Dumai, 12 kali di Pulau Sambu dan 12 kali di Tanjung Uban. Sedangkan 2 unit lainnya sama sekali tidak dapat melaksanakan pemuatan di pelabuhan muat Pulau
Sambu, sehingga frekuensinya kunjungannya hanya 24 kali di Dumai dan 24 kali di Tanjung Uban.
Berkenaan dengan permasalahan di atas, PT. Burung Laut dituntut untuk mencari solusi optimal dalam pencapain target angkutan BBM HSD PT. PLN
Persero Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan pada tahun 2008 sebesar 1.080.000 KL per tahun dengan tetap menggunakan 4 unit armada tanker yang
dioperasikannya.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah membuat model Transportasi memenuhi target volume angkutan BBM HSD sebesar 1.080.000 KL yang diangkut dari
pelabuhan Muat Dumai, Pulau Sambu dan Tanjung Uban ke pelabuhan bongkar Belawan sebanyak 1.080.000 KL. Hal ini akan menghasilkan jumlah Round Trip
optimum armada tanker yang dioperasikan oleh PT. Burung Laut dalam melaksanakan angkutan BBM HSD PT. PLN Persero Kitsu Sektor
Pembangkitan Belawan dengan cara mengidentifikasi waktu muat loading time di pelabuhan muat, waktu bongkar unloading time di pelabuhan bongkar dan
waktu layar kapal sailing time dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar atau sebaliknya berdasarkan data tahun 2007 guna mendapatkan volume angkutan
BBM HSD yang paling optimal yang dapat dilaksanakan pada tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Ruang Lingkup dan Asumsi Penelitian
Penelitian dilakukan dalam batasan-batasan tertentu, antara lain : 1. Penelitian hanya dilakukan pada armada Tanker PT. Burung Laut yang
melayani pengangkutan BBM HSD PT. PLN Persero Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan.
2. Pelabuhan muat yakni pengisian BBM HSD hanya di tiga pelabuhan, yaitu: pulau Smabu, Tanjung Uban dan pelabuhan Dumai dengan daerah tujuan
pelabuhan Belawan. 3. Variabel pembatas sebagai kendala yang digunakan adalah: jumlah round trip
tiap kapal, kapasitas pelabuhan muat, dan spesifikasi teknis armada tanker. 4. Data yang dikumpulkan untuk penentuan kecukupan armada adalah data time
sheet tiap armada Tanker pada tahun 2007.
5. Penentuan jumlah kecukupan armada Tanker yang dilakukan adalah untuk tahun 2008 berdasarkan data tahun 2007 tersebut diatas.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Pelaksanaan perbaikan armada Tanker sesuai dengan yang ditentukan.
2. Tidak ada perubahan jalur yang akan dilalui oleh armada Tanker jika sudah ditugaskan.
3. Instruksi dalam melakukan loading dan unloading dilakukan dengan benar. 4. Kondisi pelayaran armada Tanker dianggap tidak terganggu.
5. Keadaan perlengkapan serta mesin dianggap cukup baik. 6. Data yang dikumpulkan dianggap berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir