahwa mula-mula perusahaan tersebut dapat menurunkan biaya modalnya dan menaikkan nilai totalnya malalui
leverage. Apabila leverage meningkat, maka nilai total perusahaan meningkat. Namun peningakatan tersebut mempunyai batas tertentu. Setelah mencapai batas
tertentu maka dengan meningkatnya leverage justru akan menurunkan nilai total perusahaan.
iv. Pendekatan Modligiani–Miller
MM Approach
Universitas Sumatera Utara
27 Menurut Sartono,2001 MM memperkenalkan teori struktur modal
dengan beberapa asumsi berikut: 1. Risiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba
sebelum bunga dan pajak, perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama dikatakan berada dalam kelas yang sama.
2. Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan di masa datang, dengan demikian semua
investor memiliki harapan yang sama atau homogeneous expectation tentang laba perusahaan dan tingkat risiko perusahaan.
3. Saham dan obligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect capital market.
MM berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang surat berharga dari suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh perubahan dalam struktur modalnya.
Oleh karena itu, nilai total perusahaan tersebut haruslah sama, tanpa memperdulikan bauran pembiayaannya. Alasannya adalah kemungkinan
munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham atau nilai perusahaan baik yang tidak menggunakan hutang atau yang tidak menggunakan
hutang akhirnya sama. Teori MM didukung oleh proses arbitrase, yaitu proses mendapatkan dua aktiva yang pada dasarnya sama dan membelinya dengan harga
yang termurah serta menjual lagi dengan harga yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
28
b. Pendekatan Pasar Modal Sempurna dengan Ada Pajak