5. Faktor Tindakan Konservasi Tanah P Faktor tindakan konservasi tanah adalah rasio rata – rata kehilangan
tanah dari lahan yang mendapat perlakukan konservasi tanah terhadap rata – rata kehilanagn tanah dari lahan yang diolah tanpa tanaman, pada tanah,
lereng dan curah hujan yang sama. Penerapan teknik konservasi tanah di lapangan dilakukan untuk mengamankan tanah dan tanaman dari bahaya
erosi, sehingga faktor konservasi tanah P biasanya sudah menjadi satu dengan nilai faktor pengeloalaan tanaman C atau menjadi CP Arsyad,
2000.
D. Sedimen
Sedimen adalah hasil proses erosi baik berupa erosi permukaan, erosi parit atau jenis erosi tanah lainnya. Sedimen umumnya mengendap di bagian
bawah kaki bukit di daerah genangan banjir, saluran air, sungai dan waduk. Asdak, 1995. Selanjutnya menurut Arsyad 2000, sebagian saja dari
sedimen yang akan sampai dan masuk ke dalam sungai dan terbawa keluar daerah tampungan atau DAS. Nisbah jumlah sedimen yang betul – betul
terbawa oleh sungai dari suatu daerah terhadap jumlah tanah yang terserosi di daerah tersebut disebut sebagai Sediment Delivery Ratio SDR.
Bahan – bahan padat tanah yang terpecah terpisah dari tubuh tanahnya dan air terbawa air limpasan muka lahan akan menempuh jarak tertentu
sampai akhirnya terendapkan pada aneka keadaan loka pengendapan atau memasuki aliran air sungai. Bahan padat tanah yang memasuki sungai anak
sungai akan tersuspensi dan teragih mengisi seluruh bagian tubuh aliran airnya. Bahan – bahan tanah yang berukuran besardan berat cenderung
menempati bagian bawah aliran dan yang berukuran kecil dan ringan cenderung menempati bagian atas. Bahan – bahan pada tanah yang terbawa
aliran air akan terendapkan jika beban endapannya tinggi, atau paduan dari beberapa hal diatas. Pengendapan yang berlebihan akan menyebabkan
pendangkalan loka – loka penampungan air, termasuk dataran banjir di sekitar muara sungai Purwowidodo, 2002.
Kondisi suatu DAS dalam keadaan kurang baik apabila kandungan sedimen yang terdapat dalam aliran telah melampaui batas toleransi TSL
Tolerable Soil Loss . Menurut Arsyad 2000 gambaran umum batasan
toleransi erosi di Indonesia tercantum dalam tabel di bawah: Tabel 1. Pedoman penetapan nilai T untuk tanah di Indonesia
S
umber : Arsyad, 2002
Hasil sedimen tergantung pada besarnya erosi total di DAS sub – DAS dan tergantung pada transpor partikel – partikel tanah yang tererosi tersebut
keluar dari daerah tangkapan air DAS sub – DAS. Produksi sedimen umumnya mengacu kepada besarnya laju sedimen yang mengalir melewati
satu titik pengamatan tertentu dalam suatu sistem DAS. Tidak semua tanah akan tererosi di permukaan daerah tangkapan air akan sampai ke titik
pengamatan. Sebagian tanah tererosi tersebut akan terdeposisi di cekungan – cekungan permukaan tanah, di kaki – kaki lereng dan bentuk – bentuk
penampungan sedimen lainnya. Oleh karenanya, besarnya hasil sedimen biasanya bervariasi mengikuti karakteristik fisik DAS sub DAS Asdak,
1995.
No. Sifat Tanah dan Substratum
Nilai T mmth
1 Tanah sangat dangkal di atas batuan
0.0 2 Tanah sangat dangkal di atas tanah sudah
melapuk tidak terkonsolidasi 0.4
3 Tanah dangkal di atas bahan telah melapuk
0.8 4
Tanah dengan kedalaman sedang di atas bahan telah melapuk
1.2 5
Tanah yang dalam dengan lapisan bawah kedap yang kedap air di atas substrata yang telah
melapuk 1.4
6 Tanah yang dalam dengan lapisan bawah berpermebialitas lambat di atas substrata yang
telah melapuk 1.6
7 Tanah yang dalam dengan lapisan bawahnya berpermebialitas sedang di atas substrata yang
telah melapuk 2.0
8 Tanah yang dalam dengan lapisan bawah yang
permeabel di atas substrata yang telah melapuk 2.5
E. Hidrograf