3. Hasil Pengamatan Temporal Terhadap pH Air Sumur Hasil Penelitian Utama

Hasil plot ini menunjukkan hubungan antara pH air lindi dengan pH air hujan buatan. Hubungan antara keduanya adalah berbanding langsung, artinya semakin tinggi pH air hujan buatan, semakin tinggi juga pH air lindi. Hubungan tersebut kuat mengikuti persamaan pHal=1,3155LnpHah+4,9765 dan 99 dapat diijelaskan R 2 Tabel 7. Data pengamatan pH air sumur pada berbagai waktu dalam sehari = 0,99.

a.3. Hasil Pengamatan Temporal Terhadap pH Air Sumur

Hasil pengamatan pH air sumur pada berbagai waktu sampling di daerah yang sering mengalami hujan asam intensitas tinggi disajikan pada Tabel 7. Variasi pH terhadap waktu ada dalam kisaran sangat kecil antara 0,011 sampai 0,085 rata-rata ± 0,061 satuan dimungkinkan karena variasi suhu atau kelarutan karbon dioksida. Sementara itu kesalahan pengukuran alat dalam hal ini pH meter yang digunakan memiliki 2 digit dibelakan koma dengan toleransi nilai ukur adalah ±0,05. Nilai RSD dalam kisaran 0,25 sampai 2,47, rata-rata 1,43 . Dari data RSD ini yang nilainya 3 menjelaskan bahwa pH air sumur tidak dipengaruhi oleh waktu dalam satu hari pengamatan. Jam sampling Lokasi Sumur 1 2 3 4 5 08.00-09.00 4,24 4,30 4,01 4,78 4,37 10.00-11.00 4,24 4,17 4,05 4,80 4,34 13.00-14.00 4,10 4,11 3,92 4,92 4,36 16.00-17.00 4,30 4,12 4,04 4,75 4,36 19.00-20.00 4,24 4,20 3,93 4,69 4,36 Rata-rata 4,22 4,18 3,99 4,79 4,36 Minimum 4,1 4,11 3,92 4,69 4,34 Maksimum 4,3 4,3 4,05 4,92 4,37 Simpangan baku 0,074 0,076 0,061 0,085 0,011 RSD 1,75 1,83 1,53 1,77 0,25 Keterangan : 1 = Kranggan Puspasari; 2 = Kranggan G. Putri 1; 3 = Kranggan G Putri 2; 4 = Tlajung Udik ; 5 = Ps. Citeureup Puspanegara Rata-rata SD = 0,061 dan rata-rata RSD = 1,43

b. Hasil Penelitian Utama

Hasil pemetaan distribusi hujan asam dengan peta isopleth pH Bab II menunjukkan bahwa terdapat daerah yang secara terus-menerus mengalami hujan asam intensitas tinggi dan terdapat pula daerah yang hanya sesekali mengalami hujan asam intensitas tinggi. Daerah yang sering mengalami hujan asam intensitas tinggi yaitu Desa Cibinong sebagian, Desa Kranggan sebagian, Desa Puspasari, Desa Gunung Putri sebagian, Desa Citeureup, Desa Karanga Asem Barat sebagian, dan Karang asem timur. Daerah yang jarang mengalami hujan asam intensitas tinggi meliputi: Desa Sentul, Klapanunggal Narogong, Wanaherang, Tajur, Cibinong bagian barat, dan Desa Cilangkap Kabupaten Bogor. b.1. Evaluasi dan Pemantauan Hujan Asam dan Keasaman Air Sumur b.1.1. Hujan Asam di Wilayah Penelitian Perubahan rata-rata keasaman air hujan di setiap lokasi di wilayah penelitian pada daerah yang sering mengalami hujan asam intensitas tinggi disajikan pada Tabel 4 dan diilustrasikan pada Gambar 24 pada Bab II. Keasaman air hujan rata- rata berubah dari 4,86 pada tahun 1999 menjadi 4,40 pada tahun 2009. Penurunan pH rata-rata terjadi selama 10 tahun sebesar 0.46 satuan pH. Meskipun perubahan pH ini tidak nampak nyata P=0,315 namun cenderung semakin asam. Penurunan pH dimungkinkan akibat semakin buruknya kondisi atmosfir diatas wilayah penelitian. Semakin menurunnya pH berarti semakin tinggi kadar polutan penyebab asam. Data kadar kadar NO 2 mencapai 700 µg m -3 , sedangkan kadar SO 2 relatif kecil DTRLH, 2009. Polutan NO 2 bereaksi dengan air hujan membentuk hujan asam. Semakin tinggi kadar polutan NO 2 Daerah yang jarang mengalami hujan asam intensitas tinggi meliputi Desa Wanaherang, Cibinong, Sentul, dan Narogong Klapanunggal. Pada daerah ini pH hujan asam relatif stabil sekitar lima bahkan terjadi kecenderungan meningkat. Data rata-rata hasil pengukuran pH air hujan pada daerah yang jarang mengalami hujan asam intensitas tinggi diilustrasikan pada Gambar 25 Bab II. Rata-rata pH air hujan daerah ini meningkat dari 5,10 pada tahun 1999 menjadi 5,72 pada tahun 2009. Penurunan keasaman air hujan ini kenaikan pH terjadi karena penurunan kadar polutan akibat polusi udara mengalami penyebaran terbatas. Kadar polutan NO tingkat keasaman air hujan semakin tinggi, pH air hujan semakin rendah. 2 pada daerah ini berkisar antara 16,34 µg m -3 sampai 26,12 µg m -3 , dan kadar polutan SO 2 berkisar antara 15 µg m -3 sampai 94,90 µg m -3 , serta kadar debu berkisar antara 17,12 µg m -3 sampai 118,87 µg m -3 DTRLH, 2009. Gambar 28 memperlihatkan perbedaan pola perubahan dan tingkat keasaman air hujan pada daerah yang sering dan yang jarang mengalami hujan asam intensitas tinggi. Gambar 28. Grafik perubahan pH air hujan di wilayah penelitian pada daerah yang sering a dan yang jarang b mengalami hujan asam intensitas tinggi.

b.1.2. Keasaman Air Sumur