68
luas, secara serentak dan dengan kecepatan tinggi. TV sebagai salah satu media komunikasi mempunyai potensi yang cukup besar untuk menghasilkan efek. Hal ini
dimungkinkan oleh sifatnya yang audio visual. Penyampaian pesan yang disertai gambar - gambar dapat bergerak mempunyai daya tarik yang kuat dan dapat
memberikan kesan yang mendalam, sehingga memungkinkan memberikan efek yang cukup besar. Efek dapat berupa bertambahnya pengetahuan, sikap, persepsi dan
bahkan sampai mengubah perilaku.
5.2.. Pengetahuan Pedagang Jajanan Makanan dan Minuman di Pusat Jajanan Pajak USU Padang bulan Medan
Menurut Notoadmodjo 2003 pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman dan informasi. Pengetahuan
seseorang akan mempengaruhi sikap dan tindakannya. Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu unsur yang diperlukan
seseorang individu agar ia berbuat sesuatu, adapun salah satu unsurnya adalah keyakinan dan kebenaran dari apa yang akan dilakukannya.
Salah satu faktor yang menentukan perilaku seseorang adalah pengetahuan, Glauz,dkk 1990 menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam tindakan seseorang. Pengetahuan para pedagang tentang bahan tambahan pangan yang berbahaya
dilatar belakangi oleh beberapa faktor antara lain yaitu tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan para pedagang bervariasi mulai dari tidak bersekolah sampai dengan
sekolah menengah atas. Dengan beragamnya tingkat pendidikan yang dimiliki,
Universitas Sumatera Utara
69
menimbulkan pemahaman yang berbeda pada setiap individu. Dengan kondisi tingkat pendidikan tersebut seharusnya dapat mempermudah pedagang untuk menerima
informasi tentang bahan tambahan pangan. Selain itu wilayah yang terletak di perkotaan akan mempermudah akses untuk mendapatkan informasi tentang bahan
tambahan makanan. Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang luas Notoadmojdo, 2003
Adanya pengetahuan yang baik merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang terhadap makanan, selain itu pengetahuan
mempunyai peranan penting untuk dapat membuat hidup sejahtera dan berkualitas. Semakin banyak pengetahuan gizi atau makanan semakin diperhitungkan jenis dan
kualitas makanan yang akan dipilih dan dikonsumsi sediatomo, 2000 Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima didefisinikan sebagai
makanan dan minuman yang dipersiapkan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau
dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Berdasarkan penelitian, pengetahuan pedagang tentang penggunaan bahan
tambahan pangan BTP terhadap jajanan makanan dan minuman dapat dilihat dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden sebagian besar berada
pada kategori sedang yaitu sebanyak 38 orang 47,5 dan yang pada kategori baik yaitu sebanyak 13 orang 16,3. Hal ini menunjukkan bahwa dari semua pedagang
hanya 13 orang 16,3 pedagang yang pengetahuannya baik tentang apa itu bahan tambahan pangan, jenis-jenis bahan tambahan pangan dan bahaya bahan tambahan
pangan bagi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
70
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan salah satu seorang pedagang menunjukkan bahwa ia mengetahui bahwa ia menggunakan bahan
tambahan pangan yang dilarang untuk digunakan. Akan tetapi ia tetap saja menggunakan bahan tambahan pangan. Pedagang adalah seorang yang memiliki
pendidikan tinggi SMA dan tahu mengenai beberapa bahan tambahan pangan yang tidak boleh digunakan untuk makanan.
Hal ini disebabkan masih kurangnya sosialisasi dari pemerintah, Dinas kesehatan dan Balai POM dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
para pedagang yang menyebabkan para pedagang menggunakan bahan tambahan pangan pada makanan atau minuman karena harganya relatif murah dan memberikan
tampilan fisik yang memikat. Menurut Budharja, Wakil kepala Dinas Jawa Tengah, para penjual jajanan
tidak memperhatikan bahan tambahan pangan yang digunakan. Mereka berorientasi keuntungan dengan memberi produk makanan dan minuman dengan segala jenis
bahan tambahan pangan agar kelihatan mencolok dan dapat menarik minat pembeli. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Balai POM Semarang yang
membuktikan bahwa dari 89 sampel jajanan yang diambil, 85 diantaranya tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung pewarna tekstil,boraks, pemanis
buatan dan penyedap rasa secara berlebihan. Menurut hasil penelitian Maskar 2004, hasil wawancara dengan pedagang
kaki lima di Jakarta timur menunjukkan bahwa pedagang kaki lima tahu bahwa bahan
Universitas Sumatera Utara
71
tambahan pangan yang mereka gunakan pada makanan dan minuman berbahaya dan illegal, namun karena harganya yang murah serta dapat memberikan penampilan yang
menarik dan mudah didapat yang membuat para pedagang selalu menggunakan bahan tambahan pangan tersebut..
Adapun media sosialisasi yang memengaruhi pengetahuan responden adalah media sosialisasi temankelompok sebaya, media elektronik dan media media cetak
seperti yang telah ditampilkan dalam tabel 4.6 yang merupakan hasil uji penelitian. Dari hasil sumber informasi yang didapat, sebanyak 37 atau 46,3
responden yang mengetahui informasi tersebut dari televisi. Hasil penelitian Sitorus 2008 juga menentukan bahwa sumber informasi pada masyarakat daerah
Wirobrajan tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan pada umumnya berasal dari televisi. Siaran TV pada umumnya
bersifat informatif, edukatif dan hiburan. Dengan TV masyarakat dapat mengetahui perkembangan informasi di seluruh penjuru dunia. Berdasarkan hasil penelitian juga
diketahui bahwa selain TV, sumber informasi yang tidak kalah penting adalah media massa seperti surat kabar, majalah dan buku. Hal tersebut didukung dengan
pernyataan pedagang bahwa mereka pernah mendengar informasi tentang makanan yang mengandung bahan tambahan pangan yang berbahaya tidak hanya dari televisi
tetapi juga dari majalah dan teman.
Universitas Sumatera Utara
72
Namun meskipun sudah banyak sumber informasi dari berbagai media yang diperoleh tetap saja masih banyak responden yang memiliki pengetahuan dalam
kategori kurang. Hal ini dapat disebabkan karena informasi yang diperoleh tidak sepenuhnya diserap atau dimengerti oleh ressponden.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, faktor pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang positif dan negatif akan mempengaruhi sikap dan tindakan yang positif dan negatif pula.
5.3. Sikap Pedagang Jajanan Makanan dan Minuman di Pusat Jajanan Pajak USU Padang bulan Medan.