jaran yang sesuai dan mudah untuk dipahami oleh siswa dan sekolah sehingga dapat menunjang progam pembelajaran.
E. Model Pembelajaran dan Model Desain Pengembangan Pembelajaran
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam bekerjasama. Menurut pandangan Roger,dkk dalam Huda 2015: 29,
yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembela- jaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus
didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembela-
jarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Sementara Parker dalam Huda 2015: 29, mendefinisikan kelompok
kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran di mana para siswa saling berinter- aksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi
mencapai tujuan bersama.
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa pengertian, diantaranya menurut Davidson dalam Huda 2015: 30, bahwa kooperatif berarti bekerjasama dan ber-
usaha menghasilkan suatu pengaruh tertentu. Pendapat lain yang memiliki makna sama juga diungkapkan oleh Johnson dan Johnson, pembelajaran kooperatif ber-
arti bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama Huda, 2015: 31.
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah me- nemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan
temannya Trianto, 2007: 41.
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama
Eggen Kauchak dalam Trianto, 2007: 42. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan kete-
rampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah Trianto, 2007: 42. Menurut Slavin 2005; 4, bahwa
pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya digunakan oleh beberapa guru
untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti tugas-tugas atau laporan kelompok tertentu.
Pendapat Ibrahim 2000: 44, bahwa pembelajaran kooperatif memberikan pe- luang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling
bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Pembe-
lajaran kooperatif bertitik tolak dari pandangan John Dewey dan Herbert Thelan dalam Ibrahim, 2000: 9. Cara belajar kooperatif jarang sekali menggantikan
pengajaran yang diberikan oleh guru, tetapi lebih seringnya menggantikan penga- turan tempat duduk yang individual, cara belajar individual, dan dorongan yang
individual Slavin, 2005; 4.