PENGARUH KESIAPAN BELAJAR SISWA, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL KHUSUS SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NU 01 KENDAL TAHUN AJARAN 2012 2013
i
PENGARUH KESIAPAN BELAJAR SISWA, LINGKUNGAN
KELUARGA, DAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN
SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL
KHUSUS SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NU 01
KENDAL TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Ade Sumarwati NIM 7101409152
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
(2)
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:
Hari : Tanggal :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Subkhan Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.
NIP. 195003271978031002 NIP. 197407072003121002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dra. Nanik Suryani, M.Pd NIP 195604211985032001
(3)
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Hari : Tanggal :
Penguji
Dra. Sri Kustini
NIP. 195003041979032001
Anggota I Anggota II
Drs. Subkhan Agung Yulianto, S.Pd, M.Si
NIP. 195003271978031002 NIP. 197407072003121002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si NIP.196603081989011001
(4)
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri. Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Agustus 2013
Ade Sumarwati NIM. 7101409152
(5)
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.( Ar-Ra’du : 11 )
”Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan. ” (Muhammad Zainuddin Abdul Majid)
Persembahan:
Ku Persembahkan Skripsi ini untuk:
1. Ayahku Karyono dan ibuku Darwati tercinta, yang telah memberikan segalanya.
2. Kakek dan Nenekku yang selalu memberikan do’a-do’anya serta adikku Bayu Aji Pamungkas yang selalu menularkan semangatnya.
(6)
vi
PRAKATA
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun diberikan izin dan kemudahan dalam menyusun skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kesiapan Belajar, Lingkungan Keluarga dan Pemanfaatan Perpustakaan Terhadap Hasil Belajar Jurnal Khusus Kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal Tahun ajaran 2012/2013”
Penyusun menyadari skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang telah diberikan kepada penyusun untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.
3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.
4. Drs. Subkhan, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi.
5. Agung Yulianto, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi.
(7)
vii
6. Dra. Sri Kustini, selaku Dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji hasil skripsi penyusun agar menjadi lebih baik dan benar.
7. Moh. Izzudin, M. Pd., Kepala SMK NU 01 Kendal yang telah memberikan ijin penelitian.
8. Ibu Sugiyarti, SE., selaku guru mata pelajaran ekonomi akuntansi yang telah membantu proses penelitian.
9. Teman-teman Nevada Cost
10. Teman-teman Pendidikan Akuntansi ’09
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Hanya ucapan terima kasih dan doa semoga apa yang telah diberikan tercatat sebagai amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi semua pihak pada umumnya dan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi pada khususnya.
Semarang, Agustus 2013
(8)
vi ii
SARI
Sumarwati, Ade. 2013. Pengaruh Kesiapan Belajar, Lingkungan Keluarga dan Pemanfaatan Perpustakaan Terhadap Hasil Belajar Jurnal Khusus Kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal Tahun ajaran 2012/2013. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Drs. Subkhan, Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.
Kata Kunci :Hasil Belajar, Kesiapan Belajar Siswa, Lingkungan Keluarga, Pemanfaatan Perpustakaan.
Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adanya teory gap yaitu ada ketidaksesuaian antara teori yang dikemukakan oleh ahli dengan fakta yang terjadi di SMK NU 01 Kendal. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris pengaruh antara kesiapan belajar, lingkungan keluarga dan pemanfaatan perpustakaaan terhadap hasil belajar mata pelajaran jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013 baik simultan maupun parsial.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, sehingga responden dalam peneltian ini adalah siswa kelas X Akuntansi sebanyak 68 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan metode dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 16.
Uji secara simultan didapatkan besarnya signifikansi sebesar 0,000 kemudian dibandingkan dengan α=5%, ini menunjukkan bahwa ada pengaruh kesiapan belajar, lingkungan keluarga dan pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar jurnal khusus kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013 secara simultan, pengaruhnya sebesar 40,2%. Secara parsial pengaruh kesiapan belajar terhadap hasil belajar sebesar 19,10%. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar sebesar 14,90%. Dan pengaruh pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar sebesar 13,03%.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kesiapan belajar, lingkungan keluarga dan pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar jurnal khusus kelas X akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013 baik secara simultan maupun parsial. Saran bagi siswa, siswa diharapkan lebih meningkatkan kesiapan belajarnya misalnya dengan mengulangi materi pertemuan sebelumnya di rumah. Bagi guru, hendaknya memberikan stimulus yang mampu meningkatkan kesiapan belajar siswa. Bagi sekolah, diharapkan lebih memperhatikan kondisi perpustakaan sekolah. Bagi orang tua, sebaiknya lebih memperhatikan pendidikan anaknya.
(9)
ix
ABSTRACT
Sumarwati, Ade. 2013. Influence Student Readiness, Family Environment and Use Of Library to Learning Outcomes in Subject Special Journal 10th Grade Accounting SMK NU 01 Kendal in the Academic Year 2012/2013. Final Project. Economics Department. Faculty of Economics, Semarang State University. Advisor Drs. Subkhan, Co Advisor Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.
Keywords:Student Readiness, Family Environment, Use of Library, Learning Outcomes.
Learning outcomes are the abilities of the students after receiving their learning experience. Learning outcomes are influenced by internal factors and external factors. The problem in this study is there are teory gap about internal factors and external factors. The gap is beetwen the real situation in SMK NU 01 Kendal with teory in the book. The purpose of this research is to find empirical evidence of the effect of students readiness, family environment and use of the library on learning outcomes of 10th grade speciality special journal in SMK NU 01 Kendal school year 2012/2013 either simultaneously or partially.
Population in this study are all students in 10th grade Accounting class. This research is population research, so sample in this research are 68 students. This research use documentary method and questionnaires method to collect all information that needed. In this research, use SPSS 16 to process the data.
This study has significance of 0.000 and compare with α=5%, so it can indicates that there is the influence of students readiness, family environment and use of the library to learning outcomes in 10th grade Accounting speciality special journal in SMK NU 01 Kendal school year 2012/2013 simultaneously is 0.402 means that the effect of 40.2%. Partial effect of students readiness on learning outcomes is 19.10%. Influence of family environment on learning outcomes is 14.90%. And the effect of use of the library on learning outcomes is 13.03%.
Based on the above results it can be concluded that there are effect of learning readiness, family environment and use of the library to learning outcomes of 10th grade Accounting-class specialty special journals SMK NU 01 Kendal school year 2012/2013 either simultaneously or partially. Advice for students, students are expected to further enhance the learning readiness of material for example by repeating the previous meetings at home. For teachers, should provide a stimulus to increase students' readiness to learn. For schools, are expected to pay more attention to the condition of school libraries in many ways so that students are more interested in visiting the library. For parents, should pay more attention to their children's education.
