Koordinat Sampling dan Peta Peta Isopleth pH Hujan Asam

2.3.3. Koordinat Sampling dan Peta

Distribusi intensitas hujan asam dibuat melalui overlay peta isopleth pH dengan peta lokasi penelitian berdasarkan pada koordinat lintang. Koordinat sampling diperlukan untuk keperluan pembuatan peta isopleth. Hasil identifikasi kordinat lintang dengan bantuan program Google Earth menunjukkan posisi paling barat diwakili simpang Bambu Kuning 106,8177 o BT dan paling timur Indosat Narogong 106,9353 o BT. Posisi paling utara diwakili Pertigaan Cilodong 6,4362 o LS dan paling selatan Pintu TOL Sentul 6,5326 o Gambar 10. Lokasi penelitian: wilayah industri Cibinong-Citeureup hasil penelusuran dengan Google earth 2008. LS. Koordinat sampling air hujan paling barat pada koordinat 6,4850 LS dan 106,8432 BT dan paling timur 6,4459 LS dan 106,9127 BT. Posisi paling utara adalah Cimpaeun Cilangkap 6,4457 LS dan 106,8563 BT, dan paling selatan Pintu Tol Sentul 6,5305 LS dan 106,8512 BT. Koordinat peta wilayah dan titik sampling air hujan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7. 6.53 6.52 6.51 6.50 6.49 6.48 6.47 6.46 6.45 6.44 LS 106.82 106.83 106.84 106.85 106.86 106.87 106.88 106.89 106.90 106.91 106.92 106.93 BT

