BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana transportasi laut sebagai sarana penghubung utama antara pulau. Distribusi barang
antara pulau banyak dilakukan melalui penggunaan jasa angkutan laut. Oleh karena itu, sektor angkutan laut menempati posisi yang strategis di dalam
pendistribusian barang dalam negeri, dimana penggunaan jasa angkutan laut selain relatif murah dibandingkan dengan jasa pengangkutan udara ataupun darat,
juga mampu mengangkut volume barang lebih banyak. Demikian halnya pada PT. PLN Persero Kitsu Sektor Pembangkitan
Belawan yang menggunakan jasa angkutan laut kapal tanker untuk mengangkut BBM Bahan Bakar Minyak jenis HSD High Speed Diesel dan IFO Industrial
Fuel Oil sebagai bahan bakar beberapa PLTD Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel yang beroperasi di Sicanang, Belawan. Belakangan ini, dengan semakin meningkatnya kegiatan industri dan jumlah penduduk di Sumatera Utara, maka
kebutuhan akan daya listrik juga mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Seiring dengan itu, pemakaian BBM baik HSD maupun IFO juga
akan meningkat yang mengakibatkan akan meningkat pula kebutuhan akan kapal tanker
sebagai sarana pengangkut BBM tersebut. Berdasarkan pada Tugas Akhir oleh Saudara Suriadin Noernikmat
040423008 mahasiswa Ekstention yang mencoba menyelesaikan masalah
Universitas Sumatera Utara
optimisasi pelayaran kapal Tanker milik PT. Burung Laut dengan menggunakan ilmu Operation Research yaitu dengan Linear Programming metode Simpleks,
solusi yang dicapai belum optimal. Hasil penelitian Saudara Suriadin Noernikmat dengan menggunakan metode Simpleks tersebut terdapat solusi yang berbentuk
bilangan desimal atau Non-Integer yang artinya terdapat pembulatan dalam menentukan solusi optimal pelayaran kapal Tanker tersebut, karena tidak mungkin
jumlah perjalanan sebuah kapal Tanker dalam bentuk bilangan desimal. Saudara Marnangkok Butar-Butar 040403064 mahasiswa reguler juga mencoba
melakukan analisis ulang dengan menggunakan Pemrograman Integer untuk mencapai solusi Integer Optimal. Berdasarkan analisa diatas maka saya tertarik
melakukan analisis ulang untuk penentuan jumlah pelayaran optimal Round Trip untuk keempat kapal Tanker milik Perusahaan Pelayaran PT. Burung Laut untuk
pengangkutan BBM HSD PT. PLN Persero Kitsu Sektor Pembangkit Belawan tersebut dengan menggunakan Metode Branch and Bound untuk mencapai solusi
yang lebih optimal dari analisis sebelumnya. Perusahaan Pelayaran PT. Burung Laut yang menjalin kerja sama
kemitraan dengan PT. Citra Bintang Familindo sejak tahun 2002 hingga sekarang, adalah merupakan salah satu sub vendor yang melaksanakan pengangkutan BBM
HSD PT. PLN Persero Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan dari pelabuhan muat Pertamina di Dumai, Pulau Sambu dan Tanjung Uban ke pelabuhan bongkar
PLTDU di Sicanang, Belawan. Untuk melaksanakan pengangkutan BBM HSD tersebut digunakan 4 unit tanker yang berkapasitas antara 5.000 – 6.000 KL.
Universitas Sumatera Utara
Sepanjang tahun 2007, dari kebutuhan BBM HSD PT. PLN Persero Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan sebesar 1.080.000 KL, yang dapat dilayani
pengangkutannya oleh ke 4 armada tanker tersebut di atas hanyalah sebesar 861.200 KL saja. Terjadinya defisit angkutan sejumlah 218.800 KL disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya: tidak optimalnya waktu pengoperasian kapal, baik yang diakibatkan oleh antrian kapal di pelabuhan muat atau di pelabuhan
bongkar, proses administrai yang ada untuk memasuki pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar, maupun yang diakibatkan oleh kendala-kendala lain, seperti:
ketidaktersediaan stock BBM HSD, perawatan dan perbaikan kapal serta cuaca buruk.
Kemampuan armada tanker PT. Burung Laut untuk melayani angkutan BBM HSD sangat dipengaruhi pula oleh jarak, waktu tempuh dan kecepatan
masing-masing kapal. Terdapatnya perbedaan jarak antara tiap pelabuhan muat Belawan, Pulau Sambu dan Tanjung Uban ke pelabuhan bongkar Belawan dan
perbedaan kecepatan masing-masing kapal sangat berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan oleh tiap kapal dalam melaksanakan angkutan BBM HSD dari
pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar. Untuk meningkatkan pelayanan PT. Burung Laut dalam mengoperasikan
armada tanker nya di masa-masa mendatang, diperlukan suatu kajian akademis guna mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya
angkutan BBM HSD PT. PLN Persero Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan pada tahun 2007, sekaligus mencari solusi optimal untuk mengatasinya dengan
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan faktor-faktor kendala yang ada. Untuk lebih sederhana, permasalahan diatas digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1. Gambaran Daerah Sumber, Tujuan dan Perjalanan Armada
Tanker PT. Burung Laut.
1.2. Rumusan Masalah