(10)
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15
2.1 Konsep Belajar ... 15
2.1.1 Hasil Belajar ... 15
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20
2.1.3 Proses Belajar Mengajar ... 24
2.1.4 Teori Belajar ... 25
2.2 Konsep Kesiapan Belajar ... 28
2.2.1 Pengertian Kesiapan Belajar ... 28
2.2.2 Prinsip-Prinsip Kesiapan Belajar ... 29
2.2.3 Aspek-aspek Kesiapan Belajar ... 30
(11)
xi
2.3 Konsep Lingkungan Keluarga ... 33
2.3.1 Pengertian Lingkungan Keluarga ... 33
2.3.2 Bentuk Pengaruh Keluarga Terhadap Siswa yang Sedang Belajar ... 35
2.3.3 Petunjuk-petunjuk Penting Bagi Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga ... 36
2.3.4 Indikator Lingkungan Keluarga ... 38
2.4 Konsep Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah ... 39
2.4.1 Pengertian Pemanfaatan Perpustakaan ... 39
2.4.2 Jenis-jenis Perpustakaan ... 40
2.4.3 Persyaratan Sebuah Perpustakaan ... 41
2.4.4 Fungsi Perpustakaan ... 42
2.4.5 Pemanfaatan Perpustakaan ... 43
2.4.6 Indikator Pemanfaatan Perpustakaan ... 45
2.5 Penelitian Terdahulu ... 45
2.6 Kerangka Berfikir Teoritis dan Pengembangan Hipotesis .... 48
2.6.1 Kerangka Berpikir Teoritis ... 48
2.6.2 Hipotesis Penelitian... 52
BAB III METODE PENELITIAN ... 53
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 53
3.1.1 Jenis Penelitian ... 53
3.1.2 Desain Penelitian ... 53
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 54
3.3 Variabel Penelitian... 55
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 57
3.5 Instrumen Penelitian ... 59
3.5.1 Rencana Penyusunan Instrumen ... 59
3.5.2 Uji Instrumen ... 60
3.5.2.1 Validitas ... 60
3.5.2.2 Reliabilitas... 63
(12)
xii
3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 65
3.6.2 Analisis Statistik Inferensial ... 68
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 68
3.6.3 Uji Hipotesis ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72
4.1 Hasil Penelitian ... 72
4.1.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 72
4.1.2 Analisis Statistik Inferensial ... 78
4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 78
4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian ... 81
4.2 Pembahasan ... 87
4.2.1 Pengaruh Kesiapan Belajar, Lingkungan Keluarga, dan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Jurnal Khusus Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal Tahun Ajaran 2012/2013... 87
4.2.2 Pengaruh Antara Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Jurnal Khusus Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal Tahun Ajaran 2012/2013 ... 89
4.2.3 Pengaruh Antara Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Jurnal Khusus Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal Tahun Ajaran 2012/2013... 92
4.2.4 Pengaruh Antara Pemanfaatan Perpustakaan Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Jurnal Khusus Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal Tahun Ajaran 2012/2013... 96
BAB V PENUTUP ... 100
5.1 Simpulan ... 100
(13)
xi ii
DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 106
(14)
xi v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Daftar Nilai Jurnal Khusus ... 4
Tabel 1.2 Daftar Tingkat Kesiapan Belajar Siswa Tahun 2011/2012 ... 6
Tabel 1.3 Daftar Tingkat Lingkungan Keluarga Siswa Tahun 2011/2012 . 9 Tabel 1.4 Daftar Tingkat Pemanfaatan Perpustakaan Tahun 2011/2012 .... 11
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 45
Tabel 3.1 Populasi dan Sample ... 54
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kesiapan Belajar... 61
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Keluarga ... 62
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Perpustakaan ... 63
Tabel 3.5 Reliabilitas Variabel Kesiapan Belajar ... 64
Tabel 3.6 Reliabilitas Variabel Lingkungan Keluarga ... 64
Tabel 3.7 Reliabilitas Variabel Pemanfaatan Perpustakaan ... 65
Tabel 3.8 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase Kesiapan Belajar ... 67
Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase Lingkungan Keluarga ... 67
Tabel 3.10 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase Pemanfaatan Perpustakaan 67 Tabel 3.11 Kriteria Hasil Belajar ... 68
Tabel 4.1 Daftar Nilai Jurnal Khusus Tahun 2012/2013 ... 72
Tabel 4.2 Distribusi Hasil Belajar Jurnal Khusus ... 73
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Kesiapan Belajar ... 74
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Keluarga ... 75
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Pemanfaatan Perpustakaan ... 77
Tabel 4.6 Uji Normalitas ... 79
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 80
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 80
Tabel 4.9 Analisis Regresi Berganda ... 81
Tabel 4.10 Hasil Uji F (secara simultan) ... 83
Tabel 4.11 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 84
Tabel 4.12 Hasil Uji t (secara parsial) ... 85
(15)
xv
GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ... 51
(16)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Angket Observasi Awal ... 106
Lampiran 2 Analisis Angket Observasi Awal ... 109
Lampiran 3 Koleksi Buku di SMK NU 01 Kendal ... 112
Lampiran 4 Daftar Nilai Jurnal Khusus Siswa SMK NU 01 Kendal Kelas X Akuntansi Tahun 2011/2012 ... 113
Lampiran 5 Daftar Responden Uji Coba ... 116
Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Dan Angket Uji Coba ... 117
Lampiran 7 Hasil Uji Coba Instrumen ... 125
Lampiran 8 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 129
Lampiran 9 Daftar Nilai Jurnal Khusus Siswa SMK NU 01 Kendal Kelas X Akuntansi Tahun 2012/2013 ... 142
Lampiran 10 Angket Penelitian ... 144
Lampiran 11 Distribusi Jawaban Responden Pada Kesiapan Belajar Siswa ... 150
Lampiran 12 Distribusi Jawaban Responden Pada Lingkungan Keluarga ... 152
Lampiran 13 Distribusi Jawaban Responden Pada Pemanfaatan Perpustakaan ... 154
Lampiran 14 Analisis Deskriptif Variabel ... 156
Lampiran 15 Analisis Deskriptif Per Indikator... 168
Lampiran 16 Data Yang Diolah ... 172
Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian ... 180
(17)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka perlu peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan. Kegiatan utama dalam pendidikan di sekolah adalah kegiatan pembelajaran. Slameto (2010:2) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kualitas pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditandai dengan hasil belajar yang baik. Sudjana (2009:22) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan memiliki kemampuan, sikap dan keterampilan yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Horwart Kingsley dalam (Sudjana, 2009:22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan
(18)
pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne dalam (Sudjana, 2009:22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom dalam Sudjana (2009: 22-23) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni:
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Program keahlian akuntansi adalah salah satu program keahlian yang khusus memperdalam ilmu akuntansi di SMK konsentrasi Bisnis dan Manajemen. Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan,dan pengamatan data keuangan organisasi. Mata diklat akuntansi merupakan mata diklat produktif dalam kurikulum SMK Bisnis dan manajemen program keahlian akuntansi yang mempelajari suatu teori beserta praktik akuntansi dimana setiap proses tahap yang satu dengan yang lain saling terkait sehingga membutuhkan penguasaan teori yang mantang dan pelaksanaan praktik yang teliti. Siswa
(19)
program keahlian akuntansi diprioritaskan untuk memperdalam ilmu akuntansi, untuk itu penguasaan materi dan keterampilan praktik akuntansi harus seluruhnya tuntas.
