Kesimpulan Tinjauan Yuridis Business Judgement Rule Pada Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Tri Yuwandani Hayuningtyas : Tinjauan Yuridis Business Judgement Rule Pada Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2010. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di muka, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Business Judgement Rule merupakan suatu konsep yang ditujukan untuk melindungi keputusan yang telah diambil oleh Direksi, yang diambil dengan itikad baik, tanpa kepentingan pribadi, dan keyakinan yang dapat dipertanggungjawabkan bahwa mereka, para anggota Direksi, telah mengambil suatu keputusan yang menguntungkan Perseroan. Prinsip ini memberikan perlindungan bagi para Direksi dalam mengambil keputusan, karena mereka tidak dapat dimintai pertanggungjawaban secara hukum apabila nantinya keputusan bisnisnya merugikan perusahaan. Business Judgement Rule ini merupakan suatu konsep baru yang diperkenalkan dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dimana sebelumnya peraturan mengenai Business Judgement Rule ini belum terkonsep dan terperinci dalam UUPT lama Undang-undang No. 1 Tahun 1995. Prinsip ini sangat berguna bagi Direksi karena melindungi pergerakan atau keputusan-keputusan bisnis yang diambil oleh Direksi. Hal ini akan mengurangi kekhawatiran Direksi dalam hal keputusan yang diambilnya nantinya akan merugikan perusahaan, sepanjang ia memenuhi syarat untuk dilindungi oleh prinsip Business Judgement Rule yaitu telah mengambil keputusan dengan itikad baik, kehati-hatian, dan kepentingan pribadi. Tri Yuwandani Hayuningtyas : Tinjauan Yuridis Business Judgement Rule Pada Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2010. 2. Dewan Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat dari Dewan Komisaris dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Fungsi Dewan Komisaris dalam Perseroan sudah sangat jelas dan tentu sangat berbeda dari fungsi Direksi. Dewan Komisaris lebih menekankan pada pengawasan kinerja Direksi dalam melakukan pengurusan dan pemberian nasihat kepada Direksi. Oleh karena itu Dewan Komisaris bukanlah sebagai pengambil keputusan decision maker dan juga tidak dapat menjadi wakil Perseroan, karena hal tersebut merupakan kewenangan Direksi. Tetapi bukan berarti Dewan Komisaris tidak dilindungi oleh prinsip Business Judgement Rule. Indonesia yang menganut system dua dewan Direksi dan Dewan Komisaris dalam hal organ perusahaan, maka ketentuan mengenai Business Judgement Rule yang terkandung dalam UUPT secara mutatis mutandis juga berlaku bagi Dewan Komisaris, hanya saja Business Judgement Rule ini berlaku bagi Dewan Komisaris bukan sebagai pengambil keputusan tetapi sebagai pengawas dari kinerja Direksi dalam hal melakukan pengurusan Perseroan. Dengan adanya ketentuan tersebut, maka setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik dan bertanggung jawab dalam pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan Terbatas. Setiap anggota Dewan Komisaris juga ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan Terbatas apabila yang bersangkutan lalai dalam menjalankan Tri Yuwandani Hayuningtyas : Tinjauan Yuridis Business Judgement Rule Pada Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2010. tugasnya. Begitu pula jika terjadi pailit, apabila kepailitan yang terjadi merupakan akibat kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilakukan Direksi dan kekayaan Perseroan Terbatas tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan Terbatas akibat kelalaian tersebut, setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. 3. Berbagai konsekuensi hukum tersebut dapat dihindari dan Dewan Komisaris memperoleh kebebasan diskulpasi bila terbukti hal tersebut terjadi bukan karena kesalahan ataupun kelalaiannya, telah beritikad baik dan penuh kehati-hatian, tidak mempunyai kepentingan pribadi atas tindakan tersebut serta telah memberikan nasihat kepada Direksi agar tidak terjadi hal yang merugikan Perseroan Terbatas, termasuk kepailitan. Hal ini juga telah dipertegas dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007, yang menyebutkan bahwa anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian Perseroan Terbatas apabila dapat membuktikan: a. telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; b. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan Tri Yuwandani Hayuningtyas : Tinjauan Yuridis Business Judgement Rule Pada Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2010. c. telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Hal inilah yang merupakan inti dari Business Judgement Rule terhadap Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap pengurusan Perseroan Terbatas yang dilakukan Direksi.

B. Saran