Pengujian Koefesien Determinasi R

65 3. Variabel Book To Market Ratio X 3 Nilai t hitung variabel book to market ratio adalah 2,753 dan nilai t tabel 1,706 maka t hitung t tabel 2,753 1,706 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel book to market ratio berpengaruh positif dan signifikan 0,011 0,05 secara parsial terhadap return saham.

4.4.3 Pengujian Koefesien Determinasi R

2 Pengujian koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R² ≥ 1. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya. Tabel 4.9 Hasil Uji Koefesien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .587 a .344 .268 225,934.556 a. Predictors: Constant, Book_To_Market_Ratio, Firm_Size, Distress_Risk b. Dependent Variable: Return_Saham Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa : 1. R = 0,587 berarti hubungan antara variabel distress risk X 1 ,firm size X 2 , dan book to market ratio X 3 terhadap return saham Y sebesar 58,7. Artinya hubungannya kuat. 66 2. Nilai R Square sebesar 0,344 berarti 34,4 variabel return saham Y dapat dijelaskan oleh variabel distress risk X 1 , firm size X 2 , dan book to market ratio X 3 . Sedangkan sisanya 64,6 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Standard Error of Estimated Standar Deviasi artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 225,934.556. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik. 4.5 Pembahasan 4.5.1 Pengaruh Distress Risk Terhadap Return Saham Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel distress riskmemiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung 2,316 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,706 dengan tingkat signifikansi 0,029, dan nilai koefisien regresi yang bernilai 0,054. Distress risk merupakan risiko kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi atau usahanya Altman,1968. Dalam dunia bisnis, kegagalan dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor ekonomi dan faktor financial. Dalam hal ini, faktor ekonomi berupa lemahnya industri serta lokasi dan lingkungan yang tidak mendukung. Kegagalan ekonomi berarti bahwa perusahaan kehilangan pendapatan sehingga tidak dapat menutup biaya-biaya perusahaan, ini berarti tingkat laba perusahaan lebih kecil daripada biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Sedangkan faktor financial dapat berupa utang yang terlalu banyak serta penggunaan modal yang tidak efisien. 67 Kegagalan keuangan bisa juga diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu insolvensi teknis dan insolvensi dalam pengertian kebangkrutan. Insolvensi teknis adalah perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban saat jatuh tempo. Faktor financial inilah yang kemudian dapat menimbulkan risiko financial distress pada perusahaan. Financial distress merupakan kondisi di mana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-kewajiban kepada debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat dicapai. Kondisi financial distress pada suatu perusahaan mengindikasikan adanya risiko kebangkrutan distress risk pada perusahaan tersebut.

4.5.2 Pengaruh Firm Size Terhadap Return Saham

Dokumen yang terkait

Pengaruh ukuran perusahaan, book to market, beta, earning dan financial distress terhadap subsequent return saham : pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode tahun 2009 – 2013

1 24 206

PENGARUH RETURN MARKET, SIZE, DAN BOOK TO MARKET RATIO TERHADAP KINERJA SAHAM OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2011

0 8 87

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

0 0 10

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

0 0 2

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

0 0 13

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

0 0 14

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

0 0 2

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

0 0 5

ANALISIS PENGARUH DISTRESS RISK, BETA, FIRM SIZE DAN BOOK TO MARKET RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2010 - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 10

ANALISIS PENGARUH DISTRESS RISK, BETA, FIRM SIZE DAN BOOK TO MARKET RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2010 - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 18