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010:54-72), yaitu faktor-faktor intern seperti faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) dan faktor kelelahan. Selain faktor intern juga terdapat faktor-faktor ekstern misalnya faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, hasil belajar akuntansi di SMK NU 01 Kendal masih belum maksimal. KKM yang ditentukan oleh SMK NU 01 Kendal yaitu sebesar 70,0 dan keberhasilan klasikal 75%. Berikut ini adalah nilai mata pelajaran Jurnal Khusus siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari nilai ulangan harian, mid semester dan ulangan akhir semester, yang kemudian diolah sehingga nampak sebagai tabel berikut:
(20)
Tabel 1.1
Daftar Nilai Jurnal Khusus
Kelas X Akuntansi Semester Genap Tahun 2011/2012 No Kelas Jumlah Tuntas % Tidak
Tuntas %
1 X Akuntansi 1 39 13 33 % 26 67 %
2 X Akuntansi 2 38 34 89 % 4 11 %
3 X Akuntansi 3 28 8 29 % 20 71 %
Jumlah 105 55 50
Sumber: Daftar nilai jurnal khusus tahun 2011/2012 pada lampiran 4
Berdasarkan tabel di atas dari jumlah 105 siswa, ada siswa yang memiliki nilai jurnal khusus diatas 70 yaitu 55 siswa atau sekitar 52% . Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa masih ada siswa yang belum mencapai KKM yaitu sebanyak 50 siswa atau sekitar 48%. Sedangkan ketuntasan klasikal yang di tetapkan oleh sekolah sebesar 75%, ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar jurnal khusus masih dibawah ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan. Oleh karena itu hasil belajar perlu dikaji dalam penelitian ini.
Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor intern yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kesiapan atau readiness menurut Slameto (2010:59) adalah kesediaan untuk memberi respon atau berinteraksi. Kondisi siswa yang siap menerima pelajaran dari guru, akan berusaha merespon atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Untuk dapat memberi jawaban yang benar tentunya siswa harus mempunyai pengetahuan dengan cara membaca dan mempelajarai materi yang akan diajarkan oleh guru. Dalam mempelajari materi tentunya siswa harus mempunyai buku pelajaran dapat berupa buku paket dari sekolah maupun buku diktat lain yang masih relevan digunakan sebagai acuan untuk belajar. Kesiapan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
(21)
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan siswa tersebut sudah memiliki kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Hasil belajar yang baik juga dapat diperoleh apabila lingkungan sekitar siswa dapat memberikan dukungan yang positif misalnya lingkungan keluarga.
Untuk mengetahui kondisi awal siswa di SMK NU 01 Kendal, maka peneliti menyebarkan angket secara random kepada 26 siswa. Angket tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi siswa, ternyata dari hasil angket tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa di SMK NU 01 Kendal ketika guru akan memulai pelajaran, guru selalu mereview materi pertemuan sebelumnya. Siswa selalu dituntut untuk bisa memahami materi yang sudah dipelajari. Guru memberikan beberapa pertanyaan, siswa yang mampu menjawab akan di berikan reward dari guru yaitu berupa nilai tambah. Kondisi kesehatan atau kondisi fisik siswa rata-rata dalam kondisi baik. Kondisi kesehatan ini dapat dilihat dari absensi siswa, jarang sekali siswa yang absen karena sakit. Berdasarkan hasil observasi awal di SMK NU 01 Kendal, diketahui kesiapan belajar siswa dalam kondisi siap, seperti terlihat dalam tabel sebagai berikut:
(22)
Tabel 1.2
Data Tingkat Kesiapan Belajar Siswa Kelas X Akuntansi Tahun Ajaran 2011/2012
No
Interval
Persentase Frekuensi Persentase Kriteria
1 17-18 6 23.08% Sangat Siap
2 15-16 14 53.85% Siap
3 13-14 6 23.08% Kurang Siap
4 11-12 0 0% Tidak Siap
Jumlah 26 100% Sumber: Data diolah tahun 2013 lampiran 2
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa kondisi kesiapan belajar siswa dalam keadaan siap. Hal ini dapat dilihat melalui penyebaran angket kepada 26 siswa. Hasilnya menunjukkan terdapat 23,08% siswa dengan kriteria sangat siap, 53,85% siswa dengan kriteria siap, 23,08% dengan kriteria kurang siap, dan 0,00% dengan kriteria rendah. Dengan melihat kondisi di atas, maka kesiapan belajar siswa perlu dikaji dalam penelitian ini.
Penelitian yang dapat mendukung penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Bayuningtiyas (2012) menyatakan bahwa kontribusi kesiapan belajar, lingkungan keluarga, dan pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar akuntansi pokok bahasan kertas kerja secara simultan adalah sebesar 52,8%. Sedangkan besarnya pengaruh secara parsial untuk kesiapan belajar adalah sebesar 8,01%. Besarnya pengaruh secara parsial untuk lingkungan keluarga adalah sebesar 12,96% dan pemanfaatan perpustakaan sekolah sebesar 12,32%. Dengan adanya kesiapan belajar, lingkungan keluarga, dan pemanfaatan perpustakaan dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi.
Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Tu’u (2004: 16) pengaruh pertama
(23)
dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam membentuk kepribadian setiap individu. Cara orang tua mendidik anaknya akan memberikan pengaruh besar kepada anaknya yang sedang belajar. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dalam (Slameto,2010:61) dengan pernyataannya yang menyatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.
Melihat pernyataan tersebut, dapat dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Sebetulnya relasi antaranggota keluarga ini juga erat hubungan dengan cara orang tua mendidik anaknya. Apabila cara orang tua mendidik anaknya menunjukkan relasi yang kurang baik, maka akan menyebabkan perkembangan anak tersebut menjadi terhambat, belajarnya terganggu dan bahkan dapat menimbulkan masalah-masalah psikologis yang lain. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh dengan pengertian, kasih sayang, disertai bimbingan dan bila perlu adanya hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri. Suasana rumah juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar anak. Suasana rumah yang gaduh atau ramai tidak akan memberikan ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang memiliki banyak penghuninya. Agar anak dapat belajar dengan baik maka perlu diciptakan
(24)
suasana rumah yang tenang dan tentram. Di dalam susana rumah yang tenang dan tentram selain anak menjadi kerasan di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.
Keadaan ekonomi juga sangat erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas untuk belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, buku-buku dan sebagainya. Fasilitas belajar itu hanya akan terpenuhi apabila keluarga mempunyai cukup uang. Selain itu, anak belajar juga perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberikan pengertian dan mendorongnya membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. Tingkat pendidikan atau kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasan-kebiassaan yang baik, agar mendukung semangat anak untuk belajar. Karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama bagi siswa, maka para orang tua seharusnya selalu memperhatikan pendidikan anak-anaknya di sekolah. Namun, masih banyak orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya di sekolah.
