11
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
2.1 Kondisi Geografis
Desa Suka Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gereudong Pase, Kabupaten Aceh Utara. Ibu kota kecamatan ini
berada di Lhokseumawe. Jarak dari Desa Suka Damai menuju kota Lhokseumawe ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh
Utara Lhoksukon ± 28 km atau sekitar 1 ½ jam jarak tempuh, dan dari Desa Suka Damai menuju Kecamatan Gereudong Pase ± 4 km.
Letak geografis Desa Suka Damai berbatasan dengan wilayah, sebelah utara berbatasan dengan lahan karet Satuan Pemukiman SP III, sebelah timur
berbatasan dengan gampong Pulo Meuria, sebelah Selatan bebatasan dengan PT. Satya Agung, dan sebelah Barat berbatasan dengan SP III.
5
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS yang berada di Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara yang berkantor di Jl.
Medan-Banda Aceh Alue Drien, Desa Suka Damai hanya dihuni oleh penduduk berasal dari pulau Jawa merupakan desa yang berada di sekitar wilayah yang
berjarak ± 4 km dari pemukiman masyarakat setempat yaitu Mbang yang terletak di Kecamatan Geureudong Pase. Mereka datang ke daerah ini melalui program
5
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM perdesaan. Kabupaten Aceh Utara, tahun 2011-2012
Universitas Sumatera Utara
12
Transmigrasi pada tahun 1987 untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa. Seluruh daerah pertanian yang terdapat di Desa Suka Damai dimanfaatkan
oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti menanam umbi-umbian dan menanam kebutuhan tanaman yang mereka butuhkan sehari-hari yaitu
singkong, bawang, cabe dan yang lain-lainnya. Luas keseluruhan daerah Desa Suka Damai adalah sekitar 600 ha, yang terdiri dari, tanah perkarangan, tanah
perkebunan, tanah rawa-rawa dan lahan tidur, lahan sawah tidak terdapat di desa Suka Damai dan yang bukan lahan sawah seluas 432 ha.
Untuk mendukung terlaksananya program pembangunan nasional dan daerah secara lebih merata, seperti yang digariskan dalam pembangunan, maka
kebijaksanaan umum pembangunan daerah Aceh diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian dalam arti luas, yang mencakup peningkatan produksi pangan,
tanaman perdagangan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, yang semuanya dikaitkan dengan peningkatan pendapatan masyarakat serta perluasan kesempatan
kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut diadakan usaha ekstensifikasi, diversifikasi, intensifikasi di bidang produksi dan rehabilitasi prasarana dan sarana pertanian,
peningkatan fungsi irigasi yang telah ada, dan pembangunan irigasi baru. Oleh sebab itu demi mencapai laju pertumbuhan perekonomian daerah Aceh, maka
transmigrasi merupakan salah satu program terpenting bagi pemerintah Aceh Utara untuk mewujudkan pembangunan tersebut.
Rendahnya kepadatan penduduk kepulauan di luar Pulau Jawa khususnya di Aceh Utara sejajar dengan luas hutannya. Permukaan yang ditumbuhi hutan
Universitas Sumatera Utara
13
mungkin sekali mencakupi wilayah hutan sekunder yang luas dan dari berbagai usia, bahkan termasuk savana yang ditumbuhi alang-alang.
Meskipun pembabatan hutan terjadi secara intensif sejak tiga puluh tahun belakangan ini, pada tahun 1985 potensi hutan masih di sebagian besar daerah di
luar Jawa. Meskipun demikian, di beberapa daerah, seperti Sumatera Selatan dan Lampung, potensi hutan sangat banyak digerogoti.
Pada tahun 1905 kepulauan di luar Pulau Jawa merupakan wilayah luas yang masih sangat sedikit penduduknya dan ditumbuhi hutan. Dapatkah orang
membayangkan lahan yang lebih baik untuk perkebunan. Betapa pun, amat itu mengarah pada letak masalah penyebab ketimpangan demografis di Indonesia.
Penyebab rendahnya kepadatan penduduk di luar Jawa selalu menimbulkan banyak polemik. Pengaruh faktor ekologi, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya,
politis atau faktor lainnya sangat sulit dibuktikan. Sebelum daerah ini menjadi salah satu daerah program penempatan
transmigrasi asal Pulau Jawa, yaitu pada tahun 1970-an menurut hasil wawancara dengan bapak Ibrahim penduduk setempat di desa Mbang daerah ini dahulunya
adalah hutan.
6
6
Wawancara dengan Bapak Ibrahim, penduduk setempat, Desa Mbang, 25 Februari 2013
Ketika menjadi salah satu program penempatan transmigrasi maka pada tahun 1980-an oleh pemerintah membuka hutan tersebut dengan dua cara.
Yang pertama cara manual membabat dan membakar, yang dilakukan dahulu membabat rumput-rumput kemudian menebang pohon-pohon yang ada. Sesudah
kering dilakukan pembakaran dan kemudian batang-batang kayu dapat dipotong-
Universitas Sumatera Utara
14
potong untuk dijual atau dimanfaatkan sebagai kayu bakar, atau dipakai untuk keperluan lain seperti bangunan. Cara yang kedua yaitu cara mekanis memakai
alat-alat besar seperti bulldozer, untuk menumbangkan pohon-pohon dan kemudian membersihkan lahan dari semua tumbuhan-tumbuhan termasuk tunggul-
tunggul pohon. Pemotongan batang-batang kayu sukar dilakukan karena seluruh tumbuh-tumbuhan bercampur aduk, pengumpulan ranting-ranting dibiarkan tetapi
biasanya dibakar sesudah dikeringkan. Daerah yang mulanya hutan sudah mulai dapat dibuka sebagai lahan untuk para transmigran dengan membuat akses jalan.
