Pendidikan Karakter LANDASAN TEORI

2.2 Pendidikan Karakter

2.2.1 Hakikat Karakter

Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan. Pendapat Fadlillah dan Lilif 2013:21 mengatakan bahwa “karakter adalah cara pikir dan perilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara”. Muslich 2011:84 menyatakan bahwa “karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat ”. Lickona Thomas 2014:5 mengemukakan bahwa: karakter terbagi kedalam tiga aspek yang saling berhubungan yakni: moral knowing, moral feeling, dan moral behavior. Oleh karena itu, karakter seseorang yang dipandang baik harus memenuhi tiga aspek, yakni mengetahui hal yang baik knowing the good, ada keinginan terhadap hal yang baik desiring the good, dan melakukan hal yang baik doing the good sehingga hal tersebut akan menjadi kebiasaan brfikir habits the good, kebiasaan merasa habits of heart, dan kebiasaan bertindak habits of action. Karakter dalam tinjauan psikologis merupakan sesuatu yang kompleks sebagaimana dikemukakan oleh Berkowitz dalam Darmu’in 2014:6: “Character is the complex set of psychological characteristics that enable an individual to act as a moral agent. In other words, character is multifaceted. its is psychological. It relats to moral functioning. In the first author’s moral anatomy, seven psychological aspects of character are identified: moral action, moral values, moral personality, moral emotions, moral reasoning, moral identitiy and foundational characteristics” Secara psikologis karakter terdiri dari tujuh aspek yang memiliki hubungan. Setidaknya terdapat tujuh aspek secara psikologis yang dapat diidentifikasi sebagai: moral yang berhubungan dengan tindakan, moral yang berhubungan dengan nilai-nilai, moral yang berhubungan dengan kepribadian, moral yang berhubungan dengan perasaan, moral yang berhubungan dengan penalaran, moral yang berhubungan dengan ciri khas, serta moral sebagai pondosi dasar karakter. Disimpulkan bahwa karakter adalah tabiat atau watak, kepribadian yang dijadikan sebagai landasan cara pandang, berfikir, akhlak, serta penanaman nilai- nilai positif kepada peserta didik agar mereka memiliki karakter yang baik.

2.2.2 Hakikat Pendidikan Karakter

Khan 2010:1 “pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat dan bernegara dan membantu mereka untuk bekerjasama membuat keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan ”. Kesuma dkk 2014:5 mengatakan bahwa “pendidikan karakter adalah pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan perkembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah”. Definisi lain yang dikemukakan oleh Fakry Gaffar dalam Syarbini 2012:17 pendidikan karakter adalah “sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang, sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu”. Pendidikan karakter dapat disimpulkan sebagai usaha yang dilakukan oleh pendidik agar siswa-siswa dapat mengambil keputusan dengan bijak, memiliki nilai positif bagi lingkungan dan menjadi manusia kamil.

2.2.3 Indikator Pendidikan Karakter

Syarbini 2012:26-28 dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:

a. Religius

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, CARA BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI AP SMK N 1 KENDAL

0 7 139

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR SISWA, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL KHUSUS SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NU 01 KENDAL TAHUN AJARAN 2012 2013

2 15 197

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, KOMPETENSI PROFESIONAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS XI DI SMK NU 01

0 4 158

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PERILAKU BELAJAR SISWA JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK MASEHI PSAK AMBARAWA

2 22 160

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 57

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

1 12 55

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

0 4 55

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT MENGAPLIKASIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI TEMPAT KERJA SISWA KELAS XI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPPM BOJA.

0 0 2

Pengaruh Pendidikan Sistem Ganda, Penguasaan Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran dan Fasilitas Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Prodi Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Kendal kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 2

Pengaruh Motivasi dan Disiplin terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Program Produktif Siswa Kelas II Jurusan Administrasi Perkantoran Di SMK Antonius Semarang.

0 0 1