Informasi lain yang peneliti peroleh dari penyebaran angket tersebut yaitu sebagian besar orang tua dari siswa memiliki pekerjaan sebagai petani. Walaupun demikian, sebagian besar keluarga siswa selalu menciptakan suasana yang tenang untuk belajar misalnya dengan menyediakan ruangan khusus untuk belajar yang
(25)
jauh dari keramaian (ruang televisi). Disamping itu juga, orang tua selalu memenuhi alat-alat belajar yang dibutuhkan siswa. Berdasarkan hasil observasi awal di SMK NU 01 Kendal, diketahui lingkungan keluarga dalam kondisi sangat baik, seperti terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1.3
Data Kondisi Lingkungan Keluarga Siswa Kelas X Akuntansi Tahun Pelajaran 2011/2012
No
Interval
Persentase Frekuensi Persentase Kriteria
1 17-19 15 57,69% Sangat Baik
2 14-16 3 11,54 % Baik
3 11-13 6 23,08% Kurang Baik
4 8-10 2 7,69 % Tidak Baik
Jumlah 26 100% Sumber: Data diolah tahun 2013 pada lampiran 2
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa lingkungan keluarga dalam kondisi sangat baik. Hal ini dapat dilihat melalui penyebaran angket kepada 26 siswa, hasilnya terdapat 57,69% dengan kriteria sangat baik,11,54% dengan kriteria baik, 23,08% dengan kriteria kurang baik, dan 7,69% dengan kriteria tidak baik. Melihat kondisi di atas, maka lingkungan keluarga perlu dikaji dalam penelitian ini.
Penelitian yang dapat mendukung penelitian ini khususnya variabel lingkungan keluarga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Suwardi (2012) yang menyimpulkan bahwa terdapat 6 (enam) faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu (1) Faktor psikologi siswa (27,54%), (2) Faktor lingkungan masyarakat (10,18%), (3) Faktor lingkungan keluarga (8,70%), (4)Faktor pendukung belajar (6,98%), (5) Faktor lingkungan masyarakat (6,50%), (6)Faktor waktu sekolah (6,23%). Faktor yang memberikan kontribusi paling besar yaitu faktor psikologi siswa sebesar 27,54% dan faktor dengan kontribusi paling kecil
(26)
yaitu faktor waktu sekolah sebesar 6,23%. Faktor psikologi siswa terdiri dari kesulitan mengerjakan tugas, nilai pelajaran, bakat siswa, minat, kesiapan, dan motivasi.
Faktor ekstern lainnya yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah pemanfaatan perpustakaan. Dengan kegiatan belajar mengajar peranan siswa tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru saja, tetapi siswa juga dituntut untuk berperan aktif dalam mencari materi pelajaran. Pemanfaatan perpustakaan ini dapat dilihat dari frekuensi siswa mengunjungi perpustakaan, intensitas siswa memanfaatkan perpustakaan, motif atau tujuan siswa mengunjungi perpustakaan serta koleksi buku yang ada di perpustakaan.
Informasi lain yang peneliti dapatkan adalah sebagian besar siswa, lebih dari 2 kali dalam seminggu mengunjungi perpustakaan dan sering menghabiskan waktu di perpustakaan. Kadang-kadang guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi tertentu di perpustakaan. Koleksi di perpustakaan SMK NU 01 Kendal cukup lengkap dapat dilihat pada lampiran 2. Dari buku-buku pelajaran, buku-buku fiksi, novel-novel, majalah, surat kabar dan lain-lain. Perpustakaan dilengkapi dengan seperangkat komputer yang disediakan untuk siswa. Ruangan perpustakaannya cukup luas dan nyaman untuk membaca. Pustakawan yang ramah dan siap membantu ketika ada siswa yang mengalami kesulitan untuk menemukan buku. Berdasarkan hasil observasi awal di SMK NU 01 Kendal, diketahui bahwa pemanfaatan perpustakaan dalam kondisi baik, seperti terlihat dalam tabel sebagai berikut:
(27)
Tabel 1.4
Data Tingkat Pemanfaatan Perpustakaan Siswa Kelas X Akuntansi Tahun Pelajaran 2011/2012
No
Interval
Persentase Frekuensi Persentase Kriteria
1 18-21 3 11,54% Sangat Baik
2 14-17 12 46,15% Baik
3 10-13 7 26,92% Kurang Baik
4 6-9 4 15,38% Tidak Baik
Jumlah 26 100% Sumber: Data diolah tahun 2013 pada lampiran 2
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa pemanfaatan perpustakaan sudah dalam kondisi baik. Hal ini dapat dilihat melalui penyebaran angket kepada 26 siswa, terdapat 11,54% dengan kriteria sangat baik, 46,15% dengan kriteria baik, 26,92% dengan kriteria kurang baik, dan 15,38% dengan kriteria tidak baik. Dengan melihat kondisi di atas, maka pemanfaatan perpustakaan sekolah di SMK NU 01 Kendal perlu dikaji dalam penelitian ini.
Penelitian yang dapat mendukung penelitian ini khususnya variabel pemanfaatan perpustakaan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Millah (2010) yang menyatakan bahwa Pemanfaatan perpustakaan sekolah dan motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI Ilmu Sosial (IS) SMA Negeri 1 Rembang Semester 1 Tahun Ajaran 2009/2010 ditunjukkan nilai dari uji F sebesar 30,962 dengan harga signifikan (p-value) 0,000. Adapun pengaruh pemanfaatan perpustakaan dan motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 48,4%.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor kesiapan belajar siswa, lingkungan keluarga dan pemanfaatan perpustakaan dalam kondisi baik, namun hasil belajar siswanya masih kurang baik. Di dalam teori, apabila
(28)
faktor-faktor tersebut sudah baik, maka hasil belajar pun akan baik. Pada kenyataannya di SMK NU 01 Kendal, faktor-faktor tersebut dalam keadaan yang baik, namun hasil belajar siswanya masih belum optimal. Maka dari itu, peneliti akan melakukan penelitian yang akan mengkaji bagaimana pengaruh kesiapan belajar, lingkungan keluarga dan pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013. Karena faktor-faktor tersebut sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran siswa. Maka besar kemungkinan faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap hasil belajar. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kesiapan Belajar, Lingkungan Keluarga Dan Pemanfaatan Perpustakaan Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Jurnal Khusus Kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal Tahun ajaran 2012/2013”.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Adakah pengaruh antara kesiapan belajar, lingkungan keluarga dan pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar mata pelajaran jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013? b. Adakah pengaruh antara kesiapan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran
jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013?
(29)
c. Adakah pengaruh antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013?
d. Adakah pengaruh antara pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar mata pelajaran jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh antara kesiapan belajar, lingkungan keluarga dan pemanfaatan perpustakaaan terhadap hasil belajar mata pelajaran jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013.
b. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh antara kesiapan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013.
c. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013.
d. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh antara pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar mata pelajaran jurnal khusus pada siswa kelas X Akuntansi SMK NU 01 Kendal tahun ajaran 2012/2013.
