Laju Erosi dan Tingkat Bahaya Erosi

v. Faktor Pengelolaan dan Konservasi Tanah P Penilaian faktor pengelolaan dan konservasi tanah setiap satuan lahan pengamatan diperoleh dari hasil pengamatan di lapang. Jika suatu lahan mempunyai beberapa macam tindakan konservasi tanah maka penetapan besaran P-nya dilakukan secara rampatan. Nilai “P” pada berbagai teknik konservasi tanah disajikan pada Lampiran 2.

b. Laju Erosi dan Tingkat Bahaya Erosi

Laju erosi diperoleh dengan cara mengalikan faktor – faktor erosi RKLSCP dari persamaan USLE. Untuk mengetahui klasifikasi laju erosi dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Klasifikasi Laju Erosi Sumber : Departemen Kehutanan, 1998 Perkiraan erosi tahunan rata – rata dan kedalaman tanah dipertimbangkan untuk menentukan Tingkat Bahaya Erosi untuk setiap satuan lahan pengamatan. Hal ini dikarenakan dengan laju erosi yang sama, apabila terjadi pada lahan dengan kedalaman solum yang berbeda maka tingkat bahaya erosinya akan berbeda. Untuk penentuan Kelas Tingkat Bahaya dilakukan kombinasi antara klasifikasi laju erosi dan klasifikasi kedalaman solum. Kombinasi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : No. Klasifikasi laju Erosi Kriteria tonhatahun 1. 2. 3. 4. 5. Sangat ringan Ringan Sedang Berat Sangat berat 15 15 – 60 60 – 180 180 – 480 480 Tabel 7. Kelas Tingkat Bahaya Erosi Sumber : Departemen Kehutanan 1998 Teknik overlay merupakan fungsi yang dapat menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya. Teknik pelaksanaan pemetaan TBE dilakukan dengan cara menumpangtindihkan overlay peta tingkat erosi USLE dan peta kedalaman ataupun langsung mencantumkan TBE pada setiap satuan lahan dengan menggunakan matriks di atas. Analisis laju erosi digunakan dengan membagi lahan pengamatan pada satuan picture element piksel dengan ukuran 5 m x 5 m, sehingga masing – masing luasan piksel adalah sebesar 25 m 2 . Proses pembuatan peta tingkat bahaya erosi dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dapat dilihat pada Gambar 4. Solum Tanah cm Kelas Erosi I II III IV V Erosi tonhathn 15 15 – 60 60 – 180 180 – 480 480 Dalam 90 SR R I S II B III SB IV Sedang 60 – 90 R I S II B III SB IV SB IV Dangkal 30 – 60 S II B III SB IV SB IV SB IV Sangat Dangkal 30 B III SB IV SB IV SB IV SB IV 37 Gambar 4. Proses pembuatan peta tingkat bahaya erosi Data Stasiun Hujan Peta Titik Pengukuran Erodibilitas Tanah Konversi Grid Peta Erosivitas Hujan R Interpolasi Titik Peta Erodibilitas tanah K Model Elevasi Digital Slope Peta kemiringan Lereng Re- klasifikasi Peta Faktor LS Peta Penggunaan Lahan Input Data C dan P Peta Faktor CP Overlay Aritmatik Peta Laju Erosi Overlay dengan Peta kedalaman tanah Peta Tingkat Bahaya Erosi

c. Penentuan Parameter Permukaan Daerah Aliran Sungai