Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN
b. Jika nilai r
hitung
r
tabel
, maka item soal tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total artinya item soal dinyatakan tidak valid
Data validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 14
Kriteria butir soal yang valid apabila r
hitung
r
tabel
, maka dari 30 butir soal yang diujikan hanya soal yang valid yang bisa digunakan untuk mengukur hasil belajar
kelas subjek penelitian, sedangkan soal yang tidak valid tidak bisa digunakan untuk mengukur hasil belajar kelas subjek penelitian. Dari hasil output pada lampiran 14
diperoleh bahwa: a. Nilai korelasi soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 19, 20, 21,
22, 24, 27, 28 0,468 yang berarti soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 19, 20, 21, 22, 24, 27, 28 valid.
b. Nilai korelasi soal nomor 8, 13, 15, 17, 18, 23, 25, 26, 29, 30 0,468 yang
berarti soal nomor 8, 13, 15, 17, 18, 23, 25, 26, 29, 30 tidak valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik Arikunto, 2010:221. Fungsi reabilitas adalah menyokong terbentuknya validitas. Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini
adalah rumus Alpha dalam Arikunto 2010: 109, sebagai berikut:
= 1
1
✝
keterangan: : reliabilitas yang dicari
n : banyaknya butir soal
: jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total
Dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas diinterpretasikan berdasarkan pendapat Arikunto 2010: 75 seperti yang terlihat dalam Tabel 3.4
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
Koefisien relibilitas r
11
Kriteria
0,80 r
11
≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 r
11
≤ 0,80 Tinggi
0,40 r
11
≤ 0,60 Cukup
0,20 r
11
≤ 0,40 Rendah
0,00 r
11
≤ 0,20 Sangat rendah
Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas instrumen tes kemampuan pemahaman materi masalah sosial, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,922 yang secara rinci
dapat dilihat pada lampiran 16. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tes yang digunakan memiliki kriteria reliabilitas yang sangat tinggi. Selanjutnya
karena 20 soal telah dinyatakan valid dan memenuhi kriteria reliabilitas yang diten- tukan maka 20 soal tes tersebut dapat digunakan.
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.
Untuk menghindari hasil kesimpulan bias penelitian , karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda digunakan uji normalitas. Kelebihan penggunaan
model dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis ditinjau berdasarkan perban- dingan nilai gain yang dinormalisasi N-gain, antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Gain yang dinormalisasi N-gain dapat dihitung dengan persama- an Hake, 2011: 6.
g=
Disini dijelaskan bahwa g adalah gain yang dinormalisasi N-gain dari kedua model, Smaks adalah skor maksimum ideal dari tes awal dan tes akhir, Spost adalah skor
tes akhir, sedangkan Spre adalah skor tes awal. Tinggi rendahnya gain yang dinor- malisasi N-gain dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 jika g ≥ 0,7, maka N-
gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi; 2 jika 0,7 g≥ 0,3, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang, dan 3 jika g 0,3 maka N-gain yang
dihasilkan termasuk kategori rendah.
Hasil hitungan N gain dapat dilihat pada lampiran 20, dengan hasil n gain sebesar 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa 0,7 g ≥ 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa N -gain
yang dihasilkan termasuk kategori sedang. Perbedaan nilai pretest dan posttest gain score kedua kelompok siswa tersebut diolah lebih lanjut dengan analisis inferensial.
Sebelum melakukan analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
✞
homogenitas untuk mengetahui kesamaan varian data sebagai syarat yang harus dipe- nuhi dalam melakukan analisis statistik.
Uji normalitas dan homogenitas menggunakan program SPSS statistical product and service solution versi 22. Apabila data distribusi normal dan varians kedua kelompok
yang dibandingkan adalah homogen, maka untuk membandingkan pretest dan post- test digunakan t-paired dengan bantuan SPSS. Dengan rumus:
t =D:SD:
Keterangan: t
= t hitung D
= rata-rata selisih 2 meanrata-rataeverage SD
= standar deviasi selisih perbedaan n
= jumlah sampel
Uji t paired adalah uji komparatif yang dilakukan pada satu sampel berpasangan. Indikasi penggunaan uji ini antara lain:
1. Digunakan untuk membandingkan mean dari suatu sampel yang berpasang-
an paired 2.
Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda.
Hasil konversi ini diperoleh dengan melakukan analisis secara deskriptif terhadap skor penilaian yang diperoleh. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini
dapat dilihat dalam Tabel 3.5 di bawah ini.
Tabel 3.5 Konversi Skor Penilaian
Skor Penilaian Rerata Skor
Klasifikasi
4 3,26 – 4,00
Sangat baik 3
2,51 – 3,25 Baik
2 1,76 – 2,50
Kurang baik 1
1,01 – 1,75 Tidak baik
Sumber: Suyanto dan Sartinem 2009: 20