(30)
1.4Manfaat Penelitian
a. Manfaat secara teoritis
1. Hasil penelitian yang dilaksanakan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam menambah khasnah ilmu pengetahuan terutama mengenai pengaruh antara kesiapan belajar, lingkungan keluarga dan pemanfaatan perpustakaaan terhadap hasil belajar .
2. Hasil penelitian yang dilaksanakan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang.
b. Manfaat secara praktis 1. Bagi siswa
Memberikan wawasan siswa tentang pentingnya kesiapan belajar dan pemanfaatan perpustakaan untuk meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi pihak sekolah
Dapat digunakan sebagai informasi untuk meningkatkan atau menyempurnakan sistem pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar.
3. Bagi pihak lembaga terkait
Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan-kebijakan baru tentang pendidikan.
(31)
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Konsep Belajar 2.1.1 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Anni,2009:85).Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Sedangkan menurut Sudjana (2009:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Bloom dalam (Sudjana,2009:22-33) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.
2. Pemahaman (comprehension)
Mengacu pada kemampuan memahami makna materi. 3. Penerapan (application)
(32)
Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip.
4. Analisis (analysis)
Mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu memahami hubungan antara bagian yang satu dengan lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.
5. Sintesis (syntesis)
Mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar.Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.
1. Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
(33)
2. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
3. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain.
5. Karateristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c. Ranah Psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
1. Gerakan refleks, keterampilan pada gerakan yang tidak sadar. 2. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
3. Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.
(34)
4. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. 5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Menurut PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 64 ayat 1 yaitu penilaian hasil belajar oleh pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat 1 butir a dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan.
Sedangkan menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan bahwa:
a. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
b. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
c. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
d. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
(35)
e. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
f. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
g. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
h. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.
(36)
Hasil belajar merupakan kemampuan yang telah dicapai pada mata yang dilambangkan dengan angka-angka atau huruf-huruf. Hasil belajar dapat diukur melalui tes hasil belajar yang diberikan oleh guru. Seperti yang tercantum dalam Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, tes hasil belajar dapat terdiri dari ulangan, ulangan hariaan, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas dan ujian sekolah/madrasah.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akuntansi merupakan kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar yang diukur dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan guru akuntansi yang terdiri dari hasil ulangan harian, mid semester dan ulangan akhir semester.
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Slameto (2010:54) menyebutkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor intern terdiri dari :
1. Faktor Jasmaniah antara lain, faktor kesehatan, dan cacat tubuh.
2. Faktor Psikologi yaitu, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
3. Faktor Kelelahan. Faktor kelelahan sangat mempengaruhi hasil belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
(37)
b. Faktor Ekstern terdiri dari :
1. Faktor Keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
2. Faktor Sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
3. Faktor Masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Dalyono (2007:55-60) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor Internal 1. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.Demikian pula halnya dengan kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan pacar, orang tua atau karena sebab lainnya, ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar.Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental.
(38)
2. Intelegensi dan Bakat
Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.Seseorang yang memiliki intelegensi baik, umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendang, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah.Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Misalnya belajar main piano, apabila dia memiliki bakat musik, akan lebih mudah dan cepat pandai dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat itu.
3. Minat dan Motivasi
Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar.Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Motivasi berbeda dengan minat.Ia adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya. 4. Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
(39)
b. Faktor Eksternal 1. Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
2. Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar.Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah dan sebagainya, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan anak.
3. Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkunagn banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.
(40)
4. Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar.Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.
2.1.3 Proses Belajar Mengajar
Supriyadi (2012:54) menyatakan bahwa proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antara hubungan antara guru dengan para siswa dalam situasi intruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran.
Sedangkan menurut Marno (2012:37) menyatakan bahwa mengajar adalah proses yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwaa proses belajar oleh guru menghadirkan proses belajar pada pihak siswa yang berwujud perubahan tingkah laku, meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi.
Sudjana (2009:22) menyatakan bahwa ada empat unsur utama dalam proses belajar mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah
(41)
yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak.
Marno (2012:37) menyatakan bahwa peranan guru bukan saja sebagai pengajar, melainkan sebagai pembimbing belajar, pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Sebagai pembimbing belajar, guru mendudukan diri untuk memberikan kemampuannya dalam mempelajari bahan tertentu bagi pengembangan daya pikir, keterampilan personal dan sosial, serta sikap dan perasaan siswa untuk bekal hidupnya dalam masyarakat. Sebagai pemimpin belajar, guru menentukan sejak awal hal yang akan dicapai melalui arah atau cara tertentu yang sesuai dengan kemampuan siswa. Sebagai fasilitator, guru berperan dalam menciptakan kondisi belajar atau sistem lingkungan belajar dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia.
2.1.4 Teori Belajar
Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi atau cita-cita untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Ihsan (2008:1) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani
(42)
maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Kegiatan utama dalam pendidikan adalah proses belajar. Menurut Anni (2009:82) belajar adalah proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Sedangkan menurut Baharuddin (2008:11) belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak lahir sampai akhir hayat. Belajar memiliki peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan persepsi seseorang.
Gagne dalam (Anni,2009:82) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang biasanya bersifat permanen dan dihasilkan oleh pengalaman bukan pertumbuhan. Dari berbagai pengertian tentang belajar di atas, belajar merupakan perubahan tingkah laku. Berikut adalah ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto (2010:3-4):
a. Perubahan terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
(43)
a. Teori Belajar Behavioristik
Belajar merupakan proses perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berwujud perilaku yang tampak (overt behavior) atau perilaku yang tidak tampak (innert behavior).Perilaku yang tampak misalnya menulis, memukul,menendang, sedangkan perilaku yang tidak tampak misalnya berpikir, bernalar dan berkhayal. Perubahan perilaku yang diperoleh dari hasil belajar bersifat permanen dalam arti bahwa perubahan perilaku akan bertahan dalam waktu yang relatif lama, sehingga pada suatu waktu perilaku tersebut dapat dipergunakan untuk merespon stimulus yang sama atau hampir sama.
b. Teori Belajar Kognitif
Pengkajian terhadap teori belajar kognitif memerlukan penggambaran tentang perhatian, memori, elaborasi, rehearsal, pelacakan kembali dan pembuatan informasi yang bermakna.Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.
c. Teori Belajar Humanistik
Hasil belajar dalam pandangan humanistik adalah kemampuan siswa mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri (self-directing) dan mandiri (independent). Disamping itu, pendekatan humanistik memandang pentingnya
(44)
penekanan pendidikan di bidang kreativitas, minat terhadap seni, dan hasrat ingin tahu.Oleh karena itu pendekatan humanistik kurang menekannkan pada kurikulum standar, perencanaan pembelajaran, ujian, sertifikasi pendidik, dan kewajiban hadir di sekolah.
2.2Konsep Kesiapan Belajar 2.2.1 Pengertian Kesiapan Belajar
Berdasarkan teori asosiasi koneksionisme Thorndike dalam (Djamarah,2008:25), dasar dari belajar tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indera dengan impuls untuk bertindak. Asosiasi ini disebut connecting. Thorndike merumuskan bahwa proses belajar akan menghasilkan hasil yang memuaskan bila dalam proses belajar didukung oleh kesiapan untuk bertindak dan berkreasi, karena kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya.
