Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau Jawa ke daerah lain yang ada di Indonesia seperti Papua, Kalimantan, Sumatera, Madura, Bali, Aceh dan lainnya. 1 Pemindahan penduduk dari pulau Jawa ke Aceh Utara, para transmigran sebelumnya mendapat bimbingan tentang kondisi masyarakat setempat untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Pada dasarnya mereka mengelola lahan pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan hidup di Aceh, Karena lahan pertanian khususnya di Aceh Utara lebih luas jika dibandingkan dengan di Transmigrasi telah berlangsung sejak awal abad ke-20 yaitu pada tahun 1905 setelah diberlakukannya politik Etis. Hal ini berperan dalam menangani kemiskinan yang terjadi di pulau Jawa juga merupakan salah satu pengurangan kepadatan penduduk. Program transmigrasi dilanjutkan pada zaman kemerdekaan yaitu pada masa kepemimpinan Soekarno tahun 1949. Maksud dilakukannya transmigrasi lebih kepada dampak kemiskinan yang ditimbulkan oleh kepadatan penduduk di pulau Jawa. 1 Soeratman, Dari Daerah Asal sampai Benturan Budaya di Tempat Pemukiman, Jakarta: Universitas Kristen Satya Wacana, 1984, hal. 13 Universitas Sumatera Utara 2 pulau Jawa, dan hasil pertanian yang mereka peroleh harus dibagi dengan pemerintah. Proses transmigrasi Jawa ke Aceh Utara berawal dari penyampaian tentang daerah baru sebagai tempat tujuan untuk tempat tinggal dan bercocok tanam. Para transmigran ke Aceh memiliki tujuan untuk peningkatan hidup yang lebih baik, selain itu mereka juga diberi peluang untuk membuka lahan pertanian atau perkebunan. 2 Transmigran yang berada di Desa Suka Damai umumnya berasal dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Mereka tinggal di Desa Suka Damai diberi tanah oleh pemerintah untuk dikelola, namun tanah yang mereka tempati termasuk jenis tanah gambut yang hanya dapat ditanami pohon sawit dan karet. Pemerintah memberi jangka waktu sampai perkebunan karet dan sawit dapat dipanen maka para transmigran dapat melunasi atau berbagi hasil dengan pemerintah, yang disebut dengan Perkebunan Inti Rakyat ialah ikatan pemerintah yang berkaitan dengan perkebunan atau ikatan kredit. Sama dengan masyarakat Jawa yang bertransmigrasi ke Desa Suka Damai Aceh Utara, mereka tiba pada 10 Oktober 1987, dan menempati daerah yang telah ditentukan oleh pemerintah. 3 Proyek yang berperan baik dalam perbaikan kehidupan transmigran di daerah-daerah yang relatif subur, seperti di Desa Suka Damai terdapat beberapa 2 Swasono Edi dan Masri Singarimbun, Transmigrasi Di Indonesia 1905-1985, Jakarta : 1985, hal. 32 3 Mubyarto, Sepuluh Windhu Transmigrasi di Indonesia, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986, hal. 7 Universitas Sumatera Utara 3 kendala, di antaranya sosial budaya yang berbeda adat istiadat, tradisi yang berkaitan dengan masyarakat setempat seperti pemisahan antara laki-laki dan perempuan ketika berlangsung upacara keagamaan, atau pun acara pernikahan yang diadakan oleh masyarakat setempat. Masing-masing keluarga yang berada di Desa Suka Damai masing-masing keluarga mendapat rumah untuk tempat tinggal yang sebelumnya telah disediakan oleh pemerintah. Saat mereka telah resmi tinggal di desa tersebut, mereka melakukan aktifitas sehari-hari dengan bercocok tanam, seperti menanam singkong, sayur-sayuran dan sebagainya. Pada tahun 1989 transmigran ini mulai menanami lahan yang ada dengan kelapa sawit dan karet, karena mereka menyadari hanya dengan bercocok tanam saja tidak dapat meningkatkan taraf hidup untuk lebih baik. Lahan pertanian yang diberikan pemerintah kepada para transmigran ini telah bersertifikat sejak diadakannya Transmigrasi ke Aceh Utara di Desa Suka Damai Kecamatan Geuredong Pase. Lahan yang diberikan