2.3.4. Peta Isopleth pH Hujan Asam

Data pH air hujan dipetakan dengan bantuan komputer program surfer 6.0 menghasilkan peta isopleth pH. Peta wilayah diperoleh dari penelusuran dengan computer program Google Earth kemudian peta dilakukan digit ulang dengan bantuan computer program GIS ArcView 3.3 menghasilkan peta wilayah penelitian. Peta isopleth pH selanjutnya di-overlay dengan peta wilayah penelitian menghasilkan pola distribusi hujan asam di wilayah penelitian. Hasil penelusuran Google Earth wilayah penelitian diperlihatkan pada Gambar 10. Penampakan warna-putih adalah bangunan pabrikindustri. Warna putih melebar adalah lokasi penambangan batuan yang digunakan untuk bahan baku pabrik semen. Jalan bebas hambatan Tol Jagorawi membentang di tengah gambar dari Kota Bogor menuju ke Jakarta. Berdasarkan identifikasi warna ini kemudian ditandai sebagai daerah poligon yang menyatakan lokasi industri di wilayah penelitian. Hasil digitasi peta wilayah penelitian disajikan pada Gambar 11. Gambar 11. Peta wilayah penelitian hasil digitasi Gambar 12 memperlihatkan peta isopleth pH yang dibuat berdasarkan data pH air hujan tahun 1999. Kisaran pH air hujan terukur antara pH 4,5 sampai 5,4. Hujan Lokasi Penelitian Jakarta Bogor 75 Km Selat Sunda 2 Km 6.53 6.52 6.51 6.50 6.49 6.48 6.47 6.46 6.45 6.44 L S 106.82 106.83 106.84 106.85 106.86 106.87 106.88 106.89 106.90 106.91 106.92 106.93 BT dengan pH 5,0 terjadi pada daerah disekitar Pasars Citeureup dan desa Gunung Putri. Kecepatan angin di wilayah penelitian merujuk pada data arah dan kecepatan angin lapangan udara Atang Sanjaya ATS Semplak Bogor, dan di tampilkan dengan bunga angin seperti ditunjukkan pada Gambar 13. Pada periode pengamatan arah dan kecepatan angin yaitu bulan November 1999 sampai Februari 2000 rata- rata angin bertiup dari arah utara dan barat laut, dari arah utara mencapai 70 dan dari arah barat laut 30. Kecepatan angin bertiup sangat rendah antara 0,5–2,1 m detik -1 Dari peta isopleth pH Gambar 12 nampak bahwa daerah yang mengalami hujan asam cukup tinggi pH5,0 adalah daerah Citeureup Puspanegara, dan daerah Gunung Putri. Daerah ini merupakan daerah industri semen. Selain kepadatan kendaraan cukup tinggi, polutan dari industri semen sangat mungkin menjangkau daerah ini sehingga intensitas hujan asam cukup tinggi. Gambar 12. Peta isopleth pH air hujan di wilayah industri Cibinong-Citeureup dibuat dengan pemetaan ulang data pH air hujan tahun 1999, LS = lintang Selatan, BT= Bujur Timur . 2 Km Jakarta Bogor 75 Km Selat Sunda Lokasi Penelitian 106.82 106.83 106.84 106.85 106.86 106.87 106.88 106.89 106.90 106.91 106.92 106.93 6.53 6.52 6.51 6.50 6.49 6.48 6.47 6.46 6.45 6.44 LS BT Gambar 13. Bunga angin tahun periode sampling November 1999 sampai Februari 2000. Sumber data: Lanud ATS Bogor Pada bulan-bulan dilakukan sampling air hujan arah angin dominan datang dari arah utara dan barat laut. Arah angin ini dapat mendorong polutan kearah timur dan selatan sehingga daerah hujan asam selain Desa Puspanegara Kecamatan Citeureup dan Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri juga meliputi Desa Tajur Kecamatan Citeureup yang posisinya berada di sebelah tenggara daerah industri. Dari peta isopleth pH tersebut nampak bahwa seluruh daerah di bagian timur dan tenggara daerah industri mengalami hujan asam intensitas tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa arah dan kecepatan angin yang menyebabkan terjadinya arah sebaran polutan sehingga menyebabkan arah dan sebarandistribusi hujan asam. Luas daerah hujan asam dan jauhnya dari daerah industri dapat diperkirakan berdasarkan data: tipe sumber polutan, besarnya sumber polutan, ketinggian sumber cerobong, laju emisi polutan, arah dan kecepatan angin, kestabilan angin, dan juga data curah hujan. Mengingat daerah industri yang menjadi tempat penelitian terdapat lebih dari satu sumber yaitu sumber titik dan sumber garis, masing-masing sumber lebih dari satu tempat maka secara keseluruhan memperlihatkan sumber area. Sumber titik yang dimaksud adalah cerobong asap di berbagai industri, dan sumber garis yang dimaksud adalah jalan raya dengan kendaraan yang melaluinya mengemisikan polutan. Karena masing-masing sumber berbeda ketinggian, berbeda laju emisi, dan berbeda besarnya sumber, serta tak terdapatnya data yang pasti mengenai sumber masing-masing maka prediksi luas daerah yang mengalami hujan asam tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penjelasan analitik kuantitatif luas daerah hujan asam akibat besarnya sumber polutan tak dapat disampaikan dan hanya arah distribusi hujan asam berdasarkan data arah angin yang dapat Kecepatan angin m det -1 Th 1999 menjelaskan secara deskriptif. Berdasarkan alasan ini distribusi dan luas daerah hujan asam tahun selanjutnya dibahas secara deskriptif. Distribusi hujan asam tahun 2001 Gambar 14 mirip dengan pola distribusi hujan asam tahun 1999 Gambar 12. Peta isopleth pH memperlihatkan bahwa hampir 90 luas area penelitian tahun 2001 dari daerah industri sampai di sebelah selatan daerah industri mengalami hujan asam intensitas cukup tinggi pH 5,0. Hal ini disebabkan arah angin dari utara meskipun kecepatan angin sangat rendah 0.5-2,1 m detik -1 Gambar 14. Peta isopleth pH air hujan di wilayah industri Cibinong-Citeureup dibuat dengan pemetaan ulang data pH air hujan tahun 2001 medekati calm Gambar 15. Daerah Puspanegara Citeureup mengalami hujan asam dengan intensitas sangat tinggi dengan pH air hujan terukur 3,61 dan 3,95, dan rata-rata keseluruhan air hujan mencapai pH 4,63. Hal ini dapat disebabkan pada daerah ini merupakan pusat kegiatan industri. 