42
Dengan adanya hubungan kekeluargaan dan kekerabatan yang terjalin antara masyarakat transmigran dengan penduduk asli menjadikan kehidupan yang
harmonis di desa tersebut. Tidak hanya terjadinya kerja sama yang baik maka masyarakat transmigran dengan penduduk asli juga saling bahu membahu dan
mengembangkan Desa Suka Damai, karena mereka sadar bahwa mereka tidak terlepas dari hubungan interaksi sosial satu sama lainnya terlebih saat mereka
hidup dilingkungan yang berdekatan. Para trasnmigran sangat menghargai masyarakat asli karena mereka
menyadari bahwa dengan keterbukaan masyarakat Mbang terhadap mereka memberikan suatu peluang untuk menjadikan kehidupan mereka jauh lebih layak,
dan dengan adanya hubungan yang baik antara kedua suku ini maka kehidupan para transmigran dan penduduk asli berjalan dengan baik hingga saat ini di Desa
Suka Damai.
4.4 Kehidupan Transmigran di Bidang Keagamaan
Meskipun desa Suka Damai sudah terbuka dan banyak dipengaruhi kehidupan kota, tapi warna kehidupan masih bercorak kehidupan pedesaan yang
banyak dipengaruhi agama Islam. Kegiatan masyarakat ini yang dilatarbelakangi kepentingan agama, akan mendapat dukungan besar dari anggota masyarakat,
bahkan para pemuka agama di desa ini, memperoleh kemudahan-kemudahan dari masyarakat, misalnya mengadakan kenduri antara masyarakat transmigran dan
Universitas Sumatera Utara
43
penduduk asli, dan para pemuka agama juga selalu mendapat kehormatan untuk duduk dalam organisai-organisasi sosial yang ada di desa ini.
24
Di Desa Suka Damai ini juga ada perkumpulan ibu-ibu rumah tangga atau kaum wanita yang mau dan bersedia menjadi anggota. Walaupun sudah menjadi
Untuk menunjang kehidupan dan kegiatan agama serta untuk mewariskan nilai-nilai agama, di desa ini telah berdiri kelompok-kelompok kegiatan yang
bersifat keagamaan, selain itu penduduk desa ini juga mengikuti kegiatan keagamaan di menasah yang terletak di tengah-tengah desa Suka Damai, di desa
Suka Damai ini ada sebuah langgarsurau tempat kegiatan agama dan social diselenggarakan.
Kegiatan perkumpulan ini diselenggarakan setiap malam senin dan malam jum’at, dalam kegiatan tahlilan ini diisi dengan membaca surat Al Ikhlas, Selawat
Salatan, Salawat Kamilah, Zikir, dan membaca Al-Qur’an. Tujuan yang akan dicapai perkumpulan tahlilan ini sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan
sebelum Desa Suka Damai mengalami pemekaran, perkumpulan tahlilan ini jumlah anggotanya lebih dari 200 orang dan pusat kegiatannya di menasah atau
suraulanggar. Tujuan yang ingin dicapai oleh perklumpulan ini hanya sekedar untuk
menambah pengetahuan agama dan membina kekeluargaan antara sesama warga. Disamping itu juga untuk mengisi kegiatan waktu luang di malam hari.
24
Pusat kegiatan perkumpulan tahlilan Al-Brahim di menasah desa Suka Damai
Universitas Sumatera Utara
44
anggota perkumpulan tahlilan, para ibu-ibu tidak lupa akan kegiatan mereka di rumah, seperti mengurus anak, rumah dan suami. Pusat kegiatan ini berpusat di
menasah atau langgar. Waktu kegiatan setiap senin sore sehabis Shalat Dhuhur. Dipilihnya waktu sore, untuk memberi kesempatan kepada ibu-ibu yang bekerja
agar tidak banyak mengurangi waktu kerjanya. Kegiatan ibu-ibu agak berbeda sedikit dengan kegiatan perkumpulan kaum
pria, untuk kaum wanita kegiatan perkumpulan tahlilan meliputi: tahlil atau zikir, arisan, handil Qurban, handil maulid, dan warung amal, didapatkanya kegiatan
dalam sekali pertemuan tahlilan, agar kaum ibu tidak terganggu urusan rumah tangganya. Apabila kegiatan ini dijadikan dua kali pertemuan dalam seminggu
kemungkinan banyak kaum wanita yang tidak dapat mengikuti kegiatan tahlilan ini.
25
25
Wawancara dengan Ibu Siti Munirah, di desa Suka Damai 15 Mei 2013
Universitas Sumatera Utara
45
BAB V TRANSMIGRASI JAWA DALAM PERKEMBANGAN DI DESA SUKA