Laju Erosi Erosi 1. Faktor penduga erosi

Untuk mencegah air menggenangi lahan mereka, para petani menggunakan saluran yang pada akhirnya akan bermuara di saluran air ataupun anak sungai. Tujuan pembuatan saluran pembuangan air ini adalah untuk mengumpulkan air aliran permukaan sehingga tidak mengalir ke lahan pertanian. Teknik konservasi tanah yang dilakukan adalah : Tabel 14. Faktor konservasi tanah Kurangnya faktor konservasi tanah bahkan tidak dilakukannya usaha tersebut telah menimbulkan akibat yang merugikan, baik di bagian hulu yangmenyebabkan erosi di bagian hulu dan menurunnya kesuburan dan produktivitas tanah maupun di bagian hilir dalam bentuk banjir maupun pengendapan lumpur di waduk dan saluran irigasi.

2. Laju Erosi

Pendugaan laju erosi dihitung dengan menggunakan persamaan matematis Wischmeier dan Smith 1978 yang dikenal dengan nama USLE. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan resolusi piksel sebesar 5 m x 5 meter sehingga masing – masing luas piksel sebesar 25 m 2 . Dengan mengklasifikasikan laju erosi maka dapat diketahui masing – masing luasannya yang dapat dilihat pada tabel berikut : No. Teknik Konservasi Tanah Faktor P 1. 2. 3. 4. 5. Teras tradisional Mulsa Jerami 1 tonhatahun Tanpa tindakan konservasi Pertanaman garis tinggi kemiringan 21 Guludan 0.40 0.80 1 0.90 0.14 Tabel 15. Presentase nilai laju erosi No. Klasifikasi Laju Erosi Kriteria tonhathn Luas Ha Persentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat 15 15 – 60 60 – 180 180 – 480 480 296,36 11,48 67,97 23,49 1,15 74,04 2,87 16,98 5,87 0,29 Secara umum dapat diketahui erosi yang terjadi di daerah penelitian didominasi oleh laju erosi dengan kriteria sangat ringan dengan luasan mencapai 296,36 Ha 74,04 dan luas terkecil dengan kriteria sangat berat sebesar 1,15 Ha 0,29. Tetapi perlu diperhatikan laju erosi dengan kriteria sedang sampai berat mempunyai proporsi luasan yang cukup besar, yaitu mencapai 22,85 dari luas total DTA Cilebak. Hal ini perlu dilakukan penangan lebih lanjut agar tidak semakin membesar nilainya. Berdasarkan hasil perhitungan, rata – rata laju erosi yang terdapat di DTA Cilebak dengan menggunakan metode USLE adalah sebesar 28,74 tonhatahun dengan erosi tahunan sebesar 11.502,89 tontahun. Faktor penduga erosi saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Perubahan salah satu faktor erosi dapat merubah laju erosi yang terjadi meskipun faktor lainnya berada dalam kondisi yang tetap. Laju erosi yang tinggi sebagian besar terjadi pada piksel yang memiliki kemiringan lereng curam sampai sangat curam dengan kemiringan 25. Hal tersebut menurut Arsyad 2000 kemiringan lereng selain memperbesar jumlah aliran permukaan, makin curamnya lereng juga memperbesar energi angkut air. Selain dari pada itu, dengan semakin miringnya lereng, maka jumlah butir – butir tanah yang terpercik ke bawah oleh tumbukan butir hujan semakin banyak. Hal tersebut didukung oleh pengelolaan tanaman dan teknik konservasi tanah yang tidak mendukung. Pada kemiringan curam sampai sangat curam pengelolaan tanaman didominasi oleh semak belukar dan hutan. Kerapatan hutan dan terbukanya lahan dapat memperbesar terjadinya erosi. Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan melakukan teknik konservasi tanah yang sesuai. Dengan kemiringan yang tinggi apabila kerapatan hutan tinggi akan memperkecil terjadinya erosi karena terdapatnya tajuk sebagai pelindung dan air lebih mudah terinfiltrasi ke dalam tanah. Erosi yang rendah terjadi pada lahan yang memiliki kemiringan 15, dengan penggunaan lahan yang memiliki kerapatan yang relatif rapat, yaitu penggunaan ladang tegalan, kebun campuran dan hutan. Pengunaan sistem tumpang sari mempengaruhi terhadap laju erosi. Tajuk yang rapat membantu tanah untuk mengurangi tumbukan air hujan. Curah hujan sebesar 1403,7 mmtahun dengan erosivitas sebesar 1968,79 memiliki kemampuan uantuk menyebabkan erosi yang cukup tinggi terutama apabila pada intensitas hujan yang tinggi dengan curah hujan yang relatif besar. Menurut Asdak 1995 kemampuan air hujan sebagai penyebab erosi adalah bersumber dari laju dan distribusi tetesan air hujan . Sedangkan di sisi lain erosivitas hujan sangat berkaitan dengan energi kinetik atau momentum, yaitu parameter yang berasosiasi dengan laju curah hujan atau volume hujan. Dengan demikian curah hujan yang tinggi akan memperbesar nilai erosivitas. Faktor erodibilitas yang tinggi akan memperbesar kemungkinan tanah untuk tererosi, tetapai hal ini akan dipengaruhi kondisi pengelolaan tanaman dan konservasi. Sebagai contoh pada erodibilitas tanah yang tinggi apabila digunakan ebagai penggunaan lahan hutan dengan kerapatan tinggi akan mengurangi resiko terjadinya erosi tanah, begitu pula apabila erodibilitas tanah yang tinggi digunakan sebagai tanah kosong akan meningkatkan laju erosi.

3. Tingkat bahaya Erosi