Apabila individu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kesiapan diri, maka dia akan mengalami kepuasan. Dan jika seseorang mendapat paksaan dalam melakukan sesuatu, maka akan menimbulkan kekecewaan. Sedangkan menurut Slameto (2010:113) kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Sedangkan menurut Thorndike dalam (Slameto,2010:114) kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya, ini menurut belajar asosiatif. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar adalah kondisi prasyarat siswa yang dapat mendukung kelancaran proses pembelajaran, meliputi kondisi-kondisi fisik, mental maupun emosional, dimana siswa siap
(45)
untuk memberikan respon/jawaban dengan caranya sendiri dalam menyikapi suatu situasi dalam pembelajaran.
2.2.2 Prinsip-prinsip kesiapan
Yang termasuk prinsip-prinsip kesiapan atau readiness adalah sebagai berikut:
a. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi). b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari
pengalaman.
c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.
d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.
2.2.3 Aspek-aspek Kesiapan Belajar
Menurut Slameto (2010:115-116) kondisi kesiapan mencakup 3 aspek, yaitu:
a. Kondisi fisik, mental dan emosional
Kondisi fisik adalah kesiapan kondisi tubuh jasmani seseorang untuk mengikuti kegiatan belajar. Misalnya, dengan menjaga waktu istirahat, pola maka, kesehatan panca indera terutama mata sebagai indera penglihatan dan telinga sebagai indera pendengaran, serta kondisi jasmani (cacat tubuh).Dalam kondisi fisik tersebut, tidak termasuk kematangan, walau kematangan
(46)
termasuk kondisi fisik. Kondisi fisik yang dimaksud disini misalnya kondisi fisik yang temporer (lelah, keadaan, alat indera dan lain-lain) dan yang permanen (cacat tubuh).
Kondisi mental adalah keadaan siswa yang berhubungan dengan kecerdasan siswa.Misalnya, kecakapan seseorang dalam memberi pendapat, berbicara dalam forum diskusi, dan rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki.Kondisi mental menyangkut kecerdasan.Anak yang berbakat (yang di atas normal) memungkinkan melaksanakan tugas-tugas yang lebih tinggi.
Kondisi emosional adalah kemampuan siswa untuk mengatur emosinya dalam menghadapi masalah, misalnya saat kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, hasrat kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar.Kondisi emosional juga mempengaruhi kesiapan untuk berbuat sesuatu, hal ini karena ada hubungannya dengan motif (insentif positif, insentif negatif, hadiah, hukuman) dan itu berpengaruh terhadap kesiapan belajar.
b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
Kebutuhan adalah rasa membutuhkan terhadap materi yang diajarkan.Hubungan antara kebutuhan, motif, tujuan dan readinessadalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan ada yang disadari dan ada yang tidak disadari.
2. Kebutuhan yang tidak disadari akan mengakibatkan tidak adanya dorongan untuk berusaha.
(47)
3. Kebutuhan mendorong usaha, dengan kata lain timbul motif. 4. Motif tersebut diarahkan ke pencapaian tujuan.
Kebutuhan yang disadari mendorong usaha/membuat seseorang siap untuk berbuat, sehingga jelas ada hubungannya dengan kesiapan belajar.
c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari Keterampilan dan pengetahuan adalah kemahiran, kemampuan, dan pemahaman yang dimiliki siswa terhadap materi yang hendak diajarkan termasuk materi-materi lain yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. Kebutuhan yang disadari akan mendorong usaha atau akan membuat seseorang selalu siap untuk berbuat. Kebutuhan akan sangat menentukan kesiapan belajar. Siswa yang sepenuhnya belum menguasai materi permulaan, maka ia akan belum siap untuk belajar materi berikutnya, sehingga harus ada prasyarat didalam belajar.
2.2.4 Indikator Kesiapan Belajar
Slameto (2010:113) mengemukakan beberapa indikator dari variabel kesiapan belajar siswa, sehingga peneliti akan mengambil beberapa indikator tersebut dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Kesiapan fisik
Kesiapan fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi fisik siswa yang berhubungan dengan pendengaran dan penglihatan.
(48)
b. Kondisi mental
Kondisi psikologi adalah keadaan siswa yang berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam mengemukakan pendapat, rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki.
c. Kondisi emosional
Kesiapan kondisi emosional adalah kemampuan siswa untuk mengatur emosinya yang mencakup hasrat kesungguhan siswa dalam mempelajari mata pelajaran jurnal khusus dan kondisi emosional apabila terkait dengan konflik atau ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.
d. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
Kebutuhan, motif dan tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebutuhan akan mata pelajaran jurnal khusus atau pun pentingnya mata pelajaran jurnal khusus bagi siswa, sehingga kebutuhan tersebut akan mendorong adanya usaha. Dengan kata lain kebutuhan tersebut akan menimbulkan motif, dimana motif akan diarahkan untuk mencapai tujuan. e. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari
Keterampilandan pengerahuan adalah kemahiran, kemampuan, dan pemahaman yang dimiliki siswa terhadap materi yang akan diajarkan yaitu jurnal khusus termasuk materi-materi lain yang berhubungan dengan materi jurnal khusus yang akan diajarkan.
(49)
2.3Konsep Lingkungan Keluarga 2.3.1 Pengertian Lingkungan Keluarga
Dalyono (2007:129) menyatakan bahwa secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat “genes”, interaksi “genes”, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasitas intelektual. Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan anak.
Ihsan (2008:57) menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang digunakan oleh anak sebagai dasar megikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.
Tu’u (2004:16) menyatakan bahwa pengaruh utama dan pertama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan orang-orang terdekat bagi seorang anak. Banyak kesempatan dan waktu bagi seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut sudah pasti besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang.
Dalyono (2009:130) menyatakan bahwa keluarga merupakan tempat dimana anak akan diasuh dan dibesarkan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
(50)
dan perkembangannya. Terutama keadaan ekonomi rumah tangga, serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat anak juga sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohani anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak. Keadaan lingkungan keluarga yang berbeda-beda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap pendidikan anak-anaknya di sekolah.
2.3.2 Bentuk pengaruh keluarga terhadap siswa yang sedang belajar
Slameto (2010:60-64) menyatakan bahwa siswa yang sedang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
a. Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya.Hal ini berkaitan dengan peran orang tua dalam memikul beban dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru dan pemimpin bagi anak-anaknya. Kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk belajar. Cara orang tua dalam mendidik anaknya yang salah akan berpengaruh pada pola belajar anak.