106.82 106.83 106.84 106.85 106.86 106.87 106.88 106.89 106.90 106.91 106.92 106.93 6.53 6.52 6.51 6.50 6.49 6.48 6.47 6.46 6.45 6.44 LS BT Jakarta Bogor 75 Km Selat Sunda Lokasi Penelitian 2 Km Gambar 15. Arah dan kecepatan angin Kabupaten Bogor tahun 2001 bulan September 2001-Januari 2002, Sumber data: LANUD ATS Bogor Gambar 16 memperlihatkan peta isopleth pH hujan asam tahun 2006. Intensitas hujan asam tinggi teridentifikasi di daerah Citeureup dan Cibinong. Dibandingkan tahun 2001, nampak bahwa daerah hujan asam tinggi bergeser ke arah barat. Berdasarkan data angin tahun 2006 Gambar 17 saat-saat sampling air hujan dilaksanakan bahwa arah angin berubah-ubah dari bulan September 2006 hingga Januari 2007. Angin dari arah tenggara kemungkinan yang menggeser pola distribusi hujan asam di wilayah ini. Hujan asam dengan intensitas tinggi pH5,0 terjadi di daerah Citeureup dan Cibinong meliputi daerah yang cukup luas hingga Desa Cibinong Tengah. Gambar 16. Peta isopleth pH air hujan di Wilayah Industri Cibinong-Citeureup dibuat dengan data pH air hujan tahun 2006 Kecepatan angin m det -1 Th 2001 Gambar 17. Arah dan kecepatan angin Kabupaten Bogor tahun 2006 bulan September 2006-Januari 2007, Sumber Data: LANUD ATS Bogor Pada tahun 2006 hujan asam di wilayah penelitian terrendah 4,04 yaitu di Simpang Pemda Bogor dan tertinggi 5,66 di Wanaherang. Namun demikian di daerah Puspanegara dan sekitar pasar Citeureup intensitas hujan asam tetap tinggi dengan pH 4,45. Gambar 18 memperlihatkan peta isopleth pH air hujan berdasarkan data tahun 2008. Peta isopleth pH ini memperlihatkan bahwa daerah hujan asam tersebar hampir 50 area penelitian. Hujan asam intensitas cukup tinggi terjadi mulai dari daerah Wanaherang, Tlajung Udik, Gunung Putri, Citeureup, Tajur, hingga Cibinong. Hujan asam intensitas sangat tinggi pH4,5 terjadi di daerah Karang Asem Barat pH 4,36 dan Puspanegara Citeureup. Gambar 18. Peta isopleth pH air hujan di wilayah industri Cibinong-Citeureup dibuat dengan data pH air hujan tahun 2008 Kecepatan angin m det - Th 106.8 106.8 106.8 106.8 106.87 106.88 106.8 106.9 106.9 106.9 106.93 6.53 6.52 6.51 6.50 6.49 6.48 6.47 6.46 6.45 6.44 6.43 2 Km Jakarta Bogor 75 Km Selat Sunda Lokasi Penelitian BT LS Gambar 19. Arah dan kecepatan angin Kabupaten Bogor tahun 2008 bulan September 2008-Januari 2009, Sumber Data: LANUD ATS Bogor Gambar 19 memperlihatkan arah angin pada bulan-bulan pengamatan air hujan tahun 2008. Angin 70 didominasi dari arah barat ke timur tetapi dengan kecepatan 0,5-2,1 m detik -1 dan hanya sedikit 25 angin dari arah timur. Angin dari arah barat dengan kecepatan hingga 3 m detik -1 Gambar 20. Peta isopleth pH air hujan di wilayah industri Cibinong-Citeureup dibuat dengan data pH air hujan tahun 2009 nampak mempengaruhi pola distribusi hujan asam mulai dari daerah diatas wilayah industri hingga kearah timur wilayah industri. Th 2008 Kecepatan angin m det -1 2 Km Jakarta Bogor 75 Km Selat Sunda Lokasi Penelitian BT LS 106.8 106.8 106.8 106.8 106.9 106.9 106.9 6.53 6.52 6.51 6.50 6.49 6.48 6.47 6.46 6.45 6.44 Gambar 20 memperlihatkan peta isoplet pH air hujan yang dibuat berdasarkan dapat pengamatan pH air hujan tahun 2009. Daerah intensitas hujan asam tinggi teridentifikasi pada Desa Kranggan Kecamatan Gunung Putri dan Kecamatan Cibinong, dan sebagian Kecamatan Citereup, yang mencakup hampir ¾ wilayah penelitian. Air hujan memiliki kisaran pH dari 3.66 hingga 8.3 dengan rata-rata 5.09. Pada Bulan Desember arah angin dominan dari utara dengan kecepatan 2,1 km jam -1 sampai 3 km jam -1 . Dari data arah angin bulan September sampai Desember 2009 Gambar 21 yaitu bulan-bulan dilakukan sampling air hujan menunjukkan arah angin dari barat, barat laut, utara, dan dari timur. Hujan asam terdistribusi disebelah barat lokasi industri. Hal ini dapat disebabkan saat sampling dilakukan angin dominan dari timur menuju barat, sehingga polutan penyebab hujan asam terdistribusi di sebelah barat lokasi industri. Gambar 21. Arah dan kecepatan angin Kabupaten Bogor tahun 2009 bulan September -Desember 2009, Sumber Data: PT Holchim, 2009

2.3.5. Daerah Penelitian yang Sering Mengalami Hujan Asam Intensitas Tinggi