Tanggung Jawab Dewan Komisaris atas Kepailitan

Tri Yuwandani Hayuningtyas : Tinjauan Yuridis Business Judgement Rule Pada Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2010. tidak telah salah, atau berbuat curang atau melakukan perbuatan melawan hukum atau telah mengambil tindakan pencegahan atau telah memberikan nasihat atau masukan dalam hal atau terhadap hal-hal yang dapat menerbitkan kerugian bagi Perseroan. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris ini secara perdata jika dikaitkan dengan pertanggungjawabannya secara pidana, maka ketentuan mengenai tanggung jawab Dewan Komisaris atas kesalahan atau kelalaiannya yang diatur dalam UUPT ini tidak mengurangi tuntutan pidana yang dalam undang-undang tersendiri selama unsur-unsur tindak pidananya terpenuhi.

B. Tanggung Jawab Dewan Komisaris atas Kepailitan

Perluasan tanggung jawab Dewan Komisaris dalam UUPT juga terlihat dalam hal kepailitan. Dalam hal UUPT dijelaskan bahwa jika terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan Direksi dan kekayaan Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan akibat kelalaian tersebut, setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. 97 Mengenai ketentuan tanggung renteng dalam kepailitan ini adalah sama pengaturannya dengan tanggung renteng Dewan Komisaris dalam melakukan kesalahan atau kelalaian. Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 lima tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. 98 97 Pasal 115 ayat 1 UUPT. 98 Pasal 115 ayat 2 UUPT. Tri Yuwandani Hayuningtyas : Tinjauan Yuridis Business Judgement Rule Pada Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2010. Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas kepailitan Perseroan apabila dapat membuktikan: 99 1. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; 2. telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; 3. tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan kepailitan; dan 4. telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah terjadinya kepailitan. Berbagai konsekuensi hukum di atas dapat dihindari dan Dewan Komisaris memperoleh pembebasan diskulpasi bila terbukti bahwa kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya, telah beritikad baik, tidak mempuyai kepentingan pribadi atas tindakan yang menyebabkan kepailitan serta telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah kepailitan. Namun demikian beban pembuktian berada pada pundak Dewan Komisaris, bukan oleh pihak ketiga. Oleh sebab itu dissenting opinion memegang peranan yang sangat penting, karena dapat menjadi alat bukti untuk membebaskan anggota Dewan Komisaris yang mempunyai pendapat berbeda pada saat keputusan diambil. Ancaman lebih besar, tidak hanya bagi Dewan Komisaris, tetapi juga bagi Direksi, dalam hal kepailitan juga terdapat dalam Pasal 397 dan Pasal 398 KUHP 99 Pasal 115 ayat 3 UUPT. Tri Yuwandani Hayuningtyas : Tinjauan Yuridis Business Judgement Rule Pada Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2010. dengan ancaman kurungan penjara hingga 7 tujuh tahun. Berbeda dengan perdata, dalam kasus kepailitan yang diatur dalam KUHP termasuk kategori fraud on creditors, yaitu perbuatan yang merugikan kreditor dengan cara ikut serta dan memberikan persetujuan atas tindakan Perseroan yang menyebabkan kepailitan, menunda kebangkrutan padahal kebangkrutan sudah pasti akan terjadi, dan merekayasa agunan. Tindakan yang lain yaitu lalai untuk mempertanggungjawabkan laba yang dibuat atau menggelapkan laba untuk kepentingan salah satu kreditor.

C. Prinsip Business Judgement Rule terhadap Dewan Komisaris dalam