Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

59

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika vrians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.2 Regression Studentized Residual 4 2 -2 R egressi on S tandardi zed P redi ct ed V al ue 2 1 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: ROI Pada Gambar 4.2 uji heteroskedastisitas terlihat titik-titik menyebar secara acar, dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi pengaruh struktur modal berdasarkan masukan dari variabel independennya Santoso. Pengujian heteroskedstisitas juga dilakukan dengan menggunakan metode gleyser, yaitu dengan meregresikan nilai mutlak unstandardize residual dengan Universitas Sumatera Utara 60 variabel-variabel independennya. Jika tidak terdapat varibel yang signifikan 0.05 maka disimpulkan bahwa model regresi bebas dari gejala heteroskedastisitas Gujarati, 1995. Tabel 4.9 Uji Glejser Model Sig. Std. Error 1 Constant .051 DER .053 LDAR .063 EAR .078 a Dependent Variabel: absut Hasil pengujian pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa tidak satupun variabel bebas yang memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0.05. hal ini berarti bahwa model regresi tidak memilki gejala adanya heteroskedastisitas.

4.2.5 Uji Autokorelasi

Pengujian adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung Durbin Watson. Jika nilai Durbin Watsonnya mendekati 2, maka tidak terdapat masalah autokorelasi. Bila nilai mendekati 0 terindikasi autokorelasi positif, sedangkan nilai mendekati 4 terindikasi autokorelasi negatif. Feilmayr,2000 Tabel 4.10 Durbin-watson Model Durbin- Watson 1 1.522 a Predictors: Constant, EAR, LDAR, DER Dari Tabel 4.10 diperoleh DW hitung sebesar 1.7582, maka dinyatakan tidak terdapat masalah autokorelasi. Universitas Sumatera Utara 61

4.3 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri pada Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012

0 64 93

Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 37 97

Analisis Rasio Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Investasi Pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) 14.227.318 Payabungan

0 30 81

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) Pada Perusahaan Sub Sektor Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 12 1

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Tingkat Pengembalian Investasi Pada PT. Pegadaian (Persero) Bandung

5 24 160

Pengaruh Tingkat Pengembalian Investasi dan Tingkat Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 yang Listing di BEI

0 9 58

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI Periode 2008-2012

0 6 52

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2008-2012.

0 3 15

Analisis Struktur Modal yang Optimal untuk Memaksimalkan Nilai Perusahaan pada PT Multi Husada Farma.

0 0 19

ANALISIS BIAYA MODAL TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. HARIMUGABE JAYA

0 0 7