Data Pendukung desain terhadap Debit air dan sumur resapan

liii

1. Wuhan Train Station

Alam sebagai inspirasi untuk arsitektur bangunan publik yang berskala besar. Bentang lebar lahan hijau, dikelilingi oleh desa-desa, kolam- kolam ikan dan beberapa pabrik. Serta dibatasi oleh dua buah sungai 2. Stesen KL Sentral Sustainable Bentang lebar - 3. Lyon-Satolas TGV Station Sintesa artistik dan pragmatis Menggunakan beton, baja dan kaca. - 4. Kuningan Central Station Tropis Beton dan Baja ringan Pusat keramaian kota, dikelilingi bangunan- bangunan tinggi 5. Kashiwanoha-Campus Station Gabungan komputerisasi dan sketsa Adanya pemisahan struktur utama bangunan dan selimut bangunan Berada di wilayah kampus 6. Fujian Transportation Hub Sustainable Bentang lebar Berada di wilayah bekas cagar alam, banyak terdapat tanaman bambu di sekitarnya 7. Bayfront and Landmark Stations TOD grid Berada di pusat pengembangan daerah baru, dikelilingi oleh fasilitas-fasilitas penginapan dan bisnis Kesimpulan akhir: Perancangan bangunan stasiun biasanya ditempatkan pada daerah pusat kota dan pusat pengembangan. Pendekatan yang dilakukan dalam merancang bangunan stasiun biasanya disesuaikan dengan lingkungan tempat stasiun tersebut dibangun dengan menggunakan teknologi canggih. bangunan stasiun pada umumnya berbentang lebar untuk menutupi peron-peron dan concourse yang berukuran besar. Bangunan stasiun dewasa ini juga tidak hanya menunjang satu moda transportasi saja melainkan menunjang beberapa moda transportasi lainnya yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tempat tujuan. Sumber: Hasil olah data primer, 20

II.5.5 Data Pendukung desain terhadap Debit air dan sumur resapan

Penyaluran Air hujan dan Sumur resapan ground water tank Untuk menentukan debit air hujan yang perlu ditampung dalam saluran dan sumur resapan ground water tank, secra rinci dapat digunakan rumus : liv Dimana : Qhujan maks adalah debit maksimum m³ detik C adalah koefisien aliran table I adalah curah hujan mmm²jam A adalah luas area yang dihitung Km2 Tabel 2.5 pipa pembuangan air hujan dan sumur resapan Luas Atap m² Diameter Pipa Inci Volume sumur Resapan m³ ≤ 50 2 2 52 – 99 2 4 100 – 149 2.5 6 150 – 199 2.5 8 200 – 299 3 12 300 – 399 4 16 499 – 499 4 20 500 – 599 4 24 600 – 699 5 28 700 – 799 5 32 800 – 899 5 36 900 – 999 5 40 1000 – 1500 6 60 1500 – 3000 8 120 Luas Atap Stasiun : 3.800 m² : 3000 + 800 - Diameter pipa untuk : - 3000 m² = 8 Inci dan volume sumur 120 m³ Maka kebutuhan debit air hujan yang perlu ditampung dalam saluran dan sumur resapan ground water tank pda curah hujan maksimum adalah 3.800 m² dengan pipa berdiameter 15 Inci dan Volume sumur adalah 156 m³. lv

BAB III ELABORASI TEMA

III.1 Pengertian Tema Tema yang digunakan untuk Proyek Lhokseumawe Commuter Central Station ini adalah Arsitektur Metafora. Adapun pengertian dari Arsitektur Metafora ini adalah : Arsitektur merupakan ilmu dan seni merancang bangunan, serta struktur bangunan yang fungsional. Metaphor merupakan suatu simbol, dalam kehidupan sehari-hari saat kita sedang berbicara dengan seseorang dan dia berkata , “kamu tahu itu seperti ?“, atau ketika seseorang sedang memandang langit, “bentuk awan itu seperti atau seperti....?. Apapun isi dan “ seperti yang telah disebutkan merupakan sebuah metaphor. Pada saat menatap suatu bangunan, timbullah berbagai macam pertanyaan: 1. Yang pertama kali dipertanyakan : “Bangunan apakah itu ?“ pertanyaan ini menurut adanya pencerminan fungsi bangunan terhadap arti umum pada bentuk bangunan itu sendiri. Jawaban fungsi ini merupakan dasar pernyataan yang diutarakan oleh gedung, saya adalah terminal. “atau “ saya adalah kantor pemerintah “ selain pesan dasar gedung bisa mengutarakan pesan-pesan tambahan seperti : “saya adalah rumah yang nyaman, selamat datang, tapi silahkan membersihkan kaki dulu sebelum masuk” atau” saya adalah istana. Lepaskan topimu dan bersiap-siaplah digeledah” 2. Pertanyaan kedua: “Bangunan ini seperti apa rupanya ?“ merupakan pertanyaan yang membutuhkan simbol- simbol dan hubungan yang terdapat dalam rekaman pengalaman untuk dibandingkan atau disamakan dan lebih lanjut dimengerti. Kemudian disimpan pula sebagai salah satu rekaman pengalaman. 3. Pertanyaan ketiga: “ Sebesar apa ? “ menyangkut skala dan proporsi yang terdapat dalam bentuk bangunan yang sedang dinikmati oleh pengamat. 4. Pertanyaan keempat: “Dan apa dan bagaimana berdirinya ?” menginginkan jawaban-jawaban yang dapat langsung dibaca dari bentuk mengenai bahan-bahan apa yang mewujudkan bentuk-bentuk tersebut dan sistem struktur apa yang memungkinkan bentuk itu hadir dan kalau mungkin metode apa yang dipakai ketika membangun. Metaphora merupakan ungkapan bentuk , metaphora merupakan suatu istilah yang memiliki tapi sesuatu seperti something like, yang memiliki ekspresi tentang sesuatu bentuk. Metaphora juga merupakan suatu istilah yang didasarkan pada kesamaan similarity. Dalam metaphora seseorang menggantikan sesuatu yang mirip dengan suatu benda yang dia maksud untuk mendapatkan bentuk benda tersebut. Metaphora merupakan suatu ungkapan bentuk yang mengharapkan tanggapan dari para pengamat. Tanggapan tersebut dapat berbeda untuk setiap orang tergantung pada latar belakang ataupun tingkat pendidikan masyarakat tersebut. Beberapa kesuksesan metaphora terdapat dalam perancangan arsitektur. Metaphora merupakan suatu usaha penerjemahan suatu gagasan atau persepsi dalam proses merancang suatu bangunan yang idenya berlandaskan dan membandingkan suatu objek kepada objek lainnya dengan melihat wujudnya dengan harapan bangunan tersebut dapat berkomunikasi dengan pengamat. Methapora merupakan penerjemahan suatu gagasan atau persepsi tentang sesuatu kedalam bahasa arsitektural, yang dapat diwujudkan kedalam bentuk, sistem, perletakan atau pergerakan pada sebuah bangunan.