PSAK 27 : Akuntansi Perkoperasian Rev. 98 PSAK 43 : Akuntansi Anjak Piutang PSAK 18 : Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian LKBB

Lembaga keuangan bukan bank adalah badan usaha yang bergerak di sektor keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung, mengumpulkan dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Lembaga keuangan bukan bank tidak diijinkan mengumpulkan dana dalam bentuk tabungan. Fungsi Lembaga keuangan bukan bank mempunyai fungsi di bidang keuangan. Lembaga ini secara langsung atau tidak langsung mengumpulkan dana dan menyalurkan kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. LKBB menghimpun dana secara tidak langsung berupa kertas berharga, penyertaan, atau pinjaman. Dana yang dihimpun diutamakan untuk investasi, diutamakan disalurkan kembali untuk badan usaha prioritas bukan individu, dan diutamakan untuk jangka menengah dan panjang. 2.2 Jenis LKBB Menurut PSAK 2.2.1 PSAK Khusus Terkait Lembaga Keuangan Bukan Bank

I. PSAK 27 : Akuntansi Perkoperasian Rev. 98

Sebelumnya, PSAK mengatur tentang akuntansi perkoperasian dalam PSAK 27. Namun pada revisi 2012, PSAK 27 dicabut dengan PPSAK 8. PSAK 27 : Akuntansi Perkoperasian mengatur akuntansi koperasi bagi badan usaha koperasi atas transaksi yang timbul dari hubungan koperasi bagi anggotanya, meliputi a Transaksi setoran anggota koperasi; b Transaksi usaha koperasi dengan anggotanya; c Transaksi yang spesifik pada badan usaha koperasi Cadangan, Modal Penyertaan, Modal sumbangan, Beban- beban perkoperasian; d Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Dasar pertimbangan pencabutan PSAK 27 adalah dampak dari konvergensi ke standar akuntansi internasional IFRS yang mengakibatkan perlunya pencabutan SAK untuk suatu industri tertentu. Hal ini dikarenakan pengaturan akuntansi secara prinsip sudah ada dalam SAK yang mengacu ke IFRS. Dalam ketentuan pencabutan, bagi entitas yang menerapkan PSAK 27, pengaturan untuk transaksi dan peristiwa lain yang ada dalam PSAK 27 mengacu ke SAK yang relevan. 3

II. PSAK 43 : Akuntansi Anjak Piutang

PSAK 43 mengatur perlakuan akuntansi beserta pengungkapannya untuk transaksi anjak piutang. Pernyataan ini tidak mengatur perlakuan akuntansi untuk piutang yang digunakan sebagai jaminan pinjaman serta transaksi pengalihan aktiva lainnya, seperti sekuritasi aset asset back securitization dan transaksi pembelian kembali aset repurchase. PSAK 43 dicabut dengan PPSAK 2 pada tahun 2012. Dasar pertimbangan pencabutan PSAK 43 adalah adanya tumpang tindih pengaturan dalam PSAK 43 dengan SAK lain untuk suatu transaaksi dan peristiwa lainnya. Pencabutan PSAK 43 berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010.

III. PSAK 18 : Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya

PSAK ini merupakan revisi dari PSAK 18 1994 : Akuntansi Dana Pensiun. Alasan penggunaan kata purnakarya karena hal ini berkenaan dengan keadaan atau kedudukan setelah selesai berdinas, bukan hanya dana pensiun pusat bahasa. Kata pensiun sering dianalogikan selesai bekerja karena memasuki umur pensiun. Sedangkan purnakarya memiliki arti yang lebih luas yakni bisa saja selesai bekerja sesuai dengan perencanaan atau kontrak kerjanya. Berbeda dengan PSAK 18 1994: Akuntansi Dana Pensiun yang mengatur khusus entitas Dana Pensiun, PSAK 18 revisi 2010: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya tidak hanya mengatur entitas Dana Pensiun tetapi mengatur seluruh entitas yang menyelenggarakan program manfaat purnakarya termasuk di dalamnya entitas Dana Pensiun. Definisi dan ruang lingkup PSAK 18 revisi 2010 lebih luas dibandingkan PSAK 18 1994. PSAK 18 revisi 2010 secara garis besar mensyaratkan laporan keuangan program manfaat purnakarya baik program iuran pasti maupun program manfaat pasti mencakup laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya. PSAK 18 revisi 2010 tidak mensyaratkan membuat neraca dalam laporan keuangannya. Penilaian investasi pada program manfaat purnakarya menggunakan nilai wajar. untuk surat berharga yang diperdagangkan nilai wajar adalah nilai pasar, selain itu untuk investasi lain menggunakan nilai wajar sesuai PSAK terkait. Ketika tidak mungkin melakukan estimasi nilai wajar atas investasi program manfaat purnakarya, maka diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak digunakan. 4 Laporan keuangan program manfaat purnakarya berisi informasi berikut : laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya, ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan, dan penjelasan mengenai program manfaat purnakarya dan dampak setiap perubahan program manfaat purnakarya selama periode.

IV. PSAK 62 : Kontrak Asuransi