Jalan yang dibuat menghubungkan dari Satuan Pemukiman SP ke daerah pemukiman lain disebut dengan jalan poros, serta jalan yang menghubungkan ke
pusat Satuan Kawasan Pemukiman SKP, jalan ini juga menghubungkan dengan jalan negara jalan propinsi yang ada.
7
Dengan dibukanya daerah baru menyebabkan terbentuknya RSTP, sehingga terbukalah daerah yang dinamakan Desa Suka Damai yang terdiri atas empat
dusun, adapun ke empat dusun tersebut seperti Dusun Suka, Dusun Damai, Dusun Rahayu, Dusun Karang Rejo, dusun-dusun yang terdapat didalam wilayah desa
Suka Damai. Setiap dusun dikepalai oleh seorang kepala dusun atau sering disingkat Kadus, yang memiliki kantor yang berada di tengah-tengah desa.
Proyek pembukaan hutan dan jalan ini disebut dengan Rencana Satuan Pemukiman Transmigrasi RSPT .
8
7
Wawancara dengan Bapak Margo Utomo, Tuha Peut Desa Suka Damai, 17 Maret 2013
8
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM Perdesaan. Kabupaten Aceh Utara. Op.Cit, hal. 6
Universitas Sumatera Utara
15
Tabel 1 Tata Guna Tanah Desa Suka Damai tahun 1987
Tahun 1987 No.
Jenis Hektar
1 Perkarangan
25 Ha 2
Perkebunan 500 Ha
3 Rawa-rawa
70 Ha 4
Lahan tidur 5 Ha
Jumlah 600 Ha
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa areal perkebunan merupakan areal yang paling luas kecuali daerah hutan yang pada saat itu belum dapat dikelola.
Areal perkebunan tersebut banyak ditanami dengan tanaman kelapa sawit, dan pohon karet atau rambung yang dalam cara tanamnya tidak terlalu banyak
membutuhkan perairan sehingga tanaman ini cocok dibudidayakan. Lahan Tidur yang terdapatpada tabel di atas tidak ditanami sayur-sayuran juga tidak untuk
memelihara kerbau atau kambing, melainkan dibiarkan begitu saja oleh para transmigran. Hal ini terjadi karena perkarangan di rumah mereka masih sangat
luas. Pada tahun 1987 mereka mendapatkan areal perkebunan untuk menjadi salah
Universitas Sumatera Utara
16
satu hak milik bagi masyarakat transmigran sehingga mereka dapat menggarap lahan pertanian yang sudah disediakan dengan bebas, tetapi pemerintah tetap
mengingatkan para transmigran agar berbagi hasil dengan pemerintah untuk mencicil pembayaran lahan dan rumah yang telah diberikan kepada mereka.
Selain itu areal pemukiman menjadi areal terluas kedua. Hal ini mengingat jumlah penduduk yang berada di Desa Suka Damai banyak, karena penduduk yang
tinggal di Desa Suka Damai adalah masyarakat Transmigran. Pada tahun 1980 daerah ini merupakan hutan yang sama sekali belum digarap menjadi lahan
pertanian. Ketika menjadi salah satu program penempatan transmigrasi maka hutan tersebut dikelola oleh pemerintah dengan cara manual membabat dan membakar
semak belukar. Kepadatan penduduk adalah sebanyak 1371 jiwa dengan penyebaran yang
tidak merata pada setiap dusun. Dari keempat dusun yang ada di Desa Suka Damai terdapat penduduk yang terpadat di dusun 1 yaitu dengan kepadatan sebanyak 503
jiwa. Untuk lebih jelasnya berapa jiwa yang terdapat dimasing-masing dusun dapat dilihat pada tabel:
Universitas Sumatera Utara
17
Tabel II Komposisi jumlah penduduk
No Dusun
Jiwa 1
Dusun 1 453
2 Dusun 2
406
3 Dusun 3
355
4 Dusun 4
157 Jumlah
1371 Sumber: Kantor Camat Geureudong Pase tahun 1987
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat yang tinggal di Desa Suka Damai sudah bisa dikatakan banyak, ini dikarenakan kenyakinan transmigran
untuk tetap tinggal di Desa tersebut. Dari 1371 jiwa jumlah KK yang keseluruhannya tiga ratus lima puluh tiga 353.
Desa Suka Damai ini memiliki enam wewenang yang harus dilaksanakan oleh beberapa pengurus. Diantaranya Kaur Umum di Jabat oleh Bapak Boediyono,
Sekretaris Desa oleh Bapak Sueyatno, Bendahara oleh Bapak Sarjono, Kaur
Universitas Sumatera Utara
18
Pemerintah oleh Bapak Zulfikar Fauzi, Tuha Peut oleh Bapak Ponirin, Keuchik oleh Bapak Mustofa Hasan.
9
No
Keseluruhan jumlah penduduk Desa Suka Damai pada tahun 1987 berjumlah 1371 jiwa, menurut jenis kelamin adalah jumlah laki-laki sebanyak 682 jiwa dan
perempuan 689 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel III Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 1987
Jenis Kelamin Jumlah jiwa
1 Laki-laki
682 jiwa
2 Perempuan
689 jiwa Jumlah
1.371 jiwa Sumber: Kantor Camat Geureudong Pase tahun 1987
2.2 keadaan Penduduk