27
3.5.8.4 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel
Dalam penelitian biasanya menggunakan dua sampel atau lebih sebagai objek penelitiannya. Sampel-sampel tersebut dibandingkan untuk melihat ada atau tidaknya
perbedaan setelah sampel-sampel tersebut diberi perlakuan berbeda. Oleh karena itu dilakukan uji perbedaan nilai rata-rata antar sampel.
Menurut Sudjana 2002, prinsip pengujian beda nilai rata-rata adalah melihat ada atau tidaknya perbedaan variasi kedua kelompok data dengan menggunakan
rumus:
�
�
= �
1 2
�
2 1
Keterangan: F
o
= beda nilai yang dihitung �
2
= standar deviasi sampel 1 mg100 g �
2
= standar deviasi sampel 2 mg100 g Apabila dari hasilnya diperoleh F
o
tidak melewati nilai kritis F, maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus:
t
�
= X
�
1
− X�
2
Sp �1 n
1
+ 1 n
2
⁄ ⁄
S
�
= �
n
1
− 1S
1 2
+ n
2
− 1S
2 2
n
1
+ n
2
− 2 Keterangan:
��
1
= kadar rata-rata sampel 1 ��
2
= kadar rata-rata sampel 2 Sp = simpangan baku
�
1
= jumlah perlakuan sampel 1 �
2
= jumlah perlakuan sampel 2 Jika Fo melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus:
t
�
= X
�
1
− X�
2
Sp X �
S
1 2
n
1
� + S
2 2
n
2
�
28 Keterangan:
��
1
= kadar rata-rata sampel 1 ��
2
= kadar rata-rata sampel 2 S
1
= standar deviasi sampel 1 S
2
= standar deviasi sampel 2 �
1
= jumlah perlakuan sampel 1 �
2
= jumlah perlakuan sampel 2 Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila
t
�
yang diperoleh melewati nilai kritis t dan juga sebaliknya.
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh bagian Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
tumbuhan yang digunakan adalah daun kari dengan jenis Murraya koenigii L. Spreng dari suku Rutaceae. Data hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada
Lampiran 1, halaman 42.
4.2 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis
pendahuluan untuk mengidentifikasi mineral kalsium, kalium dan natrium. Data hasil analisis kualitatif
dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan pada Lampiran 4, halaman 46.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kualitatif pada Daun Kari
No. Mineral
Pereaksi Hasil Reaksi
Hasil
1. Kalsium
Uji Nyala Nyala Merah Bata
+ H
2
SO
4
1N + Etanol 96 ↓ Putih
+ Kristal Bentuk Jarum
+
2. Kalium
Uji Nyala Nyala Ungu
+ Asam Pikrat 1 bv
↓ Kuning +
Kristal Jarum Kasar +
3. Natrium
Uji Nyala Nyala Kuning Keemasan
+ Asam Pikrat 1 bv
Kristal Jarum Halus +
Keterangan : + = mengandung mineral
30 Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sampel daun kari mengandung mineral
kalsium, kalium dan natrium. Sampel dinyatakan positif mengandung mineral kalsium karena menghasilkan endapan putih dengan penambahan asam sulfat 1 N
dan etanol 96, kemudian diamati secara mikroskopis berupa kristal bentuk jarum serta memberikan nyala warna merah bata setelah dilakukan uji nyala dengan
menggunakan kawat NiCr. Sampel dinyatakan positif mengandung mineral kalium karena menghasilkan endapan kuning dengan penambahan asam pikrat 1 bv,
kemudian diamati secara mikroskopis berupa kristal bentuk jarum kasar serta memberikan nyala warna ungu setelah dilakukan uji nyala dengan menggunakan
kawat NiCr. Sampel dinyatakan positif mengandung mineral natrium karena dengan penambahan asam pikrat 1 bv dan diamati secara mikroskopis berupa kristal
bentuk jarum halus serta memberikan nyala warna kuning keemasan setelah dilakukan uji nyala dengan menggunakan kawat NiCr Vogel, 1990.
4.3 Analisis Kuantitatif 4.3.1 Kurva Kalibrasi Kalsium, Kalium dan Natrium
Kurva kalibrasi kalsium, kalium dan natrium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan baku kalsium; kalium dan natrium pada panjang gelombang
422,7 nm; 766,5 nm dan 589,0 nm. Dari pengukuran kurva kalibrasi masing-masing diperoleh persamaan regresi diantaranya adalah Y= 0,038547 X + 0,004881 pada
kalsium; Y= 0,04501 X - 0,01113 pada kalium dan Y= 0,140129 X – 0,000886 pada natrium. Kurva kalibrasi larutan baku kalsium, kalium dan natrium dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
31 a.
b.
c.
Gambar 4.1
Kurva Kalibrasi Secara Spektrofotometri Serapan Atom a.
Kalsium b.
Kalium c.
Natrium
32 Berdasarkan kurva kalibrasi pada Gambar 4.1, maka diperoleh hubungan yang
linear antara absorbansi y dengan konsentrasi x. Dimana nilai koefisien korelasi r masing-masing dari kurva kalibrasi yaitu kalsium sebesar 0,9996; kalium sebesar
0,9992 dan natrium sebesar 0,9998. Semua kurva kalibrasi logam nilai r ≥ 0,997
menunjukkan adanya kolerasi linear antara absorbansi dengan konsentrasi Ermer dan McB. Miller, 2005.
4.3.2 Penetapan Kadar Mineral Kalsium, Kalium dan Natrium pada Sampel