Gambar 3. Peta lokasi penelitian
Cara kerja : 2.2.1. Evaluasi dan Pemantauan Hujan Asam
a. Metoda Pengumpulan Data
Pemantauan hujan asam dilakukan dengan sampling air hujan dan pengukuran pH. Titik atau lokasi sampling sebanyak 16 dan terdistribusi di wilayah penelitian
seperti terlihat pada Gambar 3. Penampungan air hujan dilakukan dengan wadah plastik bersih pada tempat terbuka, bebas dari halangan bangunan maupun pohonan.
Pengambilan sampel air hujan dipertimbangkan berdasarkan jarak antara titik dan kemudahan dicapai. Pertimbangan lain adalah sering terjadinya hujan lokal di
Bogor. Berdasarkan pertimbangan–pertimbangan ini lokasi sampling air hujan ditentukan berdasarkan jarak antara titik sekitar 1-3 km.
b. Parameter yang Diamati
Analisis air hujan meliputi parameter suhu, daya hantar listrik, dan pH. Pengukuran pH dilakukan di lapangan secara langsung menggunakan pH meter
elektronik yang telah dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4, 7, dan 9, dan dikonfirmasi dengan kertas pH universal.
Lokasi Penelitian
Jakarta Bogor
75 Km
Selat Sunda
2 Km
Titik sampling air Stasiun Cuaca
106.82 106.83
106.84 106.85 106.86
106.87 106.88
106.89 106.90
106.91 106.92
106.93
BT
6.53 6.52
6.51 6.50
6.49 6.48
6.47 6.46
6.45 6.44
LS
c. Metoda Analisis Data
Data air hujan disajikan dalam bentuk data de facto yang merupakan deskripsi rata-rata pH air hujan dalam satu titik di berbagai titik pengamatan dalam kurun
waktu 11 tahun dari tahun 1999 sampai 2009.
2.2.2. Memetakan Intensitas Hujan Asam
Pemetaan intensitas hujan asam dilakukan dengan data pH hujan asam tahun 1999, 2001, 2006, 2008, dan 2009. Masing-masing data dibuat isopleth pH, yaitu
suatu garis kontur yang menghubungkan lokasi-lokasi koordinat yang memiliki pH air hujan yang sama. Antara dua nilai pH dilakukan diinterpolasi data denhgan
teknik krigging biasa sehingga diperoleh garis kontur yang lebih rapat. Untuk pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer surfer 6,0
sehingga dihasilkan peta isopleth pH. Peta isopleth pH kemudian di-overlay diatas peta wilayah yang menggambarkan distribusi dan intensitas hujan asam di wilayah
penelitian pada tahun tertentu sehingga secara keseluruhan diperoleh 5 peta distribuís spasial hujan asam. Dari peta–peta ini diidentifikasi pulau asam yaitu
suatu daerah mana dan berapa luasnya yang memiliki beban pencemaran asam sangat tinggi pH5,0 secara terus menerus selama lima periode pengamatan dalam
kurun waktu 11 tahun.
2.2.3. Membuat Pola Kecenderungan Penurunan Kualitas Air Hujan
Pola kecenderungan penurunan kualitas dibuat untuk rata-rata pH air hujan. Data yang digunakan adalah data sekunder tahun 1999, 2001, dan data primer tahun
2006, 2008, dan 2009. Persamaan matematik dan visualisasi grafik kecenderungan tersebut diperoleh dengan bantuan komputer program Excel. Data rata-rata pH air
hujan pada daerah hujan asam intensitas tinggi diplot terhadap waktu pengamatan dan memunculkan persamaan garis yang menghasilkan nilai koefisien diterminasi
tertinggi.
2.3. Hasil dan Pembahasan 2.3.1. Iklim di Wilayah Penelitian
a. Arah dan Kecepatan Angin
Arah dan kecepatan angin di daerah penelitian berdasarkan data dari lapangan udara terdekat yaitu LANUD Atang Sanjaya Bogor, yang berjarak sekitar 30 km
dari lokasi penelitian dengan elevasi 164 m dari permukaan laut. Data lengkap arah dan kecepatan angin disajikan pada Lampiran 5. Pengamatan arah dan kecepatan
angin selama sepuluh tahun terakhir diolah dengan program WR plot dari Lake Environment dan hasilnya disajikan dalam grafik bar bersama gambar bunga angin
wind rose sehingga nampak arah dan kecepatan angin sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.
Arah angin dominan kabupaten Bogor adalah dari arah utara dan barat, dan sebagian kadang-kadang dari barat laut, barat daya dan dari selatan dalam frekuensi
kejadian yang kecil. Nampak bahwa kecepatan angin di Bogor rata-rata rendah antara 0,5-2,1 m detik
-1
warna hitam dan tertinggi mencapai 4-7 m detik
-1
warna kuning pada Gambar 4 b
.
Angin dengan kecepatan rendah Calm terjadi sebanyak 16,35 . Frekuensi dominan angin dengan kecepatan 2,1 m detik
-1
Tahun 1999 sampai tahun 2002 angin bertiup dari arah utara terjadi pada bulan-bulan Juni sampai bulan November data arah dan kecepatan angin disajikan
pada Lampiran 5. Bulan Desember sampai Mei angin bertiup dari arah barat. barat laut dan sedikit dari selatan. Tahun 2003 angin bertiup dari arah utara terjadi pada
bulan Maret sampai Agustus, dan pada bulan September sampai Mei angin bertiup mencapai 80,8 ditunjukkan pada Gambar 4 a. Artinya daerah penelitian dapat
dikatakan selalu terdapat angin yang bertiup kecepatan rendah.
Gambar 4. Distribusi kecepatan a, dan arah angin b Kabupaten Bogor sumber data: LANUD ATS Bogor 1999-2008.
a
Klas angin m det
-1
Kecepatan angin m det
-1
Th 1999-2008
U
S B
T
b
U = utara S = selatan B = barat T = timur
Arah angin: dari
dari arah barat, barat laut dan sedikit dari arah barat daya. Tahun 2004-2007 angin bertiup dari arah barat, barat laut, dan barat daya terjadi hampir sepanjang tahun.
kecuali bulan Juni dan November 2005 dan 2006 angin bertiup dari arah selatan. Pada tahun 2008 bulan April sampai Agustus angin bertiup dari arah timur ke barat.
Suatu arah angin yang tidak pernah terjadi selama 8 tahun terkhir. Arah dan kecepatan angin ini akan menentukan sebaran polutan secara umum.
Tahun 2006 angin permukaan bertiup dari arah barat, barat laut, dan barat daya terjadi hampir sepanjang tahun, kecuali bulan Juni 2006 angin bertiup dari
arah selatan ke utara. Pada tahun 2008 bulan April sampai Agustus angin bertiup dari arah timur ke barat. Perubahan arah dan kecepatan angin ini merupakan salah
satu penyebab berubahnya curah hujan. Besarnya curah hujan akan berdampak kepada jumlah deposisi basah polutan udara ke bumi.
b. Curah Hujan