b. Perubahan bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya
akan berguna bagi kehidupan atau bagi proses belajar berikutnya.
c. Perubahan bersifat pasif dan aktif Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apabila
perubahan-perubahan itu bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usaha dilakukan maka makin baik dan makin banyak perubahan yang diperoleh.
Perubahan dalam belajar bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Oleh
karena itu, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam tidak termasuk
perubahan dalam pengertian belajar.
d. Perubahan bersifat permanen Perubahan yang terjadi karena bersifat menetap atau permanen. Misalnya
kecakapan seorang anak dalam bermain akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang
akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahn tingkah laku
secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.
2.1.6 Perwujudan Perilaku Belajar
Syah Muhibbin 2008:118-124 perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut :
a. Kebiasaan
Dalam proses belajar, pembiasaan meliputi pengukuran perilaku yang tidak diperlukan, karena proses penyusutan atau pengukuran inilah,
muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap atau otomatis.
b. Keterampilan
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniyah seperti
menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya.
c. Pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga.
Berkat pengalaman belajar seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum mencapai pengertian.
d. Berfikir asosiatif dan daya Ingat
Berfikir asosiatif merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respon. Sedangakan daya ingat merupakan
perwujudan belajar, sebab merupakan unsur poko dalam berfikir asosiatif. Jadi, siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai
dengan bertambahnya simpanan materi
dalam memori, serta meningkatnya kemampuan menghubungkan materi tersebut dengan
situasi atau stimulus yang sedang ia hadapi.
e. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau atau buruk terhadap orang atau barang tertentu Bruno
1897.
f. Inhibis
Inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respon lain yang sedang
berlangsung Reber, 1988.
g. Apresiasi
Apresiasi adalah gejala ranah afektif yang pada umumnya ditujukan pada karya-karya seni budaya seperti: seni sastra, seni musik, seni lukis, drama
dan sebagainya.
h. Tingkah Laku afektif
Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan seperti: takut, marah, sedih, gembira, kecewa,
senang, benci, was-was, dan sebagainya.
Perubahan-perubahan aspek fisik tersebut dapat diidentifikasikan relatif
mudah, karena dapat dilakukan dengan cara pengamatan dan pengukurannya secara langsung, seperti perkembangan tinggi dan berat badan. Lain halnya
dengan segi psikis yang relatif sulit untuk diidentifikasi, karena kita hanya dapat mengamati dan sampai batas tertentu untuk mengukur perkembangan secara tidak
langsung dalam bentuk atau wujud perilaku.
2.2 Pendidikan Karakter