menurut PPRI No. 41 tahun 1999. Kadar debu mencapai 285 µg m
-3
, kadar NO
2
mencapai 700 µg m
-3
, dan O
3
sebagai salah satu oksidan yang menjadi faktor pembentukan asam di udara mencapai 58,74
µg m
-3
BLH, 2009. Daerah lainnya seperti Sentul, Klapanunggal Narogong, Wanaherang, Tajur, Cibinong bagian
barat, dan Cilangkap jarang mengalami hujan asam intensitas tinggi.
Gambar 23. Identifikasi daerah yang sering mengalami hujan asam tinggi dari hasil overlay peta isopleth pH th 1999-2009 di Wilayah Industri Citeureup-
Cibinong Kabupaten Bogor
2.3.6. Pola Perubahan Keasaman Air Hujan
Daerah yang secara terus menerus mengalami hujan asam tingkat keasaman air hujan berubah cenderung menurun. Data keasaman dapat dilihat pada Tabel 4.
Nampak bahwa rata-rata pH air hujan dibawah 5,0 dan semakin menurun dari tahun ketahun. Pola perubahan penurunan pH air hujan disajikan pada Gambar 24.
Kecenderungan peningkatan keasaman penurunan nilai pH air hujan dapat disebabkan oleh semakin meningkatnya polusi udara terutama NO
2
di wilayah penelitian. Data kadar debu di daerah ini antara 96,15-114
µg m
-3
pada tahun 2007 meningkat menjadi antara 200-315
µg m
-3
pada tahun 2009, kadar NO
2
antara 24,06–57,62
µg m
-3
meningkat mencapai 700 µg m
-3
pada tahun 2009 DTRLH,
6.53 6.52
6.51 6.50
6.49 6.48
6.47 6.46
6.45 6.44
LS
106.82 106.83 106.84 106.85 106.86 106.87 106.88 106.89 106.90 106.91 106.92 106.93 BT
2 Km
Jakarta Bogor
75 Km Selat Sunda
Lokasi Penelitian
Daerah Hujan asam Intensitas tinggi
pH5,0
2009 yaitu peningkatan yang sangat tinggi, sedangkan kadar SO
2
relatif kecil 10 µg m
-3
Lokasi sampling
BLH, 2009. Tabel 4. Rata-rata hasil pemantauan pH air hujan November- Januari di
daerah yang sering mengalami hujan asam di wilayah industri Cibinong Citeureup Kabupaten Bogor.
1999 2001
1
2006
2
2008 2009
Kr.Asem Barat 5,4
4,48 -
4,36 3,75
Puspasari 4,92
4,64 -
4,55 4,66
Kr.Asem Timur 4,49
- 5,03
- 5,79
Puspanegara 5,50
4,61 4,45
4,70 4,94
Gn. Putri 5,07
4,77 5,29
5,14 5,35
Ps.Citeureup 4,54
4,95 4,45
5,35 4,98
Ps.Cibinong 5,09
4,91 4,95
4,95 4,28
Rata-rata [H
+
1,386E-05
]
2,018E-05 1,932E-05
1,912E-05 4,003E-05
Rata-rata pH
4,86 4,70
4,71 4,72
4,40
Sumber data:
1
Sutanto et al., 1999
2
Iryani 2001 ,
Gambar. 24. Pola perubahan keasaman pH air hujan pada daerah yang sering
mengalami hujan asam intensitas tinggi pH5 di wilayah industri error bars 5
data primer
Daerah di wilayah penelitian yang jarang mengalami hujan asam tinggi memiliki pH air hujan sekitar lima. Selama 11 tahun terakhir mengalami fluktuasi
pH dari pH 5,10 menjadi 4,67 Gambar 25. Fluktuasi pH rata-rata air hujan ini terjadi disebabkan fluktuasi kadar polutan akibat arah dan kecepatan angin sehingga
polusi udara mengalami penyebaran terbatas dari pusat industri dan terkadang tidak menjangkau daerah ini.
Batas pH Hujan Asam pH 5,6
Batas pH Hujan Asam internsitas tinggi
pH5,0
4,00 4,20
4,40 4,60
4,80 5,00
5,20 5,40
5,60 5,80
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Waktu tahun pengamatan
R at
a- rat
a pH ai
r huj an
98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09
Tabel 5. Data rata-rata pH air Hujan di Wilayah Penelitia yang jarang mengalami hujan asam intensitas tinggi
Lokasi sampling 1999
2001
1
2006
2
2008
3
2009
4 5
Tlajung Udik 5,39
5,95 5,55
5,42 5,68
Wanaherang 4,94
4,16 5,66
5,2 5,85
Cibinong 5,09
4,51 5,05
5,35 5,65
Cirimekar -
- 4,95
- 6,35
Jl. Baru Sentul -
- 5,02
5,28 5,66
Tajur Ctrp -
- 4,95
- 5,64
GBJ -
- 5,06
5,63 5,9
Narongong -
- 5,63
4,72 8,3
Simpang Pemda -
- 4,04
5,51 -
Rata-rata [H+] 7,89E-06
3,3736E-05 4,64E-06
4,8594E-06 1,91E-06
Rata-rata pH 5,10
4,47 5,33
5,31 5,72
Gambar 25. Grafik perubahan pH air hujan di wilayah penelitian pada daerah yg
jarang mengalami hujan asam intensitas tinggi
2.4. Simpulan