(51)
Relasi antaraanggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Begitu juga jika relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain tidak baik, akan dapat menimbulkan problem sejenis.
c. Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan memberikan ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga besar yang banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah, akibatnya belajar anak menjadi kacau.
d. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis,
(52)
buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
e. Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
f. Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar.Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
2.3.3 Petunjuk-petunjuk penting bagi pendidikan dalam lingkungan keluarga
Purwanto (2003:86-88) menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari pendidikan anak-anak, diperlukan beberapa petunjuk tentang aturan-aturan pendidikan dalam lingkungan keluarga yang berdasarkan ilmu pendidikan. Adapun beberapa petunjuk penting dan perlu diperhatikan oleh para pendidik yaitu:
(53)
a. Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga
Kesenangan dan ketenteraman keluarga itu tidak hanya bergantung kepada banyak sedikitnya harta benda yang dimiliki atau yang diusahakan oleh keluarga itu. Di dalam keluarga yang baik selalu akan terdapat kejujuran, kesetiaan, keteguhan hati, kesabaran, kerajinan, kerapian, dan kebersihan di antara anggota keluarganya.
b. Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan kewajiban masing-masing
Jika tiap-tiap anggota keluarga sudah tahu dan menjalankan tugas kewajibannya masing-masing menurut atura-aturan yang berlaku dalam keluarga itu, maka akan terjelmalah ketertiban dan kesenangan serta ketenteraman dalam keluarga itu.
c. Orang tua serta orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah mengetahui tabiat dan watak anak-anak
Seorang pendidik akan dapat lebih berhasil usahanya jika ia dapat mengerahui siapa yang sedang dididiknya. Lagipula , adanya pengetahuan orang tua tentang watak anak-anaknya dan adanya saling mengetahui tabiat masing-masing akan mendatangkan kerukunan serta ketenteraman dalam keluarga. d. Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-anak
Orang tua tidak boleh sering mengejek atau mengecilkan hati anak-anak.Besarkan hati anak-anak itu dalam segala usahanya yang baik. Pujilah mereka, anjurkan kepada mereka bahwa apa yang dapat dikerjakan orang lain, dia pun dapat mengerjakannya. Janganlah selalu melarang atau menegur jika
(54)
memang tidak perlu.Lebih bijaksana jika larangan-larangan itu diganti dengan suruhan.
e. Biarkanlah anak-anak bergaul dengan teman-temannya di luar lingkungan keluarga
Anak-anak adalah calon manusia dewasa yang akan hidup dalam masyarakat yang bermacam-macam corak ragamnya. Pergaulan dengan teman-teman sebaya penting sekali bagi pertumbuhan jiwa anak-anak, terutama pertumbuhan perasaan sosialnya dan pertumbuhan wataknya.
2.3.4 Indikator Lingkungan Keluarga
Slameto (2010:60-64) mengemukakan beberapa indikator dari variabel lingkungan keluarga siswa, sehingga peneliti akan mengambil beberapa indikator tersebut dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Cara orang tua mendidik b. Relasi antaranggota keluarga c. Suasana rumah
d. Keadaan ekonomi keluarga e. Pengertian orang tua f. Latar belakang kebudayaan
(55)
2.4Konsep Pemanfaatan Perpustakaan 2.4.1 Pengertian Pemanfaatan Perpustakaan
Pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna atau faedah. Sedangkan pemanfaatan sendiri memiliki makna yakni proses atau cara untuk mendapatkan hasil (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pemanfaatan dalam penelitian ini lebih ditekankan pada hasil yang dicapai dengan mempergunakan secara optimal sarana yang ada. Perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dari suatu sekolah yang menyelenggarakannya.
Sebelum mendefisinikan perpustakaan sekolah, terlebih dahulu perlu diketahui tentang pengertian perpustakaan itu sendiri, karena kata sekolah pada perpustakaan sekolah merupakan kata yang menerangkan kata perpustakaan. Perpustakaan merupakan unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka. Baik berupa buku maupun non buku yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi (Suhendar,2005:3 dalam Purwanti). Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah, dikelola oleh sekolah dan berfungsi untuk sarana belajar-mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan sekaligus tempat berekreasi yang sehat disela-sela kegiatan rutin belajar.
Sedangkan menurut Bafadal (2004:14) menjelaskan perpustakaan sekolah adalah salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap murid. Penyelenggaraannya memerlukan ruang khusus beserta sarananya. Semakin lengkap perlengkapannya, semakin baik pula
(56)
penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Ruang dan sarana yang tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik, sehingga benar-benar menunjang penyelenggaraan sekolah secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah kumpulan buku atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai dan dapat dijadikan salah satu sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk siswa.
2.4.2 Jenis-jenis Perpustakaan
Pada umumnya jenis-jenis perpustakaan yang berkembang di Indonesia kurang lebih sama dengan yang berkembang di negara-negara lain. Sebab perpustakaan merupakan sesuatu yang bersifat universal. Meskipun begitu dalam praktiknya terdapat hal-hal yang berbeda karena kondisi lingkungan dan masyarakatnya juga tidak sama. Menurut Sutarno (2006:38-45) adapun jenis-jenis perpustakaan yang ada dan dikembangkan di Indonesia adalah:
a. Perpustakaan Nasional RI
Perpustakaan nasional berkedudukan di ibukota negara Indonesia. Perpustakaan tersebut mempunyai ruang lingkup secara nasional. Tugas perpustakaan nasional adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi-fungsi Perpustakaan Nasional RI adalah memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang perpustakaan.
(57)
b. Badan Perpustakaan Daerah
Badan Perpustakaan Daerah, atau lembaga lain yang sejenis, adalah yang berkedudukan di tiap provinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan. Perpustakaan tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan nama, meskipun peranan, tugas dan fungsinya tetap sama, yakni perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
c. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat.Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.Perpustakaan umum merupakan satu-satunya jenis perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa lainnya. Perpustakaan-perpustakaan yang termasuk di dalam kategori perpustakaan umum adalah: perpustakaan umum kabupaten/kota, perpustakaan umum tingkat kecamatan, perpustakaan umum desa/kelurahan, perpustakaan cabang, taman bacaan rakyat/taman bacaan masyarakat, dan perpustakaan keliling.
2.4.3 Persyaratan Sebuah Perpustakaan
Sutarno (2006:12-13) menyatakan bahwa sebuah perpustakaan harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu:
(58)
a. Adanya kumpulan buku-buku dan bahan pustaka lainnya, baik tercetak, terekam maupun bentuk lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
b. Koleksi tersebut ditata menurut suatu sistem tertentu, diolah atau diproses meliputi registrasi dan diidentifikasi, klasifikasi, katalogisasi, dan dilengkapi dengan perlengkapan koleksi, seperti slip buku, kartu-kartu katalog, kantong buku dan lain sebagainya.Koleksi itu tidak sekedar ditumpuk, sehingga terkesan seperti gudang buku.
c. Semua sumber informasi ditempatkan di gedung atau ruangan tersendiri, dan sebaiknya tidak disatukan dengan kantor atau kegiatan lainnya.
d. Perpustakaan semestinya dikelola atau dijalankan oleh petugas-petugas, dengan persyaratan tertentu yang melayani pemakai dengan sebaik-baiknya. e. Ada masyarakat pemakai perpustakaan tersebut, baik untuk membaca,
meminjam, meneliti, menggali, menimba, dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perpustakaan, sehingga perpustakaan sering disebut sebagai gudang ilmu.
f. Perpustakaan merupakan institusi yang perlu bermitra dengan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pendidikan secara langsung dan tidak langsung, baik formal maupun nonformal.