kepada mereka harus dibayar dengan sistem kredit atau berbagi hasil. Hal ini dilaksanakan agar masyarakat Aceh tidak beranggapan bahwa tanah atau lahan yang ada di Tanah Rencong ini tidak diberikan dengan cuma-cuma kepada para transmigran. Awalnya masyarakat Jawa yang hendak bertransmigrasi ke Aceh ini masih merasa enggan dan takut untuk pindah, karena pada tahun 1987 terjadi konflik antara rakyat Aceh dan Militer yaitu pemberlakuan DOM, dan mereka juga berpikir tentang perbedaan adat-istiadat dengan masyarakat Aceh, mereka Universitas Sumatera Utara 4 beranggapan bahwa kedatangan orang Jawa ke Aceh hanya ingin menguasai lahan perkebunan yang mereka klaim sebagai milik mereka. Lahan-lahan perkebunan yang dikerjakan dan menghasilkan, hal ini dikarenakan orang Jawa sangat gigih dalam bekerja, siap mengelola tanah kosong menjadi perkebunan. 4 Masyarakat Jawa yang hidup di Desa Suka Damai memiliki keahlian dalam mengelola tanah dan juga dari segi fisik sangat kuat bekerja. Di daerah asalnya Jawa mereka tidak bisa mengelola tanah dikarenakan lahan pertanian yang telah padat dengan pembangunan. Untuk mengatasi problema yang dihadapi, Namun para transmigran yang hidup dengan tata pola kekerabatan dan penuh tatakrama sehingga masyarakat setempat dapat menerima mereka dengan baik di lingkungan masyarakat setempat. Desa Suka Damai merupakan daerah agraris, para transmigran Jawa yang ada di Desa Suka Damai ini juga merupakan petani di daerah asalnya, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan untuk mengerjakan tanah pertanian sebagai mata pencaharian. Meskipun untuk mata pencaharian mereka tidak mengalami kesulitan, namun dalam hal pembauran dengan penduduk asli Aceh masih terdapat hambatan-hambatan terutama dalam komunikasi dan norma-norma yang terdapat pada masyarakat Desa Suka Damai. Umumnya yang menyesuaikan diri adalah suku Jawa yang berusaha mempelajari bahasa penduduk setempat begitu pula dengan norma-norma yang ada. 4 Nasrudin Anshoriy, Kearifan Lingkungan Dalam Perspektif Budaya Jawa, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008, hal. 18 Universitas Sumatera Utara 5 masyarakat mengambil inisiatif untuk mengikuti program transmigrasi, selain itu pemerintah juga memberi kesempatan kepada masyarakat untuk ikut program tersebut. Cara yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi sulitnya lahan yang sempit di Jawa adalah dengan mengikuti program transmigrasi. Pada tahun1987 masyarakat yang bertransmigrasi ke wilayah Aceh Utara tidaklah terlalu banyak, mereka datang secara bertahap ini dikarenakan sebahagian masyarakat Jawa yang enggan dan tidak mau meninggalkan tanah kelahiran mereka. Masyarakat Jawa juga mengkhawatirkan terjadinya konflik antara masyarakat Jawa dengan penduduk asli tempat mereka bermukim. Tahun 1988 didatangkan lagi transmigran dari Jawa ke Aceh Besar, setelah mereka dapat pengarahan, mereka ditempatkan di tempat-tempat yang telah disediakan sesuai dengan jumlah yang datang. Para transmigran dapat hidup sejahtera di daerah Aceh Utara karena lahan- lahan kosong dapat mereka garap menjadi lahan pertanian. Dengan peningkatan para transmigran yang datang ke daerah Aceh Utara semakin menambah luas lahan pertanian di Aceh Utara. Dari lahan pertanian inilah mereka dapat hidup lebih baik, jika dibandingkan ketika mereka masih tinggal di Pulau Jawa. Dengan adanya transmigrasi maka kehidupan para transmigran di desa Suka Damai tampak berhasil, karena pada awalnya tujuan dari transmigrasi yaitu mengurangi kepadatan penduduk dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Universitas Sumatera Utara 6 menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kehidupan transmigran yang ada di desa Suka Damai.

1.2 Rumusan Masalah .