Akuntansi Sewa Pembiayaan – Lessor

Loss on failure purchase 13. 356.664 Leased Equipment 340.070.000

XII. Akuntansi Sewa Pembiayaan – Lessor

Bagi pihak lessor, sewa pembiayaan diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : a Direct Financing Lease DFL = Sewa Pembiayaan Langsung b Sales type lease = Sewa Tipe Penjualan  Dasar pengelompokan kedua jenis tipe sewa pembiayaan adalah : i. Asal perolehan aset sewaan, apakah diproduksi oleh sendiri atau dibeli langsung dari pihak produsen.  DFL : aset sewaan dibeli langsung dari produsen, dan pihak lessor menyewakan kepada pihak lessee.  Sales type lease : aset sewaan diproduksi sendiri oleh pihak lessor. ii. Pendapatan yang dihasilkan DFL = pihak lessor hanya mendapatkan pendapatan bunga financing revenue Sales type lease = pihak lessor mendapatkan dua keuntungan, yaitu marjin laba selisih antara nilai wajar aset sewaan dengan harga pokok produksi dan pendapatan bunga.  Menurut SAK 30 par 32 : Pada hakikatnya dalam sewa pembiayaan semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan legal telah dialihkan lessor kepada pihak lessee, dan dengan demikian penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan finance income yang diterima lessor sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan jasanya.  Biaya Langsung Awal Initial Direct CostIDC 26 Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto tersebut. Lessor akan mengeluarkan biaya-biaya pada awal masa sewa. Biaya ini berupa komisi, biaya legal, biaya administrasi sewa dan biaya langsung di awal sewa. Biaya langsung awal akan dicatat sebagai aset. Biaya langsung awal diukur berdasarkan kas yang dikeluarkan oleh lessor pada awal sewa. Tgl Akun Debit Kredit 112010 Initial Direct Cost Rp500.000 Cash Rp500.000 Pengakuan lanjutan biaya langsung di awal sewa : a DFL : biaya langsung awal akan diperlakukan sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui selama masa sewa. Tingkat bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian rupa sehingga biaya langsung awal secara otomatis sudah termasuk di dalam piutang sewa pembiayaan. Jurnal pada awal periode sewa : Tgl Akun Debit Kredit 112010 Lease Payment Receivable Rp500.000 Initial Direct Cost Rp500.000 b Sales type lease : biaya langsung awal akan dibebankan sebagai tambahan ke harga pokok produksi, yang akan mengurangi marjin laba. Tgl Akun Debit Kredit 112010 Cost of Goods Sold Rp200.500.000 Inventory Rp200.000.000 Initial Direct Cost Rp500.000  Faktor Diskonto 27 Lessor akan selalu menggunakan tingkat bunga implisit untuk mendiskontokan pembayaran yang akan diterima selama masa sewa. Jika pada DFL, lessor akan mengakui nilai aset sewaan sebesar nilai wajarnya, dan akan menetapkan besarnya cicilan dengan menentukan terlebih dahulu berapa besarnya tingkat pendapatan bunga yang diinginkan. Ilustrasi : PT KAJE membeli peralatan baru dengan harga Rp300.000.000,-. Peralatan tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat 6 tahun. Jika lessor hendak menyewakan peralatan tersebut selama 6 tahun, dan menginginkan pendapatan bunga 8, berapakah besarnya uang sewa setiap tahunnya? PT KAJE akan menggunakan persamaan nilai kini untuk PSM = Rp300.000.000 = R x PVA8,5+1 Rp300.000.000 = R x 3,9927 +1 Rp300.000.000 = R x 4,9927 R = Rp60.087.728,- Jadi sewa tahunan ditetapkan besarnya Rp60.087.728,- Jika lesse menggunakan tingkat bunga implisit, maka perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum lessee akan sama dengan nilai wajar aset sewaan pada awal sewa.

XII. Akuntansi Sewa Pembiayaan Langsung