2.4.4 Fungsi Perpustakaan
Sutarno (2006:54-55) menjelaskan bahwa fungsi dari perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
(59)
a. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan pustaka
b. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar-menukar, penggandaan, penerbitan dan lain-lain
c. Pengolahan dan penyiapan bahan pustaka d. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi e. Pendayagunaan/pemberdayaan koleksi
f. Pemberian layanan kepada masyarakat, dengan sistem yang mudah, cepat, dan tepat serta sederhana
g. Pemasyarakatan perpustakaan
h. Pengkajian dan pengembangan atas semua aspek kepustakawanan
i. Menjalin kerja sama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi sarana prasarana
j. Pelaksanaan koordinasi dengan berbagai pihak-pihak dan mitra kerja lainnya k. Administrasi perpustakaan, seperti kepegawaian, ketatausahaan, keuangan,
dan kerumahtanggaan
2.4.5 Pemanfaatan Perpustakaan
Kegiatan pendidikan sekarang tidak bertumpu pada guru lagi sebagai salah satu sumber, melainkan dapat dilakukan dalam berbagai sumber misalnya perpustakaan sekolah. Para siswa dapat memanfaatkan sarana perpustakaan untuk digunakan sebagai sarana referensi belajar. Di dalam perpustakaan terdapat berbagai ilmu yang dapat dimanfaatkan oleh setiap siswa. Pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna atau faedah. Sedangkan pemanfaatan sendiri
(60)
memiliki makna yakni adalah proses atau cara untuk mendapatkan hasil (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pemanfaatan dalam penelitian ini lebih ditekankan pada hasil yang dicapai dengan mempergunakan secara optimal sarana yang ada. Perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dari suatu sekolah yang menyelenggarakannya.
Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila koleksi yang ada, dimanfaatkan secara optimal dan benar-benar memperlancar penerapan tujuan proses belajar-mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya pretasi belajar tapi siswa dapat mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi. Manfaat dari perpustakaan sekolah menurut Bafadal (2008:12) yaitu:
a. Perpustakaan sekolah menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca. b. Perpustakaan sekolah memperkaya pengalaman belajar siswa.
c. Perpustakaan menanamkan kebiasaan belajar mendiri yang akhirnya siswa mampu belajar mandiri.
d. Perpustakaan sekolah mempercepat proses penguasaan teknik membaca. e. Perpustakaan sekolah membantu perkembangan kecakapan berbahasa. f. Perpustakaan sekolah melatih murid kearah tanggung jawab.
g. Perpustakaan sekolah memperlancar murid dalam tugas sekolah.
h. Perpustakaan sekolah membnatu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
i. Perpustakaan sekolah membantu siswa, guru dan anggota staff sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi.
(61)
2.4.6 Indikator Pemanfaatan Perpustakaan
Bafadal (2008:36) mengemukakan indikator-indikator dari variabel pemanfaatan perpustakaan sekolah, sehingga peneliti akan mengambil beberapa indikator tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Frekuensi pemanfaatan perpustakaan
Frekuensi pemanfaatan perpustakaan dapat dilihat dari jumlah kunjungan siswa ke perpustakaan dalam suatu waktu dan berapa lama siswa menghabiskan waktunya di perpustakaan.
b. Motif atau tujuan pengguna memanfaatkan perpustakaan
Motif atau tujuan siswa memanfaatkan perpustakaan dapat dilihat dari aktivitas siswa selama di perpustakaan yaitu yang meliputi kegiatan membaca, meringkas buku, meminjam buku dan mencari bahan atau materi pelajaran. c. Koleksi buku di perpustakaan
Koleksi buku yang ada di perpustakaan dapat dilihat dari kelengkapan buku akuntansi yang ada di perpustakaan dan kesesuaian buku akuntansi tersebut dengan materi yang diajarkan oleh guru.
2.5Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini:
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Zaynatul Millah (2010)
Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Pemanfaatan perpustakaan sekolah dan motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan
(62)
Ekonomi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial (IS) SMA Negeri 1
Rembang Tahun Ajaran 2009/2010
terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI ilmu sosial (IS) SMA Negeri 1 Rembang semester 1 tahun ajaran 2009/2010 ditunjukkan nilai dari uji F sebesar 30,962 dengan harga signifikan (p-value) 0,000. Adapun pengaruh
pemanfaatan perpustakaan dan motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 48,4%. 2 Widya
Kusumaningrum (2008)
Pengaruh lingkungan keluarga dan disiplin belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 3
Pemalang tahun ajaran 2007/2008
Ada pengaruh secara parsial maupun simultan antara lingkungan keluarga dan disiplin belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 3 Pemalang tahun ajaran 2007/2008. Besarnya pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar ekonomi sebesar 7,78% sedangkan pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar sebesar 22,18%.
3 Indriana Bayuningtiyas (2012) Pengaruh kesiapan belajar, lingkungan keluarga dan pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar
Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat dis impulkan bahwa kontribusi kesiapan belajar, lingkungan
keluarga, dan pemanfaatan perpustakaan terhadap hasil belajar akuntansi pokok bahasan kertas kerja secara simultan adalah sebesar 52,8%. Besarnya pengaruh secara parsial untuk kesiapan
(1)
1 .245a .060 -.019 .99000 a. Predictors: (Constant), perpus, kesiapn, lingk
b. Dependent Variable: LnU2i
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.246 3 .749 .764 .522a
Residual 35.283 36 .980
Total 37.529 39
a. Predictors: (Constant), perpus, kesiapn, lingk b. Dependent Variable: LnU2i
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 3.252 2.739 1.187 .243
kesiapn -.008 .032 -.043 -.256 .800 -.023 -.043 -.041 .931 1.074
lingk -.003 .020 -.028 -.168 .868 .014 -.028 -.027 .919 1.088
perpus -.063 .042 -.246 -1.506 .141 -.241 -.243 -.243 .976 1.024
(2)
Coefficient Correlationsa
Model perpus kesiapn lingk
1 Correlations perpus 1.000 .087 .145
kesiapn .087 1.000 .257
lingk .145 .257 1.000
Covariances perpus .002 .000 .000
kesiapn .000 .001 .000
lingk .000 .000 .000
a. Dependent Variable: LnU2i
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) kesiapn lingk Perpus
1 1 3.966 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .018 14.692 .00 .10 .55 .11
3 .013 17.176 .00 .36 .00 .55
4 .002 40.379 1.00 .54 .45 .34
a. Dependent Variable: LnU2i
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value .1688 1.2872 .6492 .23997 40
Residual -3.41371 1.37555 .00000 .95116 40
Std. Predicted Value -2.002 2.659 .000 1.000 40
Std. Residual -3.448 1.389 .000 .961 40
(3)
(4)
(5)
(6)