34 1,1 1 pada posisi baris 1, kolom 1 =1
2,1 1 pada posisi baris 2, kolom 1 =1 3,1 1 pada posisi baris 3, kolom 1 =1
1,2 1 pada posisi baris 1, kolom 2 =1 3,2 1 pada posisi baris 3, kolom 2 =1
. .
3,8 1 pada posisi baris 3, kolom 8 = 1 4,8 1 pada posisi baris 4, kolom 8 = 1
3.4.1.5 Encoding LDPC Codes
Hal yang perlu dibangkitkan sebelum proses encoding LDPC yaitu proses pembangkitan matriks H systematic dan proses sparse matriks. Pembangkitan
matrikHk,n pada proses encoding LDPC akan menghasilkan: ParityCheckMatrix: [32x64 logical]
BlockLength: 64 NumInfoBits: 32
NumParityBits: 32 EncodingAlgorithm: Matrix Inverse
Nilai NumInfoBits dihasilkan dari n-k. Proses encoding LDPC menggunakan algoritma matrix inverse, di mana pada
kondisi tersebut diperoleh nilai matrik H systematic. Nilai codeword dihasilkan dengan melakukan encode pada tiap blok code yang telah dibangkitkan dengan
hasil encode dari proses matriks sparse. Codeword yang dihasilkan dari
Universitas Sumatera Utara
35 pembangkitan 8192 bit informasi terbagi dalam 32 blok dan proses pembangkitan
matrixH32,64 yaitu diperoleh codeword dengan size 256 baris, 64 kolom 256,64. Proses akan diulang utuk jumlah sub carrier 256 yang akan dihasilkan
codeword dengan size 64,256.
3.4.1.6 Serial to Parallel
Masukan dari Serial to Parallel Converter adalah sederetan bit-bit yang akan ditransmisikan. Pengiriman data dilakukan setiap N simbol, di mana N
merupakan jumlah subcarrier. Misalnya subcarrier yang digunakan adalah 2 dan 4 N
= 2 dan 4, maka dimisalkan N simbol pertama adalah x[1],x[2],…,x[N], maka pada proses SP
converter ini simbol x[1] dikirimkan melalui subcarrier pertama, x[2] dikirimkan melalui subcarrier ke-2 dan seterusnya hingga x[N] dikirimkan melalui
subcarrier ke-N. Proses serial to parallel ditunjukkan pada Gambar 3.8[3]. C
0,1
C
0,2
... C
0,N
C
1,1
C
1,2
... C
1,N
... C
n,N
C
,1
C
1 ,1
... C
n ,1
C
,2
C
1 ,2
C
n ,2
... ...
...
C
,N
C
1 ,N
C
n ,N
Gambar 3.8
Proses Serial to Parallel
Universitas Sumatera Utara
36
3.4.1.7 Modulasi mapping
Input data informasi yang dikiriman pertama kali dimodulasikan oleh blok modulasi. Sinyal informasi tersebut akan dikodekan dan dipetakan mapping
menurut skema modulasi yang digunakan oleh sistem OFDM pada DVB-T. Pada modulasi dan demodulasi sinyal digital OFDM DVB-T, ada 3 tipe
yang digunakan yaitu QPSK, 16QAM dan 64QAM. Pada tugas akhir ini hanya menggunakan modulasi dan demodulasi QPSK saja.
QPSK merupakan modulasi yang memetakan 2 bit menjadi 1 simbol data. Gambar 3.9 adalah konstelasi sinyal modulasi QPSK. Setiap simbol diwakili oleh
2 bit data informasi.
-1 -1
1 1
11 01
10 00
Gambar 3.9 Konstelasi Sinyal QPSK
3.4.1.8 Proses IFFT Inverse Fast Fourier Transform